DPR Imbau Semua Pihak Dukung Program Vaksinasi
loading...

Komisi IX DPR mengimbau semua pihak mendukung program vaksinasi Covid-19. Foto/Dok.SINDOnews/Maman Sukirman
A
A
A
JAKARTA - Komisi IX DPRmengimbau semua pihak mendukung program vaksinasi Covid-19 . Pasalnya, pemerintah sudah berkomitmen bakal terus mempercepat vaksinasi.
Komitmen itu juga telah disampaikan pemerintah dalam rapat dengan Komisi IX DPR beberapa waktu lalu. "Pemerintah dalam rapat dengan Komisi IX sudah berkomitmen dan akan terus mempercepat vaksinasi, selain itu kita anggota Komisi IX berharap semua pihak mendukung program vaksinasi tersebut," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska, Senin (20/12/2021).
Politikus Partai Golkar ini berpendapat, masyarakat harus tetap waspada, terlebih varian Omicron sudah masuk Indonesia. Dirinya menambahkan, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: Hadapi Omicron, Disiplin Protokol Kesehatan Perlu Ditingkatkan
Kata dia, masyarakat yang sama sekali belum divaksin harus segera mengikuti vaksinasi. Kemudian, mereka yang baru disuntik dosis pertama, harus segera melengkapinya dengan vaksin kedua.
"Selama pandemi ini belum berakhir maka semua pihak tetap harus diingatkan dan sadar bahwa prokes tetap harus dilaksanakan secara ketat," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bangsa ini harus semakin maju dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dia menuturkan semua warga negara harus diupayakan dilindungi dengan vaksin.
"Kalau sekarang vaksinasi anak 6-11 tahun, maka pada waktunya bila vaksin sudah selesai uji klinis bagi anak balita dan dinyatakan aman, maka anak-anak balita di Indonesia juga harus divaksin. Program vaksinasi boleh dihentikan jika pandemi berubah menjadi endemi," pungkasnya.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan menilai peran masyarakat dalam mencegah penularan Omicron sangat penting. Karena, kata Iwan, cara pencegahan supaya tidak tertular atau menularkan Omicron tetap sama.
"Yaitu prokes, 3T (testing, tracing, dan treatment, vaksinasi, dan PeduliLindungi. Semua perlu partisipasi masyarakat," kata Iwan Ariawan secara terpisah.
Iwan menilai instrumen kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sejauh ini sudah cukup untuk upaya mengurangi penyebaran Omicron di Tanah Air. "Pemantauan indikator PPKM terutama jumlah kasus, hospitalisasi dan kematian cukup sensitif untuk memantau jika ada perburukan akibat Omicron," imbuhnya.
Selanjutnya, dia menilai diperlukan kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan gerakan bersama memutus penularan Omicron. Kesadaran masyarakat itu diperlukan meskipun kasus Covid-19 sudah rendah saat ini. "Jadi, kita harus tetap waspada meskipun tidak perlu panik," pungkasnya.
Komitmen itu juga telah disampaikan pemerintah dalam rapat dengan Komisi IX DPR beberapa waktu lalu. "Pemerintah dalam rapat dengan Komisi IX sudah berkomitmen dan akan terus mempercepat vaksinasi, selain itu kita anggota Komisi IX berharap semua pihak mendukung program vaksinasi tersebut," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska, Senin (20/12/2021).
Politikus Partai Golkar ini berpendapat, masyarakat harus tetap waspada, terlebih varian Omicron sudah masuk Indonesia. Dirinya menambahkan, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: Hadapi Omicron, Disiplin Protokol Kesehatan Perlu Ditingkatkan
Kata dia, masyarakat yang sama sekali belum divaksin harus segera mengikuti vaksinasi. Kemudian, mereka yang baru disuntik dosis pertama, harus segera melengkapinya dengan vaksin kedua.
"Selama pandemi ini belum berakhir maka semua pihak tetap harus diingatkan dan sadar bahwa prokes tetap harus dilaksanakan secara ketat," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bangsa ini harus semakin maju dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dia menuturkan semua warga negara harus diupayakan dilindungi dengan vaksin.
"Kalau sekarang vaksinasi anak 6-11 tahun, maka pada waktunya bila vaksin sudah selesai uji klinis bagi anak balita dan dinyatakan aman, maka anak-anak balita di Indonesia juga harus divaksin. Program vaksinasi boleh dihentikan jika pandemi berubah menjadi endemi," pungkasnya.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan menilai peran masyarakat dalam mencegah penularan Omicron sangat penting. Karena, kata Iwan, cara pencegahan supaya tidak tertular atau menularkan Omicron tetap sama.
"Yaitu prokes, 3T (testing, tracing, dan treatment, vaksinasi, dan PeduliLindungi. Semua perlu partisipasi masyarakat," kata Iwan Ariawan secara terpisah.
Iwan menilai instrumen kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sejauh ini sudah cukup untuk upaya mengurangi penyebaran Omicron di Tanah Air. "Pemantauan indikator PPKM terutama jumlah kasus, hospitalisasi dan kematian cukup sensitif untuk memantau jika ada perburukan akibat Omicron," imbuhnya.
Selanjutnya, dia menilai diperlukan kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan gerakan bersama memutus penularan Omicron. Kesadaran masyarakat itu diperlukan meskipun kasus Covid-19 sudah rendah saat ini. "Jadi, kita harus tetap waspada meskipun tidak perlu panik," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :