Sekjen PDIP: Mahasiswa Indonesia Harus Wujudkan Pancasila The Ultimate World Ideology

Senin, 14 Maret 2022 - 14:13 WIB
loading...
Sekjen PDIP: Mahasiswa...
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan kuliah umum bertema Indonesia dalam Geopolitik Global di aula kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (14/3/2022). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) Hasto Kristiyanto meminta kepada mahasiswa berani berimajinasi dan memupuk spirit kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia. Seperti yang pernah ditunjukkan oleh para founding fathers Indonesia: Soekarno, Mohammad Hatta, dan tokoh nasional lainnya.

"Mahasiswa jangan pernah takut berimajinasi. Semasa masih muda, bangunlah imajinasi dan spirit itu," kata Hasto saat mengisi Kuliah Umum bertema Indonesia Dalam Geopolitik Global di aula kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (14/3/2022).

Hasto yang juga Mahasiswa Program Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) itu menjelaskan panjang soal soal Pemikiran Geopolitik Soekarno. Menurutnya, pemikiran geopolitik Soekarno bertumpu pada sejumlah prinsip. Pertama, doktrin geopolitik Indonesia sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaaan dan perikeadilan.



Kedua, pemikiran kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia: yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme. Ketiga, menekankan pada supremasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemanusiaan, pembebasan (kemerdekaan), keadilan dan perdamaian dunia. Keempat, geopolitik Indonesia bukan untuk memperluas wilayah, melainkan basis persatuan Indonesia untuk tatanan dunia baru berdasarkan Pancasila.

Apakah prinsip ini masih relevan?"Geopolitik itu tak pernah berubah. Yang berubah hanya bentuk penguasaan sumber dayanya. Kalau dulu misalnya perebutan komoditas dan sumber daya energi. Sekarang kolonialisme bisa berbentuk kolonialisme data," kata Hasto.

Kini dunia dihadapkan pada perkembangan geopolitik baru. Ada persoalan Rusia dan Ukraina, kondisi di Timur Tengah, hingga dinamika di Laut China Selatan. Maka para mahasiswa Indonesia saat ini perlu mendalami sejarah dan pengalaman sebenarnya yang sudah dilakukan di era Soekarno. Bagaimana para pendiri bangsa Indonesia sudah pernah menunjukkan ke dunia, bahwa Pancasila adalah the ultimate world ideology.

Baca juga: Buku Pembinaan Ideologi Pancasila: Referensi Aktualisasikan Nilai Pancasila

"Pancasila adalah suatu konstruksi tata dunia baru pascaperang dunia II yang dipelopori oleh Indonesia. Ini yang harus diimpikan mahasiswa Indonesia, 25 tahun ke depan seperti apa. Kalau Anda ingin jadi pemimpin masa depan Indonesia, lakukan apa yang dilakukan pendiri bangsa itu. Anda harus memahami national view, regional view, dan international view," kata Hasto.

"Kampus saatnya menjadi pusat kemajuan, pusat penguasaan ilmu dasar, kebudayaan, pemahaman bahwa kita adalah a great nation," kata Hasto.

Kuliah umum ini dihadiri ratusan mahasiswa, Rektor USU Muryanto Amin beserta jajarannya, Anggota DPR dari Fraksi PDIP Sofyan Tan dan Deddy Yevri Sitorus. Kemudian Wali Kota Medan Bobby Nasution, Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya, Wakil Bupati Humbahas Oloan Nababan, Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, dan Bupati Batubara Zahir. Juga hadir Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Sekretaris DPD PDIP Sutarto, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting. Tampak hadir juga tokoh muda Kota Siantar yang merupakan pendiri Bane Gas Komuniti (Bagak) Bane Raja Manalu.

Rektor USU Muryanto Amin mengatakan, kuliah umum yang disampaikan Hasto mengenai geopolitik Bung Karno membuka arti pentingnya pemahaman ilmu tersebut bagi para mahasiswa Indonesia. Seorang Soekarno yang aslinya berlatar belakang ilmu arsitek, tapi justru mendalami ilmu geopolitik hingga menjadi Bapak Proklamator bangsa.

"Kita akhirnya memahami bahwa ternyata geopolitik mempengaruhi apapun yang kita dalami di ilmu-ilmu lainnya. Substansi geopolitik memang substansinya di ilmu sosial. Namun ada keterkaitan semua disiplin ilmu ketika hendak diwujudkan dalam kebijakan," kata Muryanto.

Pihaknya berencana menggelorakan kembali agar ilmu geopolitik masuk menjadi mata kuliah wajib di semua program studi. Hal ini penting untuk semakin memperkuat keindonesiaan dengan keberagaman.

"Generasi ke depan harus memahami keberagaman dan geopolitik Indonesia, sehingga kita tak mudah diceraiberaikan oleh pihak yang luar yang berusaha memanas-manasi. Anak muda Indonesia saat ini yang akan jadi pemimpin di masa depan harus memahami pentingnya geopolitik Indonesia, sehingga ketika saatnya memimpin nanti, bisa menjaga Indonesia yang beragam," kata Muryanto.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0748 seconds (0.1#10.140)