Demokrat Ingatkan Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19 di Tahun 2022

Minggu, 28 November 2021 - 22:15 WIB
loading...
Demokrat Ingatkan Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19 di Tahun 2022
Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengingatkan risiko terjadinya gelombang ketiga Covid-19 yang akan mengancam kembali kehidupan, kesehatan, dan ekonomi tahun 2022. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengingatkan risiko terjadinya penyebaran pandemi Covid-19 gelombang ketiga (third wave) yang akan mengancam kembali kehidupan, kesehatan, dan ekonomi tahun 2022 menjadi salah satu tantangan besar yang harus diperhatikan.

Hal tersebut disampaikan Ibas saat menjadi pemateri di acara Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Timur Business Forum, Sabtu (27/11/21). Seminar yang diselenggarakan di Universitas Islam Malang tersebut mengangkat topik “Recovery Ekonomi Pasca Pandemi”.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini menjadi pembicara di seminar sesi pertama dengan subtema “Arah dan Kebijakan Recovery Ekonomi Pasca Pandemi”. Ibas hadir secara virtual karena tengah menemani sang ayah, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang menjalani pengobatan kanker prostat di Amerika Serikat.

Pada seminar tersebut Ibas memaparkan pandangannya terkait “Pengendalian Pandemi Demi Pemulihan Ekonomi Indonesia”. Menurut Ibas, terdapat beberapa tantangan yang menghadang dalam upaya mengendalikan Pandemi Covid-19.

Pertama, Ibas mengingatkan risiko terjadinya penyebarkan pandemi gelombang ketiga akan mengancam kembali kehidupan, kesehatan, dan ekonomi Indonesia di tahun 2022. “Kita lihat negara di Eropa hari ini tengah alami badai tersebut. Sehingga jika kebijakan kita tidak antisipatif dan adaptif dengan cepat dan tepat, maka kurva penyebaran Covid-19 yang boleh dikatakan bisa ditekan saat ini, bisa kembali naik secara drastis,” ujarnya.

Selain itu, munculnya varian baru Covid-19 yang berasal dari Afrika Selatan, varian Omicron saat ini telah menjadi perhatian besar dunia. Beberapa negara bahkan sudah menutup pintu kedatangan bagi para pendatang dari Afrika atau negara-negara yang telah terinfeksi varian tersebut. Dengan adanya fakta ini, jangan sampai Indonesia mengalami keterlambatan pencegahan maupun penanganan seperti sebelumnya.

Kedua, faktor libur akhir tahun yang semakin dekat dapat kembali menimbulkan keramaian besar bagi masyarakat yang ingin berlibur atau berwisata. Apalagi jumlah perjalanan dan kunjungan daerah wisata bisa menjadi risiko penyebaran kembali Covid-19 jika tidak ditangani secara serius.

“Kemudian, keterlambatan distribusi vaksin tahap satu dan dua pun bisa menghambat pembentukan herd immunity serta kembali pulihnya kegiatan ekonomi Indonesia,” tambah Ibas.

Menurut Ibas, masih terasa dan terlihat kurangnya ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan juga dapat menjadikan risiko penularan di tempat umum seperti pusat perbelanjaan dan kegiatan ekonomi lainnya.

Terakhir, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini menyebutkan keterbatasan anggaran pemerintah berakibat pada kurang idealnya kebijakan pengendalian pandemi yang diterapkan sehingga krisis ini tidak dapat segera diselesaikan. “Apalagi terkesan negara tetap dual track dalam pembangunan infrastruktur dan program pemulihan ekonomi nasional, mengingat anggaran cukup terbatas.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)