Prihatin Meluasnya Deforestasi, AHY Ajak Satu Orang Tanam Satu Pohon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menanam pohon. Seruan itu disampaikan AHY melalui beranda facebook-nya @agusyudhoyono, Sabtu (8/1/2022). AHY bahkan mengajak tiap satu orang untuk menanam satu pohon.
baca juga: Pandu Tani Masifkan Pendirian Kampung Patani hingga Pelosok Negeri
“Deforestasi yang makin luas memprihatinkan kita semua, karena Indonesia merupakan bagian dari paru-paru dunia”.
“Tapi kita tidak boleh berputus asa. Ayo kita gerakkan kembali #satuorangsatupohon untuk mempertahankan alam lingkungan Indonesia. Mari kita lanjutkan Gerakan Sejuta Pohon yang diinisiasi oleh Pak SBY dan Bu Ani sejak tahun 2012 lalu.
“Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit”. Demikian postingan AHY yang dalam 1 jam sudah mendapat 1.400 like dan 14 komentar.
Dalam postingannya itu, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyertakan dua foto, yakni saat menanam pohon di Kampung Patani, Cimande, Jawa Barat; dan kegiatan menanam pohon bersama kader Partai Demokrat.
baca juga: Incar Pasar Global, Pandu Tani Buka 3 Kantor Perwakilan Luar Negeri
Khusus foto menanam pohon di Kampung Patani, Cimande, AHY didampingi Direktur Utama Pandu Tani Indonesia (Patani) Sarjan Tahir, Dewan Pengarah Patani Marsda TNI (Purn) Gutomo, dan Direktur Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pangan dan Energi Patani Harry Santoso.
Sekadar diketahui, Kampung Patani di Desa Cimande, Jawa Barat, yang diluncurkan AHY pada Juni 2021, sebagai Pentagon atau Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani. Tempat ini berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia.
Selain Kampung Patani Cimande, ada empat Kampung Patani di daerah yang saat itu secara bersamaan ikut di-launching, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung.
baca juga: Pandemi, Pandu Tani Masifkan Bantuan ke Petani, Nelayan, dan Pelaku UMKM
Luar biasanya, hanya dalam waktu enam bulan, secara masif berdiri Kampung Patani lainnya di sejumlah kota/kabupaten, bahkan hingga di pelosok-pelosok desa. Sejumlah petani baik secara kelompok maupun perorangan, juga berebut untuk mendirikan Kampung Patani.
Tentang Kampung Patani
Kampung Patani adalah ide brilian untuk mengeksplorasi dan mengetahui langsung apa-apa yang dibutuhkan oleh masyarakat paling bawah, seperti petani, nelayan, dan pelaku UMKM. Konsep Kampung Patani ini akan menjadi luar biasa dan riil jika dilakukan bersama-sama. Membangun semangat, berkolaborasi, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Secara lebih utuh, Kampung Patani adalah konsep membangun suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.
baca juga: Pandu Tani Ikut Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta
Adapun model atau bentuk Kampung Patani, nantinya disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat.
Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara.
baca juga: Atasi Kerusakan Lingkungan, Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon di DAS
Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.
Yang menarik, suatu kawasan pedesaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya.
baca juga: Pandu Tani Masifkan Pendirian Kampung Patani hingga Pelosok Negeri
“Deforestasi yang makin luas memprihatinkan kita semua, karena Indonesia merupakan bagian dari paru-paru dunia”.
“Tapi kita tidak boleh berputus asa. Ayo kita gerakkan kembali #satuorangsatupohon untuk mempertahankan alam lingkungan Indonesia. Mari kita lanjutkan Gerakan Sejuta Pohon yang diinisiasi oleh Pak SBY dan Bu Ani sejak tahun 2012 lalu.
“Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit”. Demikian postingan AHY yang dalam 1 jam sudah mendapat 1.400 like dan 14 komentar.
Dalam postingannya itu, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyertakan dua foto, yakni saat menanam pohon di Kampung Patani, Cimande, Jawa Barat; dan kegiatan menanam pohon bersama kader Partai Demokrat.
baca juga: Incar Pasar Global, Pandu Tani Buka 3 Kantor Perwakilan Luar Negeri
Khusus foto menanam pohon di Kampung Patani, Cimande, AHY didampingi Direktur Utama Pandu Tani Indonesia (Patani) Sarjan Tahir, Dewan Pengarah Patani Marsda TNI (Purn) Gutomo, dan Direktur Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pangan dan Energi Patani Harry Santoso.
Sekadar diketahui, Kampung Patani di Desa Cimande, Jawa Barat, yang diluncurkan AHY pada Juni 2021, sebagai Pentagon atau Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani. Tempat ini berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia.
Selain Kampung Patani Cimande, ada empat Kampung Patani di daerah yang saat itu secara bersamaan ikut di-launching, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung.
baca juga: Pandemi, Pandu Tani Masifkan Bantuan ke Petani, Nelayan, dan Pelaku UMKM
Luar biasanya, hanya dalam waktu enam bulan, secara masif berdiri Kampung Patani lainnya di sejumlah kota/kabupaten, bahkan hingga di pelosok-pelosok desa. Sejumlah petani baik secara kelompok maupun perorangan, juga berebut untuk mendirikan Kampung Patani.
Tentang Kampung Patani
Kampung Patani adalah ide brilian untuk mengeksplorasi dan mengetahui langsung apa-apa yang dibutuhkan oleh masyarakat paling bawah, seperti petani, nelayan, dan pelaku UMKM. Konsep Kampung Patani ini akan menjadi luar biasa dan riil jika dilakukan bersama-sama. Membangun semangat, berkolaborasi, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Secara lebih utuh, Kampung Patani adalah konsep membangun suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.
baca juga: Pandu Tani Ikut Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta
Adapun model atau bentuk Kampung Patani, nantinya disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat.
Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara.
baca juga: Atasi Kerusakan Lingkungan, Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon di DAS
Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.
Yang menarik, suatu kawasan pedesaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya.
(hdr)