Soal Peluang Duet Sipil Menang Lagi di Pilpres 2024, Begini Analisis Pengamat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua pemilihan presiden (pilpres) terakhir yakni Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 dimenangkan oleh duet dari kalangan sipil. Akankah hal itu terulang di Pilpres 2024 ?
Diketahui, pada Pilpres 2014, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjadi pemenang setelah mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Lima tahun kemudian, Jokowi yang menggandeng KH Ma'ruf Amin kembali memenangi pilpres setelah mengalahkan Prabowo-Sandiaga Uno.
Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi mengatakan, peluang duet sipil-sipil menang atas duet militer-sipil pada Pilpres 2024 fifty-fifty. Menurutnya, pada Pilpres 2024 akan ada sosok Prabowo yang tidak bisa dianggap enteng dan punya potensi menang.
"Prabowo ini ada potensi menang, baik karena partainya, kemudian pesona politiknya, maupun peluang dukungan dari kelompok penguasa, semisal dari parpol seperti PDIP ataupun jaringan penguasa yang terbentuk sekarang. Jadi saya melihat faktor Prabowo ini faktor yang tidak bisa dinafikan untuk kemudian dia menang, dengan siapa pun dia berpasangan," papar Robi kepada SINDOnews, Kamis (3/2/2022) malam.
Robi mengatakan, Prabowo yang juga ketua umum Partai Gerindra punya semuanya dan sangat diperhitungkan dalam Pilpres 2024. "Yang kita tidak tahu ke depan adalah bagaimana citra Prabowo saat Pilpres 2024. Tapi kalau kemudian konflik militer meluas di kawasan Asis Tenggara, ada kebutuhan publik akan figur militer," tegasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, duet sipil-sipil akan menghadapi tantangan tersendiri yang tidak sederhana. Indikatornya adalah seperti adanya kekecewaan yang muncul saat ini.
Namun, menurutnya, Pilpres 2024 dianggap peluang untuk memunculkan pemimpin baru, karena menjadi gerbang emas menentukan perubahan. Robi mengatakan, duet sipil ini perlu memberi penekanan kepada penguatan tim militer dalam tim suksesnya ke depan.
"Karena itu kembali saya katakan peluangnya fifty-fifty duet sipil-sipil menang lagi di pilpres," ujarnya.
Diketahui, pada Pilpres 2014, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjadi pemenang setelah mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Lima tahun kemudian, Jokowi yang menggandeng KH Ma'ruf Amin kembali memenangi pilpres setelah mengalahkan Prabowo-Sandiaga Uno.
Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi mengatakan, peluang duet sipil-sipil menang atas duet militer-sipil pada Pilpres 2024 fifty-fifty. Menurutnya, pada Pilpres 2024 akan ada sosok Prabowo yang tidak bisa dianggap enteng dan punya potensi menang.
"Prabowo ini ada potensi menang, baik karena partainya, kemudian pesona politiknya, maupun peluang dukungan dari kelompok penguasa, semisal dari parpol seperti PDIP ataupun jaringan penguasa yang terbentuk sekarang. Jadi saya melihat faktor Prabowo ini faktor yang tidak bisa dinafikan untuk kemudian dia menang, dengan siapa pun dia berpasangan," papar Robi kepada SINDOnews, Kamis (3/2/2022) malam.
Robi mengatakan, Prabowo yang juga ketua umum Partai Gerindra punya semuanya dan sangat diperhitungkan dalam Pilpres 2024. "Yang kita tidak tahu ke depan adalah bagaimana citra Prabowo saat Pilpres 2024. Tapi kalau kemudian konflik militer meluas di kawasan Asis Tenggara, ada kebutuhan publik akan figur militer," tegasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, duet sipil-sipil akan menghadapi tantangan tersendiri yang tidak sederhana. Indikatornya adalah seperti adanya kekecewaan yang muncul saat ini.
Baca Juga
Namun, menurutnya, Pilpres 2024 dianggap peluang untuk memunculkan pemimpin baru, karena menjadi gerbang emas menentukan perubahan. Robi mengatakan, duet sipil ini perlu memberi penekanan kepada penguatan tim militer dalam tim suksesnya ke depan.
"Karena itu kembali saya katakan peluangnya fifty-fifty duet sipil-sipil menang lagi di pilpres," ujarnya.
(zik)