Sosok Hans Hamzah, Intel Misterius Keturunan Tionghoa: Kuasai 6 Bahasa dan Ahli Bongkar Kunci

Minggu, 05 Desember 2021 - 07:37 WIB
loading...
Sosok Hans Hamzah, Intel Misterius Keturunan Tionghoa: Kuasai 6 Bahasa dan Ahli Bongkar Kunci
TNI AD pernah memiliki agen intelijen keturunan Tionghoa bernama Hans Hamzah, tentara keturunan Tionghoa penguasa enam bahasa. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Dunia intelijen identik dengan operasi-operasi rahasia. Untuk keperluan operasi tersebut agen intelijen harus memiliki kemampuan khusus penyamaran. Bukan rahasia seorang agen intelijen dikenal ahli menyamar demi menggali informasi.

Militer Indonesia, terutama TNI AD, pernah punya agen intelijen dengan kemampuan penyamaran yang luar biasa. Dia adalah Hans Hamzah, prajurit TNI AD keturunan Tionghoa yang pernah menjadi anak buah Benny Moerdani. Sosoknya misterius, bahkan di kalangan militer sendiri.

Tetapi siapa dan bagaimana sosok Han Hamzah bisa ditelusuri dari tulisan Ken Conboy, penulis buku-buku tentang sejarah militer Asia dan operasi-operasi intelijen. “Hamzah, salah seorang dari sedikit etnis Tionghoa di Satsus Intel, mempunyai bakat berbahasa. Dia berbicara dalam enam bahasa dan ahli dalam hal membuka kunci,” kata Ken dalam buku berjudul Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia, dikutip Minggu (5/12/2021).



Menurut Ken, Hans Hamzah adalah anggota Satsus Intel yang terlibat dalam operasi bersandi Flamboyan bentukan Benny Moerdani. Operasi yang dipimpin Kolonel Dading Kalbuadi ini secara khusus menargetkan koper Atase Militer Portugal Mayor Antonio Joao Soares yang datang ke Indonesia menuju Timor Timur (kini Timor Leste). Kala itu, Timor Timur merupakan koloni Portugal.

Hans Hamzah berperan krusial dalam Operasi Flamboyan pada 1975 itu. Setelah gagal membongkar isi koper Soers di Jakarta, Dading merancang siasat. Hans Hamzah menyamar sebagai Kepala Cabang Maskapai Merpati Airlines ketika Soares berada di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, bersiap terbang ke Kupang. Saat Soares melapor, Hamzah berimprovisasi bahwa visa sang atase harus mendapat persetujuan dari imigrasi.

“Mayor Antonio Joao Soares diminta untuk melapor ke kantor imigrasi setempat untuk pengecekan rutin. Hal ini sebenarnya merupakan tugas yang diemban oleh Kolonel Dading Kalbuadi atas perintah Brigjen Benny Moerdani dalam rangka mengetahui dokumen yang dibawa oleh perutusan Portugal,” tulis Julius Pour dalam Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan.



Soares tentu saja berang. Namun Hamzah dengan cerdik mengantarnya ke kantor Imigrasi di Denpasar. Saat Soares akhirnya dipertemukan dengan kepala Imigrasi di ruangannya, koper yang dibawa ditinggalkan di luar. Saat itulah Hamzah secepat kilat membuka kunci koper. Dokumen-dokumen rahasia Soares lantas dipotret prajurit intel lainnya yang bertugas sebagai fotografer.


Operasi Puyuh
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)