Perbaiki Citra Polri, Sahabat Polisi dan Kompolnas Kompak Usulkan Hal Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) belakangan terusik dan menjadi sorotan publik. Mulai dari berita pertikaian yang melibatkan oknum polisi hingga munculnya berbagai tagar miring di jagat maya.
Baca juga: Senator Asal Sulteng Warning Kejaksaan dan Polri Hati-hati Tangani Perkara
Ulah segelintir oknum yang merusak citra kepolisian, salah satunya akibat rendahnya gaji mereka. Hal itu diungkap Sahabat Polisi Indonesia (SPI) saat menggelar Dialog Online bersama Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan The Hoegeng Institute.
"Gaji polisi saya pikir kurang berimbang dengah tanggung jawab besar yang dipikulnya," kata Ketua Umum SPI, Fonda Tangguh di Jakarta, Jumat (11/2/2022).
Karenanya, pihaknya berupaya mendorong peningkatan kesejahteraan polisi melalui kenaikan gaji khususnya di level bintara dan tamtama. Kenaikan gaji, kata Fonda, dibutuhkan lantaran gaji polisi dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
"Kenaikan gaji polisi tentunya bakal linear dengan peningkatan kinerja aparat kepolisian," ungkapnya.
Sementara itu, Komisioner Kompolnas Pungky Indarti mengamini pernyataan Fonda soal tuntutan kenaikan gaji polisi. Dia menilai, kehidupan keluarga polisi perlu diperhatikan, khususnya pada level bintara dan tamtama.
Pungky menyebut, publik hanya melihat satu sisi gaya hidup oknum polisi yang bermewah-mewahan, padahal tidak diketahui sumber kekayaannya dari mana. Di sisi lain, lanjut Pungky, banyak polisi yang mengais rejeki tambahan dari pekerjaan yang halal.
Kata dia, ada yang menjadi pedagang hingga pemulung sekalipun. "Tentunya pekerjaan sampingan tersebut untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga akibat tidak cukupnya gaji dari Negara," jelasnya.
"Kami berharap kesejahteraan polisi ditingkatkan. Setidaknya ada kenaikan tunjangan bagi polisi. Lihat di Papua atau di perbatasan negara, biaya hidup di sana mahal tapi tunjangannya tidak sesuai," sambung Pungky.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif The Hoegeng Institute, Arief Dwi Prasetyo mengungkapkan, kenaikan gaji polisi tidak bisa begitu saja dilakukan. Menurutnya, perlu ada kajian yang mendalam, baik soal waktu dan berapa persentase kenaikan gaji yang dibutuhkan.
Apalagi kata Arief, di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Arief meminta pejabat polisi meneladani sikap mantan Kapolri Hoegeng yang biasa hidup sederhana. "Buatnya, tugas polisi adalah tugas yang mulia meski tidak bisa memberikan penghasilan yang besar," tutup Arief.
Baca juga: Senator Asal Sulteng Warning Kejaksaan dan Polri Hati-hati Tangani Perkara
Ulah segelintir oknum yang merusak citra kepolisian, salah satunya akibat rendahnya gaji mereka. Hal itu diungkap Sahabat Polisi Indonesia (SPI) saat menggelar Dialog Online bersama Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan The Hoegeng Institute.
"Gaji polisi saya pikir kurang berimbang dengah tanggung jawab besar yang dipikulnya," kata Ketua Umum SPI, Fonda Tangguh di Jakarta, Jumat (11/2/2022).
Karenanya, pihaknya berupaya mendorong peningkatan kesejahteraan polisi melalui kenaikan gaji khususnya di level bintara dan tamtama. Kenaikan gaji, kata Fonda, dibutuhkan lantaran gaji polisi dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
"Kenaikan gaji polisi tentunya bakal linear dengan peningkatan kinerja aparat kepolisian," ungkapnya.
Sementara itu, Komisioner Kompolnas Pungky Indarti mengamini pernyataan Fonda soal tuntutan kenaikan gaji polisi. Dia menilai, kehidupan keluarga polisi perlu diperhatikan, khususnya pada level bintara dan tamtama.
Pungky menyebut, publik hanya melihat satu sisi gaya hidup oknum polisi yang bermewah-mewahan, padahal tidak diketahui sumber kekayaannya dari mana. Di sisi lain, lanjut Pungky, banyak polisi yang mengais rejeki tambahan dari pekerjaan yang halal.
Kata dia, ada yang menjadi pedagang hingga pemulung sekalipun. "Tentunya pekerjaan sampingan tersebut untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga akibat tidak cukupnya gaji dari Negara," jelasnya.
"Kami berharap kesejahteraan polisi ditingkatkan. Setidaknya ada kenaikan tunjangan bagi polisi. Lihat di Papua atau di perbatasan negara, biaya hidup di sana mahal tapi tunjangannya tidak sesuai," sambung Pungky.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif The Hoegeng Institute, Arief Dwi Prasetyo mengungkapkan, kenaikan gaji polisi tidak bisa begitu saja dilakukan. Menurutnya, perlu ada kajian yang mendalam, baik soal waktu dan berapa persentase kenaikan gaji yang dibutuhkan.
Apalagi kata Arief, di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Arief meminta pejabat polisi meneladani sikap mantan Kapolri Hoegeng yang biasa hidup sederhana. "Buatnya, tugas polisi adalah tugas yang mulia meski tidak bisa memberikan penghasilan yang besar," tutup Arief.
(maf)