Siapa Bisa Tandingi Duet Prabowo - Puan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Survei dan Analisa Kebijakan Publik (Lanskap) telah melakukan simulasi pasangan capres dan cawapres 2024. Hasil simulasi tersebut menunjukkan pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani yang tertinggi dengan 67,7%.
Sebelumnya, sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Poros Prabowo-Puan telah mendeklarasikan dukungannya untuk jagoannya menjadi capres dan cawapres 2024. Lalu, pasangan capres – cawapres apa yang bisa menandingi duet Prabowo – Puan ?
“Pesaing yang sepadan saya kira bisa kita simulasi misalnya, Ganjar - Airlangga, Anies - AHY atau pasangan calon lain yang potensial mempunyai daya ungkit elektabilitas tinggi,” kata Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Selasa (30/11/2021).
Menurut dia, Ganjar Pranowo bisa dilirik partai lain seperti Nasdem jika diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Kalau Anies - AHY, yang pasti Demokrat dan bisa jadi PAN atau Nasdem,” katanya.
Arif menilai pasangan calon (paslon) Prabowo – Puan akan mudah mendapatkan dukungan partai politik. “Namun demikian paslon ini mesti kerja keras untuk mendongkrak elektabilitas,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan potensi pecah kongsi partai politik (parpol) pendukung Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin sangat besar pada Pilpres 2024. “Bahkan hampir bisa dipastikan. Semua bergantung kepentingan parpol masing-masing dan kalkulasi politik,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (Sudra) Fadhli Harahab mengatakan jika duet Prabowo – Puan disimulasikan diusung PDIP dan Gerindra, maka pertarungannya adalah klaster ketua umum parpol di Pilpres 2024. Karena, menurut dia, klaster ketua umum parpol itu mempunyai modal kuat untuk diusung.
“Di samping itu, secara head to head saya kira sangat kompetitif. Kemungkinannya, poros Golkar, PKB dan Nasdem akan mengusung Airlangga-Cak Imin, dan poros AHY- Salim Segaf akan diusung Demokrat, PKS, dan PAN,” kata Fadhli secara terpisah.
Namun, kata dia, bagaimana realitanya, siapa, dan poros mana yang akan terwujud itu menunggu waktu. “Karena menurut saya klaster kepala daerah juga sangat potensial,” pungkasnya.
Sebelumnya, sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Poros Prabowo-Puan telah mendeklarasikan dukungannya untuk jagoannya menjadi capres dan cawapres 2024. Lalu, pasangan capres – cawapres apa yang bisa menandingi duet Prabowo – Puan ?
“Pesaing yang sepadan saya kira bisa kita simulasi misalnya, Ganjar - Airlangga, Anies - AHY atau pasangan calon lain yang potensial mempunyai daya ungkit elektabilitas tinggi,” kata Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Selasa (30/11/2021).
Menurut dia, Ganjar Pranowo bisa dilirik partai lain seperti Nasdem jika diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Kalau Anies - AHY, yang pasti Demokrat dan bisa jadi PAN atau Nasdem,” katanya.
Arif menilai pasangan calon (paslon) Prabowo – Puan akan mudah mendapatkan dukungan partai politik. “Namun demikian paslon ini mesti kerja keras untuk mendongkrak elektabilitas,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan potensi pecah kongsi partai politik (parpol) pendukung Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin sangat besar pada Pilpres 2024. “Bahkan hampir bisa dipastikan. Semua bergantung kepentingan parpol masing-masing dan kalkulasi politik,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (Sudra) Fadhli Harahab mengatakan jika duet Prabowo – Puan disimulasikan diusung PDIP dan Gerindra, maka pertarungannya adalah klaster ketua umum parpol di Pilpres 2024. Karena, menurut dia, klaster ketua umum parpol itu mempunyai modal kuat untuk diusung.
“Di samping itu, secara head to head saya kira sangat kompetitif. Kemungkinannya, poros Golkar, PKB dan Nasdem akan mengusung Airlangga-Cak Imin, dan poros AHY- Salim Segaf akan diusung Demokrat, PKS, dan PAN,” kata Fadhli secara terpisah.
Namun, kata dia, bagaimana realitanya, siapa, dan poros mana yang akan terwujud itu menunggu waktu. “Karena menurut saya klaster kepala daerah juga sangat potensial,” pungkasnya.
(rca)