Ngasiman Djoyonegoro Luncurkan Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah RMA
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat intelijen, Ngasiman Djoyonegoro melakukan soft launching buku berjudul Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah Revolution in Military Affairs (RMA), Selasa (22/3/2022). Buku ini hadir sebagai bentuk respons penulis dalam melihat perkembangan teknologi informasi dan lingkungan strategis yang sangat cepat perubahannya.
Dalam paparannya, Ngasiman Djoyonegoro menjelaskan, salah satu konsep penting sabuk pertahanan negara kepulauan adalah dengan melakukan pengawasan secara dini dengan kekuatan matra laut dan udara. Pengawasan dini ini untuk mencegah musuh/lawan memasuki wilayah laut, udara, dan darat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kerangka
"TNI dituntut untuk terus bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Modernisasi alutsista, peningkatan efektivitas pengorganisasian, sistem pendukung yang interoperability dan kebijakan yang adaptif tidak bisa ditawar lagi," kata Simon, panggilan akrab Ngasiman Djoyonegoro dalam soft launching di Kantor deCenter Jakarta, Selasa (22/3/2022).
Menurutnya, kehadiran buku ini sebagai bentuk respons dirinya sebagai pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan dalam melihat perkembangan teknologi informasi dan lingkungan strategis hari-hari ini yang sangat cepat perubahannya. Kerangka Revolution in Military Affairs (RMA) dalam pengembangan militer saat ini paling relevan digunakan untuk mengadaptasi situasi yang terus berkembang.
Soft launching Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah Revolution in Military Affairs (RMA) merupakan hasil kerja sama Lembaga Kajian Nawacita (LKN), deCenter, dan Gerakan Indonesia Optimis (GIO), dan PT Inti Kreasindo Nusantara (IKN). Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Umum LKN, Syamsul Hadi.
Menteri Pertahanan RI 2009-2014, Purnomo Yusgiantoro mengapresiasi peluncuran Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah Revolution in Military Affairs (RMA). Buku ini bisa menjadi referensi siapa saja yang menekuni atau mempelajari dunia militer dan pertahanan.
Baca juga: Saat Terjadi Perang, Ini 2 Kapal Patroli Cepat TNI AL yang Siap Dipersenjatai Rudal
Menurut Purnomo, yang menarik dari pembahasan buku ini bukan masalah pertahanan tapi tentang Revolution in Military Affairs (RMA). "Revolusi adalah perubahan secara cepat atau radikal. Nmun RMA dapat diartikan perubahan mendasar untuk membuat suatu fondasi bagi pengembangan dan peningkatan kemampuan militer sebuah negara. Buku ini bisa menjadi acuan bersama," katanya.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono yang diwakili oleh Laksamana Muda Cokky Hutabarat menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan akan sangat besar sehingga diperlukan sistem pertahanan negara yang kuat dan profesional mencakup pertahanan laut, udara, dan darat. Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan ini secara jeli melihat Indonesia yang merupakan negara kepulauan untuk membangun pertahanannya dalam seluruh aspek.
"Sebagai Kepala Staf saya mengapresiasi buku ini dan mendorong dilahirkannya ide-ide segar dalam perumusan pertahanan negara," kata Laksamana Yudo.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Dave Laksono menyambut baik terbitnya buku karya Ngasiman Djoyonegoro. Buku ini bisa menjadi acuan dan referensi semua pihak yang berkepentingan dalam dunia pertahanan, baik DPR, pemerintah, TNI atau pun masyarakat.
"Komisi I yang membidangi masalah pertahanan dan keamanan sering mengadakan rapat dengan pemerintah. Buku ini bisa menjadi cara pandang baru untuk meningkatkan pertahanan di negara kita, baik pertahanan laut, udara, dan darat dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Karena ini berhubungan dengan anggaran pertahanan dan keamanan," katanya.
Selain dihadiri sejumlah tokoh nasional, buku ini juga mendapatkan apresiasi dan kata pengantar dari Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, endorsement dari KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, dan athor Subroto Direktur SKSG UI.
Dalam paparannya, Ngasiman Djoyonegoro menjelaskan, salah satu konsep penting sabuk pertahanan negara kepulauan adalah dengan melakukan pengawasan secara dini dengan kekuatan matra laut dan udara. Pengawasan dini ini untuk mencegah musuh/lawan memasuki wilayah laut, udara, dan darat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kerangka
"TNI dituntut untuk terus bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Modernisasi alutsista, peningkatan efektivitas pengorganisasian, sistem pendukung yang interoperability dan kebijakan yang adaptif tidak bisa ditawar lagi," kata Simon, panggilan akrab Ngasiman Djoyonegoro dalam soft launching di Kantor deCenter Jakarta, Selasa (22/3/2022).
Menurutnya, kehadiran buku ini sebagai bentuk respons dirinya sebagai pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan dalam melihat perkembangan teknologi informasi dan lingkungan strategis hari-hari ini yang sangat cepat perubahannya. Kerangka Revolution in Military Affairs (RMA) dalam pengembangan militer saat ini paling relevan digunakan untuk mengadaptasi situasi yang terus berkembang.
Soft launching Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah Revolution in Military Affairs (RMA) merupakan hasil kerja sama Lembaga Kajian Nawacita (LKN), deCenter, dan Gerakan Indonesia Optimis (GIO), dan PT Inti Kreasindo Nusantara (IKN). Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Umum LKN, Syamsul Hadi.
Menteri Pertahanan RI 2009-2014, Purnomo Yusgiantoro mengapresiasi peluncuran Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah Revolution in Military Affairs (RMA). Buku ini bisa menjadi referensi siapa saja yang menekuni atau mempelajari dunia militer dan pertahanan.
Baca juga: Saat Terjadi Perang, Ini 2 Kapal Patroli Cepat TNI AL yang Siap Dipersenjatai Rudal
Menurut Purnomo, yang menarik dari pembahasan buku ini bukan masalah pertahanan tapi tentang Revolution in Military Affairs (RMA). "Revolusi adalah perubahan secara cepat atau radikal. Nmun RMA dapat diartikan perubahan mendasar untuk membuat suatu fondasi bagi pengembangan dan peningkatan kemampuan militer sebuah negara. Buku ini bisa menjadi acuan bersama," katanya.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono yang diwakili oleh Laksamana Muda Cokky Hutabarat menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan akan sangat besar sehingga diperlukan sistem pertahanan negara yang kuat dan profesional mencakup pertahanan laut, udara, dan darat. Buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan ini secara jeli melihat Indonesia yang merupakan negara kepulauan untuk membangun pertahanannya dalam seluruh aspek.
"Sebagai Kepala Staf saya mengapresiasi buku ini dan mendorong dilahirkannya ide-ide segar dalam perumusan pertahanan negara," kata Laksamana Yudo.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Dave Laksono menyambut baik terbitnya buku karya Ngasiman Djoyonegoro. Buku ini bisa menjadi acuan dan referensi semua pihak yang berkepentingan dalam dunia pertahanan, baik DPR, pemerintah, TNI atau pun masyarakat.
"Komisi I yang membidangi masalah pertahanan dan keamanan sering mengadakan rapat dengan pemerintah. Buku ini bisa menjadi cara pandang baru untuk meningkatkan pertahanan di negara kita, baik pertahanan laut, udara, dan darat dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Karena ini berhubungan dengan anggaran pertahanan dan keamanan," katanya.
Selain dihadiri sejumlah tokoh nasional, buku ini juga mendapatkan apresiasi dan kata pengantar dari Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, endorsement dari KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, dan athor Subroto Direktur SKSG UI.
(abd)