BMKG: Sumber Gempa Hari Ini Berdekatan dengan Gempa M7,3 pada 2009
loading...

BMKG menyatakan bahwa gempa hari ini di Sukabumi, Jawa Barat pukul 10.00 WIB hari ini berdekatan dengan sumber gempa M7,3 pada 2009 lalu. FOTO/DOK.SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), Daryono mengungkapkan gempa magnitudo M5,5 (update M5,3) di Sukabumi, Jawa Barat pukul 10.00 WIB hari ini berdekatan dengan sumber gempa M7,3 pada 2009 lalu.
"Episenter gempa Jabar M5,2 tadi berdekatan dengan sumber Gempa Jabar Mag.7,3 pada 2 September 2009 yang menyebabkan 81 orang meninggal dunia," kata Daryono dikutip dari laman media sosial resminya, Rabu (16/3/2022).
Daryono mengatakan bahwa gempa Sukabumi yang dirasakan hingga Jakarta pagi ini dipicu oleh deformasi intraslab lempeng Indo-Australia. "Gempa Selatan Jabar M5,3 menurut saya dipicu deformasi intraslab Indo-Australia, tampaknya pada downdip megathrust," katanya.
Hingga pukul 10.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock) pasca gempa M5,3 di selatan Jawa Barat. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa Gempa Selatan Jabar M5,3 ini tidak berpotensi tsunami, karena hiposenternya yang relatif dalam dengan magnitudo yang belum memenuhi ambang batas gempa pemicu tsunami," kata Daryono.
"Episenter gempa Jabar M5,2 tadi berdekatan dengan sumber Gempa Jabar Mag.7,3 pada 2 September 2009 yang menyebabkan 81 orang meninggal dunia," kata Daryono dikutip dari laman media sosial resminya, Rabu (16/3/2022).
Daryono mengatakan bahwa gempa Sukabumi yang dirasakan hingga Jakarta pagi ini dipicu oleh deformasi intraslab lempeng Indo-Australia. "Gempa Selatan Jabar M5,3 menurut saya dipicu deformasi intraslab Indo-Australia, tampaknya pada downdip megathrust," katanya.
Hingga pukul 10.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock) pasca gempa M5,3 di selatan Jawa Barat. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa Gempa Selatan Jabar M5,3 ini tidak berpotensi tsunami, karena hiposenternya yang relatif dalam dengan magnitudo yang belum memenuhi ambang batas gempa pemicu tsunami," kata Daryono.
Lihat Juga :