Terjadi 3.058 Bencana Sepanjang 2021, BNPB: Pulau Jawa Terbanyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut wilayah Jawa masih paling banyak mendominasi kejadian bencana alam sehingga diperlukan peningkatan tahap penanggulangan bencana.
"Kemudian daerah yang paling banyak bencana di dominasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur kemudian disusul Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Daerah yang merah ini perlu peningkatan tahap penanggulangan bencana dari mulai mitigasi, edukasi dan penanganan darurat dan ini PR kita bersama," kata Suharyanto dalam YouTube Kemenko PMK, Rabu (29/12/2021).
Suharyanto menyebut jumlah frekuensi bencana di Indonesia yang tercatat di pengujung 2021 menurun dari tiga tahun terakhir. Adapun data jumlah bencana pada 2018 sebanyak 3.397, kemudian 2019 sebanyak 3.814, dan 2020 sebanyak 4.649. "Melihat dan jumlah frekuensi bencana saat ini Indonesia di pengujung tahun ini ada 3.058 bencana ini merupakan angka yang menurun dalam tiga tahun terakhir," ujarnya.
Suharyanto membeberkan dari 3.058 bencana sepanjang 2021 didominasi banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gelombang pasang. "Itu menyumbang 89,7% atau 2.702 kejadian bencana," jelasnya.
Lebih lanjut, meskipun terjadi penurunan frekuensi bencana, tetapi dampak terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Suharyanto menyebut dampak rumah rusak dominan dan korban luka dalam satu tahun.
"Meskipun terjadi penurunan dari jumlah kejadian bencana, tetapi terjadi peningkatan mulai dari meninggal dunia, luka-luka, Terdampak dan mengungsi serta rumah rusak meningkat. Artinya semakin tahun ini dampak terjadinya bencana baik yang berdampak jiwa manusia dan harta benda mengalami peningkatan yang signifikan," ucapnya.
"Kemudian daerah yang paling banyak bencana di dominasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur kemudian disusul Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Daerah yang merah ini perlu peningkatan tahap penanggulangan bencana dari mulai mitigasi, edukasi dan penanganan darurat dan ini PR kita bersama," kata Suharyanto dalam YouTube Kemenko PMK, Rabu (29/12/2021).
Suharyanto menyebut jumlah frekuensi bencana di Indonesia yang tercatat di pengujung 2021 menurun dari tiga tahun terakhir. Adapun data jumlah bencana pada 2018 sebanyak 3.397, kemudian 2019 sebanyak 3.814, dan 2020 sebanyak 4.649. "Melihat dan jumlah frekuensi bencana saat ini Indonesia di pengujung tahun ini ada 3.058 bencana ini merupakan angka yang menurun dalam tiga tahun terakhir," ujarnya.
Suharyanto membeberkan dari 3.058 bencana sepanjang 2021 didominasi banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gelombang pasang. "Itu menyumbang 89,7% atau 2.702 kejadian bencana," jelasnya.
Lebih lanjut, meskipun terjadi penurunan frekuensi bencana, tetapi dampak terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Suharyanto menyebut dampak rumah rusak dominan dan korban luka dalam satu tahun.
"Meskipun terjadi penurunan dari jumlah kejadian bencana, tetapi terjadi peningkatan mulai dari meninggal dunia, luka-luka, Terdampak dan mengungsi serta rumah rusak meningkat. Artinya semakin tahun ini dampak terjadinya bencana baik yang berdampak jiwa manusia dan harta benda mengalami peningkatan yang signifikan," ucapnya.
(cip)