Legislator: Warga Bersyukur Ada IPU, Momentum Pemulihan Pariwisata
loading...

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana. Foto/ist
A
A
A
JAKARTA - Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union ( IPU ) Assembly and Related Meetings di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali akan berlangsung pada 20-24 Maret 2022. Isu perubahan iklim dan pandemi Covid-19 akan dibahas dalam forum parlemen internasional itu.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan mayoritas warga Bali bersyukur dengan digelarnya IPU ke-144 itu. “Kita di parlemen ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dan ini tentu peran parlemen yang begitu luar biasa, saya juga banyak mendengar masyarakat di Bali masyarakat Indonesia mengatakan bersyukur tentang adanya event ini,” kata Putu dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk Misi DPR RI dalam Inter Parliamentary Union ke-144 Bali di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Politikus Partai Demokrat ini menjelaskan, warga Bali yakin bahwa gelaran ini adalah awal dari pada pemulihan ekonomi nasional dan destinasi-destinasi pariwisata di Bali yang selama dua tahun terakhir ini sangat terpuruk. “Bali mungkin teman-teman sudah pernah hadir melihat langsung, itu banyak tempat seperti daerah destinasi atau kota yang mati, karena memang tidak ada turisnya sama sekali dari 16,7 juta turis wisatawan mancanegara yang kembali di tahun 2019, tiba-tiba semuanya tidak ada,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Putu berharap bahwa sidang yang akan dihadiri 115 perwakilan negara ini akan mengawali pembukaan kepariwisataan nasional pada umumnya dan secara khusus untuk Bali. “Ini momentum yang tepat, karena setiap anggota parlemen (speaker parliament), mereka punya konstituen,” ujarnya.
Dia yakin para delegasi punya media sosial yang sangat aktif. “Pada saat mereka akan berkunjung ke Indonesia atau ke Bali, mungkin setelah event tanggal 25 Mei terbang juga ke Jogja atau ke NTB atau NTT. Mudah-mudahan mereka melihat destinasi lainnya dan pada akhirnya mereka juga akan menggaungkan, mempromosikan destinasi-destinasi wisata. Ini potensi atau kesempatan yang kita harus rebut,” kata Putu.
Legislator Dapil Bali ini ingin meyakinkan semua pihak bahwa sidang IPU ke-144 di Bali adalah kerja bersama. Bahkan, ia menyebutnya sebagai kerja parlemen yang membanggakan
“Bahwa ada satu solusi yang terbaik kita bersama bahu-membahu mencari solusi yang pada intinya, pada akhirnya kembali dapat memulihkan ekonomi dan pada ujungnya adalah pemulihan kepariwisataan nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR lainnya Achmad Hafidz Tohir menguraikan, ada 4 agenda yang dibahas nanti. Pertama, soal climate change. Kedua, bagaimana negara-negara bisa meningkatkan kapasitasnya untuk beradaptasi terhadap efek perubahan iklim ini.
Ketiga, untuk menjaga alur pendanaan agar sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang mendukung penurunan emisi karbon. Keempat, mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan dan solidaritas global.
Namun, kata politikus PAN ini, tentu saja selain 4 isu tersebut tentu saja akan terus berkembang, termasuk dengan hak asasi manusia, keamanan dunia dan berbagai isu lainnya. Karena dalam debat terbuka nanti, semua perwakilan negara bisa menyampaikan berbagai isu termasuk isu-isu sensitif.
“Kemudian kami akan menentukan isu mana yang akan menjadi isu utama untuk dibahas bersama dan itu akan menjadi rekomendasi di akhir masa persidangan,” kata anggota Komisi XI DPR ini dalam kesempatan sama.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan mayoritas warga Bali bersyukur dengan digelarnya IPU ke-144 itu. “Kita di parlemen ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dan ini tentu peran parlemen yang begitu luar biasa, saya juga banyak mendengar masyarakat di Bali masyarakat Indonesia mengatakan bersyukur tentang adanya event ini,” kata Putu dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk Misi DPR RI dalam Inter Parliamentary Union ke-144 Bali di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Politikus Partai Demokrat ini menjelaskan, warga Bali yakin bahwa gelaran ini adalah awal dari pada pemulihan ekonomi nasional dan destinasi-destinasi pariwisata di Bali yang selama dua tahun terakhir ini sangat terpuruk. “Bali mungkin teman-teman sudah pernah hadir melihat langsung, itu banyak tempat seperti daerah destinasi atau kota yang mati, karena memang tidak ada turisnya sama sekali dari 16,7 juta turis wisatawan mancanegara yang kembali di tahun 2019, tiba-tiba semuanya tidak ada,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Putu berharap bahwa sidang yang akan dihadiri 115 perwakilan negara ini akan mengawali pembukaan kepariwisataan nasional pada umumnya dan secara khusus untuk Bali. “Ini momentum yang tepat, karena setiap anggota parlemen (speaker parliament), mereka punya konstituen,” ujarnya.
Dia yakin para delegasi punya media sosial yang sangat aktif. “Pada saat mereka akan berkunjung ke Indonesia atau ke Bali, mungkin setelah event tanggal 25 Mei terbang juga ke Jogja atau ke NTB atau NTT. Mudah-mudahan mereka melihat destinasi lainnya dan pada akhirnya mereka juga akan menggaungkan, mempromosikan destinasi-destinasi wisata. Ini potensi atau kesempatan yang kita harus rebut,” kata Putu.
Legislator Dapil Bali ini ingin meyakinkan semua pihak bahwa sidang IPU ke-144 di Bali adalah kerja bersama. Bahkan, ia menyebutnya sebagai kerja parlemen yang membanggakan
“Bahwa ada satu solusi yang terbaik kita bersama bahu-membahu mencari solusi yang pada intinya, pada akhirnya kembali dapat memulihkan ekonomi dan pada ujungnya adalah pemulihan kepariwisataan nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR lainnya Achmad Hafidz Tohir menguraikan, ada 4 agenda yang dibahas nanti. Pertama, soal climate change. Kedua, bagaimana negara-negara bisa meningkatkan kapasitasnya untuk beradaptasi terhadap efek perubahan iklim ini.
Ketiga, untuk menjaga alur pendanaan agar sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang mendukung penurunan emisi karbon. Keempat, mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan dan solidaritas global.
Namun, kata politikus PAN ini, tentu saja selain 4 isu tersebut tentu saja akan terus berkembang, termasuk dengan hak asasi manusia, keamanan dunia dan berbagai isu lainnya. Karena dalam debat terbuka nanti, semua perwakilan negara bisa menyampaikan berbagai isu termasuk isu-isu sensitif.
“Kemudian kami akan menentukan isu mana yang akan menjadi isu utama untuk dibahas bersama dan itu akan menjadi rekomendasi di akhir masa persidangan,” kata anggota Komisi XI DPR ini dalam kesempatan sama.
Lihat Juga :
(rca)