Bumerang

Senin, 21 Februari 2022 - 14:08 WIB
loading...
Bumerang
Bumerang
A A A
Sam Edy Yuswanto
Penulis lepas, mukim di Kebumen

Masa depan dengan karier dan sederet pencapaian yang cemerlang tentu menjadi impian banyak orang. Nyaris tak ada seorang pun yang menginginkan masa depannya suram tanpa kepastian. Karenanya, tak heran bila setiap orang akan selalu berlomba-lomba mengejar segala hal yang diinginkannya, sehingga kelak bisa memiliki masa depan yang cerah dan membanggakan.

Bicara tentang masa depan, Zulfa Nura dalam buku ini menguraikan bahwa semua orang punya gambaran dan mimpi yang diharapkannya soal masa depan. Entah itu kebahagiaan, kesuksesan jabatan, kenyamanan hidup, keberhasilan hubungan, tingkatan finansial, atau sebuah pencapaian. Bahkan, bagi orang yang tak memiliki cita-cita atau mimpi pun pasti juga berharap masa depannya, setidaknya, akan tetap baik-baik saja.

Masa depan yang penuh dengan ketidakpastian akan membuat sebagian orang dihantui banyaknya pertanyaan-pertanyaan kecemasan, keraguan dan mungkin juga rasa waswas. Manusia cenderung takut pada hal yang tak diketahui. Masa depan yang tidak dapat diprediksi tentu menjadi sumber kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang. Bagi mereka yang hidup dengan rasa pesimis, ketidakpastian akan selalu berakhir dengan ending negatif di pikiran mereka.

Perasaan-perasaan semacam itu (cemas, tidak mampu, takut gagal, dll. dengan apa yang belum terjadi di masa depan) terkadang memang baik untuk membuat kita lebih berhati-hati dalam banyak hal. Juga membuat kita lebih banyak perhitungan dan berpikir lebih matang untuk melakukan sesuatu. Hanya saja, ketika semua perasaan itu muncul berlebihan, maka ia akan menjadi bumerang yang menyakitkan (halaman 24).

Sebenarnya tak hanya perasaan cemas, waswas atau khawatir berlebihan yang dapat menjadi bumerang bagi setiap orang, tetapi sikap percaya diri dan optimistis yang terlalu berlebihan juga dapat menjadi bumerang yang dapat membuat sebagian orang merasa down dan terpuruk bila kelak apa yang diinginkan tak sesuai ekspektasi.

Pikiran positif atau negatif bila porsinya terlalu berlebihan, tetap saja tak akan berakhir baik. Banyak orang terjebak dengan skenario masa depannya sendiri. Maka ketika akhirnya dihantam realitas yang jauh sekali dari ekspektasi, ia akan merasa hancur. Skenario masa depan yang terlihat sempurna sering kali membuat seseorang ditampar lebih keras oleh kenyataan yang selalu menaik-turunkan alur kehidupannya. Terbang terlalu tinggi ketika sayap kita tak cukup kuat akan membuat kita jatuh dengan lebih sakit, karena kita belum bersiap (halaman 28-29).


Menyeimbangkan Emosi

Manusia adalah makhluk yang memiliki beragam emosi dan perasaan. Hal itulah yang akan menentukan bagaimana mereka akan bereaksi terhadap sesuatu. Keterlibatan emosi sebagai aspek dalam kehidupan manusia adalah hal yang wajar.

Emosi yang kita miliki mempunyai peran penting dalam menentukan reaksi kita atas sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Sebuah peristiwa dapat membuat kita merasakan emosi yang tidak hanya satu, tapi beragam. Tak ada salahnya merasa menyesal, marah, kecewa, sedih, atau sekadar merasakan perasaaan tidak baik-baik saja. Itu hal yang normal dan wajar. Emosi memang diperlukan, selama porsinya pas dan tidak berlebihan (halaman 31).

Kesimpulannya, dalam menjalani hidup ini kita harus mampu menyeimbangkan beragam emosi yang muncul dalam situasi dan kondisi yang juga beragam (berbeda). Ketika kita sedang menghadapi sesuatu yang membuat kita bersedih misalnya, tak perlu berpura-pura tampak baik-baik saja. Bersedih itu hal yang sangat wajar, asal jangan sampai berlebihan karena itu dapat menjadi bumerang bagi kita.

Begitu juga ketika kita berhadapan dengan sesuatu yang membuat kita merasakan kebahagiaan, maka berbahagialah sewajarnya, jangan sampai berlebihan. Sebab kebahagiaan yang berlebihan itu akan menjadi bumerang yang berbahaya bagi kehidupan kita. Terima saja semua emosi yang memang seharusnya kita rasakan. Namun, kendalikan agar emosi-emosi yang kita punya itu tetap dalam skala wajar dan tidak berlebihan.

Jangan sampai menjadi terlalu bersedih hingga depresi, terlalu bahagia hingga tak bisa punya empati pada orang di sekitar kita yang mungkin sedang berduka cita, atau terlalu marah hingga gelap mata dan hidup hanya untuk membalas dendam. Bagaimana pun keadaannya, manusia adalah makhluk beragam emosi. Menonjolkan satu emosi saja dan meredam semua emosi yang lain jelas sebuah kesalahan. Bereaksilah sesuai dengan keadaan yang ada (halaman 31).

Melalui buku ini, semoga kita bisa menjadi lebih bijak dalam menyikapi masa depan dan berusaha menjadikan masa lalu yang suram sebagai cara untuk meningkatkan kualitas diri.

Judul Buku : Dihantui Masa Lalu Dibayangi Masa Depan

Penulis : Zulfa Nura

Penerbit : Laksana

Cetakan : I, 2022

Tebal : 172 halaman

ISBN : 978-623-327-216-2
(hdr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)