Pramono Edhie Wibowo Tak Kunjungi Tangsi Militer Setelah Masuk Parpol, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak pensiun dan melanjutkan karier di dunia politik, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo jarang mengunjungi kesatuan Angkatan Darat (AD) . Penyebabnya, tidak lain karena almarhum enggan dianggap memengaruhi rekan atau prajurit.
Hal itu diungkapkan perwakilan keluarga, Letnan Jenderal TNI (Purn) Erwin Sudjono saat memberikan sambutan setelah jenazah almarhum dikebumikan. "Saat purnatugas, almarhum memasuki partai politik, Beliau hampir tidak pernah masuk ke tangsi militer," kata Erwin di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020).
Erwin menambahkan, setelah berhenti dari partai politik, barulah almarhum kembali mengunjungi tangsi militer. "Ketika akhir tahun lalu Beliau memutuskan berhenti dari partai politik. Barulah 2 Juni almarhum ke kesatuan Kopassus. Kepada Danjen Kopassus meminta maaf karena sudah lima tahun tak datang ke kesatuannya. Beliau tidak ingin prajurit terpengaruh oleh kedatangannya karena dari partai politik," ujarnya. ( ).
Selain itu, Erwin menuturkan, semasa hidupnya almarhum merupakan pribadi yang rendah hati, sederhana, dan sangat dekat dengan prajurit. Saat masih bertugas, almarhum pun dikenal sebagai prajurit yang profesional. Hal itu dibuktikannya manakala didapuk sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2004. (Baca Juga: Jelang Masa Sidang, Gedung DPR-MPR Disemprot Disinfektan).
"Dalam bertugas, Edhie adalah prajurit yang profesional. Ketika Pemilihan Presiden 2004, almarhum berdinas sebagai ajudan Presiden Megawati. Dia menunjukkan loyalitas yang paripurna pada Presiden meskipun kakak iparnya (SBY) juga tengah kontestasi pemilihan presiden. Almarhum tetap berdinas baik dan tidak pernah membawa persoalan politik pada keluarga. Sebagai prajurit, garis politiknya jelas adalah politik negara." ( ).
Hal itu diungkapkan perwakilan keluarga, Letnan Jenderal TNI (Purn) Erwin Sudjono saat memberikan sambutan setelah jenazah almarhum dikebumikan. "Saat purnatugas, almarhum memasuki partai politik, Beliau hampir tidak pernah masuk ke tangsi militer," kata Erwin di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020).
Erwin menambahkan, setelah berhenti dari partai politik, barulah almarhum kembali mengunjungi tangsi militer. "Ketika akhir tahun lalu Beliau memutuskan berhenti dari partai politik. Barulah 2 Juni almarhum ke kesatuan Kopassus. Kepada Danjen Kopassus meminta maaf karena sudah lima tahun tak datang ke kesatuannya. Beliau tidak ingin prajurit terpengaruh oleh kedatangannya karena dari partai politik," ujarnya. ( ).
Selain itu, Erwin menuturkan, semasa hidupnya almarhum merupakan pribadi yang rendah hati, sederhana, dan sangat dekat dengan prajurit. Saat masih bertugas, almarhum pun dikenal sebagai prajurit yang profesional. Hal itu dibuktikannya manakala didapuk sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2004. (Baca Juga: Jelang Masa Sidang, Gedung DPR-MPR Disemprot Disinfektan).
"Dalam bertugas, Edhie adalah prajurit yang profesional. Ketika Pemilihan Presiden 2004, almarhum berdinas sebagai ajudan Presiden Megawati. Dia menunjukkan loyalitas yang paripurna pada Presiden meskipun kakak iparnya (SBY) juga tengah kontestasi pemilihan presiden. Almarhum tetap berdinas baik dan tidak pernah membawa persoalan politik pada keluarga. Sebagai prajurit, garis politiknya jelas adalah politik negara." ( ).
(zik)