Keluhkan Antrean, Jamaah Umrah Minta Durasi Karantina Diperpendek

Minggu, 30 Januari 2022 - 08:28 WIB
loading...
Keluhkan Antrean, Jamaah...
Jamaah umrah berharap durasi masa karantina sepulang dari Ranah Suci bisa dikurangi. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Lantaran banyaknya jamaah umrah yang terkonfirmasi positif Covid-19 sepulang dari Tanah Suci, lokasi karantina menjadi penuh. Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Tri Winarto mengatakan banyak jamaah yang terpaksa menambah jumlah hari karantina di hotel.

Menurut dia, penjemputan jamaah oleh satgas Covid-19 ke Wisma Atlet terkendala dan harus mengantre. Panjangnya antrean memberatkan mereka..

"Seperti yang saya alami jamaah kami yang terkonfirmasi positif hingga sore ini masih dalam antrian panjang. Tidak hanya jamaah saya tetapi jamaah-jamaah travel lain yang berada di hotel sekitar Jakarta juga menunggu antrean," kata Tri kepada MNC Portal, Sabtu (29/1/2022).



"Akibatnya jamaah mendapat telepon dari pihak hotel terkait waktu stay yang molor ini tentu memberatkan bagi jamaah. Sebelumnya sudah membayar karantina 6 malam 7 hari ini kurang lebih di kisaran 4-5 juta tentu ini masalah pada kesempatan ini," ujarnya.

Atas kejadian ini, Tri meminta agar pemerintah dapat mengkaji ulang terkait dengan karantina 6 malam 7 hari. Akibat lamanya durasi karantina menyebabkan kapasitas wisma atlet membeludak alias over capacity.

"Ya ini perlu diperhatikan artinya pemerintah harus mendekorasi ulang terkait SOP ini. Apakah mengurangi harinya sehingga sirkulasi nya perputaran antara yang keluar dari wisma atlet dan yang masuk bisa diatur dengan mengurangi harinya. Ini penting sehingga jamaah tidak terlalu lama menunggu di hotel karantina," tutur dia.



Terkait pengurangan jumlah durasi karantina, lanjut Tri, perlu diperhatikan bahwa para jamaah telah sangat lama menjalankan ibadah umrah, yaitu selama 20 hari. Dia meminta satgas Covid-19 untuk mengaktifkan kembali bandara-bandara di berbagai daerah dengan fasilitas yang sama seperti di Surabaya, Medan, Solo, dan Yogyakarta.

Selain itu juga terdapat hotel-hotel yang memiliki kualitas dan kuantitas yang bisa menjadi solusi sehingga tidak hanya Jakarta. Tri pun mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan umrah satu pintu tersebut. Pihak hotel yang sudah berkomitmen untuk karantina kedatangan dari Arab Saudi dapat mengalokasikan kamar khusus untuk jamaah yang positif covid-19 sebesar 10%.

"Jika nanti usul saya 10% total kapasitas kamar digunakan untuk yang positif otomatis ada peningkatan fasilitas kesehatan dan visit dokter nya. Ini mungkin juga bagian dari solusi untuk mengatasi over kapasitas ini," tutur dia.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1412 seconds (0.1#10.140)