Pengamat Sebut Koalisi Parpol Nonparlemen Tidak Bisa Dianggap Remeh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik Hendri Satrio menilai koalisi partai nonparlemen seperti Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ), PKP, PBB, Hanura, Garuda tidak bisa dianggap remeh. Apalagi, partai nonparlemen ini memiliki suara dan kursi DPRD di berbagai daerah.
"Terlebih ini kan bukan koalisi kosong. Jadi artinya memang sudah ada kekuatan-kekuatan di daerah," ucap Hendri dalam acara Forum Fristian, Rabu (9/3/2022) malam.
Kendati demikian, hal tersebut akan kembali lagi kepada pemegang suara. Sebab, yang memiliki hak dan mampu mendorong partai menuju parlemen adalah masyarakat.
"Jadi menurut saya itu adalah kehendak rakyat juga nantinya yang bisa menentukan partai-partai mana saja bisa berlaga," jelasnya.
Hendri menilai, keberadaan parpol nonparlemen ini menunjukkan ada harapan lain buat masyarakat Indonesia. Bila selama ini bersuara lewat partai di parlemen belum terlalu didengarkan, kini bisa lewat partai nonparlemen. Tantangannya adalah agar koalisi ini solid terus.
Hendri juga memberikan saran kepada partai nonparlemen. "Saran saya, buat partai koalisi nonparlemen ini, jump in aja kepada isu-isu publik yang dirasa jadi kebutuhan publik seperti isu minyak goreng, gula pasir, termasuk yang penundaan pemilu."
Baca juga: DPP Partai Perindo Serahkan SK Kepengurusan DPW Perindo Papua Barat
Di forum yang sama, Ketua Umum DPP Pemuda Perindo Effendi Syahputra mengatakan bahwa Partai Perindo bersama partai nonparlemen lain memiliki suara yang tidak boleh diabaikan. Menurutnya, hal itu menjadi kekuatan besar jika tiap-tiap partai memiliki visi misi yang sama.
"Jangan sampai 13,6 juta mandat suara rakyat terabaikan. Ada peristiwa politik yang bisa kita satukan, ada potensi kita dalam satu visi. Perindo tidak akan berdiri sendiri," ujar Effendi.
"Terlebih ini kan bukan koalisi kosong. Jadi artinya memang sudah ada kekuatan-kekuatan di daerah," ucap Hendri dalam acara Forum Fristian, Rabu (9/3/2022) malam.
Kendati demikian, hal tersebut akan kembali lagi kepada pemegang suara. Sebab, yang memiliki hak dan mampu mendorong partai menuju parlemen adalah masyarakat.
"Jadi menurut saya itu adalah kehendak rakyat juga nantinya yang bisa menentukan partai-partai mana saja bisa berlaga," jelasnya.
Hendri menilai, keberadaan parpol nonparlemen ini menunjukkan ada harapan lain buat masyarakat Indonesia. Bila selama ini bersuara lewat partai di parlemen belum terlalu didengarkan, kini bisa lewat partai nonparlemen. Tantangannya adalah agar koalisi ini solid terus.
Hendri juga memberikan saran kepada partai nonparlemen. "Saran saya, buat partai koalisi nonparlemen ini, jump in aja kepada isu-isu publik yang dirasa jadi kebutuhan publik seperti isu minyak goreng, gula pasir, termasuk yang penundaan pemilu."
Baca juga: DPP Partai Perindo Serahkan SK Kepengurusan DPW Perindo Papua Barat
Di forum yang sama, Ketua Umum DPP Pemuda Perindo Effendi Syahputra mengatakan bahwa Partai Perindo bersama partai nonparlemen lain memiliki suara yang tidak boleh diabaikan. Menurutnya, hal itu menjadi kekuatan besar jika tiap-tiap partai memiliki visi misi yang sama.
"Jangan sampai 13,6 juta mandat suara rakyat terabaikan. Ada peristiwa politik yang bisa kita satukan, ada potensi kita dalam satu visi. Perindo tidak akan berdiri sendiri," ujar Effendi.
(abd)