6 Wapres Era Soeharto: Sri Sultan HB IX hingga Habibie

Sabtu, 12 Maret 2022 - 06:46 WIB
loading...
6 Wapres Era Soeharto:...
6 Wapres Era Soeharto: Sri Sultan Hamengku Buwono IX hingga BJ Habibie. Foto-Foto/www.wapresri.go.id
A A A
JAKARTA - Selama hampir 32 tahun menjadi Presiden RI, Soeharto tercatat didampingi oleh 6 wapres . Para wakil presiden (wapres) tersebut memiliki latar belakang berbeda, seperti dari tentara dan teknokrat.

Diketahui, Soeharto merupakan presiden kedua Indonesia yang menjabat sejak 1967-1998. Selama itu pula, Soeharto yang lahir pada 8 Juni 1921, didampingi enam tokoh yang menjabat wapres.

Soeharto baru memiliki wapres pada 1973. Sebelumnya, sejak diangkat menjadi presiden secara penuh oleh MPRS pada 1968, Soeharto tak memiliki wapres.



Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi orang pertama yang menjadi wapres di era Soeharto yakni pada Maret 1973. Sementara, BJ Habibie merupakan wapres terakhir di era Soeharto.

Berikut SINDOnews tampilkan profil singkat keenam wapres di era Soeharto tersebut:

1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Lahir di Yogyakarta dengan nama G.R.M. Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengku Buwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah.

Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Hamengku Buwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada 18 Maret 1940. Jauh sebelum menjadi wapres, Sri Sultan menduduki posisi penting di pemerintahan, antara lain Menteri Negara di Kabinet Sjahrir, Kabinet Amir Syarifuddin, dan Kabinet Hatta I. Selain itu, Sri Sultan HB IX juga pernah menjabat Menteri Pertahanan, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, dan Menko Ekuin.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat pada 2 Oktober 1988 di Amerika Serikat.

2. Adam Malik
Pria kelahiran Pematang Siantar, 22 Juli 1917 ini menjadi wapres pada 1978-1983. Dia menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang tidak bersedia dicalonkan lagi.

Sebelum menjadi orang nomor 2 di Republik ini, Adam Malik menjabat beberapa posisi penting seperti Dubes di Uni Soviet dan Polandia (1959), Wakil Perdana Menteri II/Menteri Luar Negeri (1966-1977), dan Ketua MPR/DPR (1977-1978).

Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

3. Umar Wirahadikusumah
Umar Wirahadikusumah lahir di Situraja, Sumedang, Jawa Barat, 10 Oktober 1924. Jauh sebelum menjadi wapres RI pada 1983-1988, Umar yang berlatar belakang tentara pernah menjadi Panglima Kostrad.

Dikutip dari kostrad.mil.id, Umar Wirahadikusumah menjadi Pangkostrad sejak 2 Desember 1965 sampai dengan 17 April 1967. Dia adalah Pangkostrad kedua setelah Mayor Jenderal TNI Soeharto.

Karier militernya makin meroket setelah menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat (Wapangad) (1967-1969). Jabatan Kepala Staf AD pada Desember 1969-April 1973 menjadi puncak karier militernya.



Setelah itu, putra dari Raden Rangga Wirahadikusumah dan Raden Ratnaringrum ini menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 10 tahun (1973-l983). Kemudian, pada Jumat, 11 Maret 1983 suami dari Siti Karlinah ini terpilih dan dilantik menjadi Wakil Presiden RI 1983-1988 mendampingi Presiden Soeharto.

Umar Wirahadikusumah meninggal dunia 21 Maret 2003 di Rumah Sakit Pusat TNI-AD Gatot Soebroto. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

4. Sudharmono
Pria yang akrab dipanggil Pak Dharmono ini lahir di Gresik, Jawa Timur, 12 Maret 1927. Sudharmono merupakan Wapres RI 1988-1993.

Berlatar belakang militer, Sudharmono memulai kiprahnya sejak zaman Perang Kemerdekaan, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sudharmono bergabung dengan Divisi Ronggolawe, berpangkat kapten.

Setelah perang, Sudharmono menimba ilmu di Perguruan Tinggi Hukum Militer (PTHM) pada 1962, hingga meraih gelar Sarjana Hukum. Setelah itu, dia sempat bertugas sebagai jaksa tentara.

Sebelum menjadi Wapres, Sudharmono merupakan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg). Sudharmono juga memimpin Golkar pada 1983-1988.

Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, saat menjabat wapres, Sudharmono membentuk Tromol Pos 5000 sebagai sarana pengawasan masyarakat.

Sudharmono meninggal dunia pada 25 Januari 2006 setelah menjalani perawatan selama dua pekan di Rumah Sakit MMC, Jakarta. Keesokan harinya, jenazah Sudharmono dimakamkan di TMP Kalibata dengan pimpinan upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

5. Try Sutrisno
6 Wapres Era Soeharto: Sri Sultan HB IX hingga Habibie

Try Sutrisno. Foto/Dok SINDOnews

Try Sutrisno lahir di Surabaya, 15 November 1935. Suami Tuti Sutiawati ini menjadi Wapres RI 1993-1998, menggantikan Sudharmono.

Dalam pidato pelantikannya sebagai wapres RI pada 11 Maret 1993, Try berjanji membantu tugas-tugas Presiden RI secara optimal sekuat kemampuannya.



"Saya menyadari bahwa Pak Harto memposisikan sebagai mandataris MPR, meminta saya untuk membantu tugas Presiden secara keseluruhan di bidang perencanaan dan pelaksanaan wasrik. Wasrik itu pengawasan dan pemeriksaan pembangunan nasional," kata Try dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden yang tayang 17 Agustus 2020.

Sebelum menjadi wapres, pria yang akrab disapa Pak Try ini menduduki sejumlah jabatan di militer seperti Panglima ABRI (1988-1993), KSAD (1986-1988), dan Pangdam V/Jaya (1982-1985). Selain itu, Try juga pernah menjadi ajudan presiden pada 1974-1978.

6. BJ Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ Habibie , lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Meski pada 1993 namanya sudah disebut-sebut akan menjadi wapres, ilmuwan dan teknokrat ini akhirnya menjadi wapres pada 1998.

Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Habibie hanya setahun kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, Habibie 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Habibie bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Tanah Air.

Sebelum menjadi wapres pada Maret 1998, Habibie adalah Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT. Jabatan Menristek diembannya sejak 1978.



Habibie cukup singkat menjadi wapres karena Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Habibie pun kemudian diangkat menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Habibie menjabat Presiden RI hingga 20 Oktober 1999.



BJ Habibie meninggal dunia di Ruang CICU Paviliun Kartika RSPAD Jakarta Pusat, 11 September 2019. Jenazah Habibie dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, 12 September 2019.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1022 seconds (0.1#10.140)