Hari Pers Nasional, Menkominfo Dorong Pers Adaptasi Teknologi Digital

Rabu, 09 Februari 2022 - 08:32 WIB
loading...
Hari Pers Nasional,...
Menkominfo Johnny G Plate menyebut big data, artificial intelligence, dan metaverse mampu memperkaya kebutuhan data serta analisis untuk produksi dan distribusi konten industri media. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika ( Menkominfo) Johnny G Plate menyebut di era digital kemajuan teknologi berupa big data, artificial intelligence, dan metaverse mampu memperkaya kebutuhan data serta analisis untuk produksi dan distribusi konten industri media . Menurut dia, kemajuan dan disrupsi teknologi terus memengaruhi proses bisnis industri media konvensional dan media mainstream Indonesia.

"Orientasi industri media yang baik akan tercermin dari jurnalisme yang berkualitas berbasiskan data, analisis, dan pendekatan teoritis yang memadai," tutur Johnny dalam keterangannya dikutip, Rabu (9/2/2022).

Dia mengatakan, dunia terus didorong untuk melakukan transformasi digital di tengah berbagai keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Hal itu juga penting dilakukan insan pers agar bisa menemukan model bisnis baru media.



"Perubahan besar yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi digital menjadi orientasi, sekaligus solusi yang dapat menembus keterbatasan, memperluas perspektif dan jangkauan. Sekaligus mempercepat proses di berbagai lini kehidupan, tentunya termasuk di industri media," katanya.

Johnny mengutip laporan The New York Times yang menyatakan bahwa hampir sepertiga konten diterbitkan jurnalis Bloomberg News dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan atau robot reporter. Hasil kerja itu memudahkan jurnalis berfokus pada konten yang berdasarkan riset serta data humanisme yang kuat.

"Selain itu, The Huffington Post, juga telah memanfaatkan big data sejak tahun 2014 yang lalu untuk mengoptimalisasi konten, mengautentikasi komentar, memastikan efektivitas iklan, mengatur penempatan iklan hingga membuat personalisasi pasif," katanya.

Dengan demikian, artikel itu akan lebih optimal dibaca lebih banyak khalayak dalam waktu yang relatif lebih singkat. "Ini studi dari Reuters Institute. Salah satu praktik sederhananya, big data digunakan untuk menentukan timing paling tepat untuk menerbitkan satu artikel maupun platform apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam menyebarkan artikel tersebut," ucapnya.

Baca juga: Peringatan HPN, FPKB : Jangan Terjebak Pada Jurnalisme Clickbait
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2016 seconds (0.1#10.140)