Dubes Ukraina Akhirnya Diterima Menlu Retno Marsudi

Selasa, 08 Maret 2022 - 15:56 WIB
loading...
Dubes Ukraina Akhirnya Diterima Menlu Retno Marsudi
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Berakhir sudah penantian Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. Setelah menunggu berhari-hari tanpa jawaban pasti, sore ini akhirnya dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Gedung Pancasila, Pejambon, Jakarta.

“Ya, saya akan bertemu dengan Ibu Retno (Menlu RI). Ini dalam perjalanan menuju Kemlu,” ujar Vasyl melalui sambungan telepon kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (8/3/2022).

Sebelumnya, pada Senin (7/3/2022), Vasyl menyayangkan baik Istana maupun Kementerian Luar Negeri RI tidak merespons permintaannya untuk bertemu. Vasyl juga mengaku memiliki kontak Menlu Retno. "Bu Retno sudah saya telpon, saya WhatsApp, sama sekali tidak ada jawaban, dan telepon tidak diangkat," ungkap Vasyl kemarin.





Dia juga mengaku sudah mengirimkan surat resmi dan terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Vasyl mengatakan, ada beberapa hal yang diinginkan oleh Ukraina dari Indonesia.

Jika Indonesia memang tidak bisa mengirimkan dukungan militer, diharapkan ada bantuan bentuk lain yang bisa diberikan untuk rakyat Ukraina. "Yang pertama adalah dukungan moral, seperti misalnya kecaman terhadap aksi Rusia, kami tidak melihat kata-kata yang kuat dari pemerintah. Pernyataan yang diterbitkan di laman Kemlu, menurut saya, sedikit lemah, karena kata-kata seperti ‘hentikan perang’, ‘kami mau kedamaian dan stabilitas’, itu sama persis dengan omongan Vladimir Putin," tegas Vasyl.

Vasyl mengungkapkan seharusnya Indonesia menyebutkan nama agresor dalam konflik ini, entah itu Putin atau Rusia. Kedua, Ukraina berharap adanya bantuan kemanusiaan dari Indonesia.

"Ukraina butuh bantuan kemanusiaan, dan sudah dikirimkan dari Eropa, tapi masih kami butuh banyak. Khususnya medis, karena apapun yang terkait dengan rumah sakit dan obat-obatan. Seperti misalnya putri saya di Ukraina beberapa hari lalu terkena pneumonia, dan dia bersama istri saya tidak bisa menemukan antibiotik karena semua apotik dan penyedia obat tutup, dan ada kendala pengiriman dari gudang farmasi karena situasi perang," jelas Vasyl.

Vasyl mengatakan, jika memang Indonesia tidak bisa menyumbangkan perlengkapan dan peralatan militer, Ukraina berharap akan perlengkapan untuk sipil. "Apa pun, bahkan selimut, karena temperatur di sana itu 0 derajat celcius, dan rumah-rumah warga di sana hancur, mereka hanya tinggal di tenda-tenda," ungkapnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2904 seconds (0.1#10.140)