Capresnya Diprediksi Gerus Prabowo di Jabar, Golkar: Itu Lumbung Kami

Selasa, 23 November 2021 - 10:12 WIB
loading...
Capresnya Diprediksi...
Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan, Golkar diprediksi akan menguasai suara pemilih di Provinsi Jabar baik saat pileg maupun pilpres 2024. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Partai Golkar diprediksi akan menguasai suara pemilih di Provinsi Jabar baik saat pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden 2024. Hal ini dikatakan Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo.



Sebelumnya, pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, memperkirakan perolehan suara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jawa Barat (Jabar) bakal mengalami penurunan bila maju kembali menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Menurutnya, konstruksi pemilih di Jabar senantiasa berubah dari pemilu ke pemilu, serta karakter masyarakat Jabar mudah terpesona dan kecewa. Khusus Prabowo, kekecewaan masyarakat karena bergabungnya pendiri Partai Gerindra itu ke penguasa saat ini

Terkait pandangan pengamat itu, Firman mengakui sangat bersyukur kalau benar terjadi pergeseran suara pemilih yang kecewa terhadap Prabowo dan Partai Gerindra ke Partai Golkar.

"Mereka (yang kecewa dengan Prabowo) katakanlah bergesernya kepada Golkar, ya kami sangat welcome dan berterima kasih, " ujarnya.

Ia menyakinkan masyarakat Jabar, jika nanti Partai Golkar memenangkan pemilu, akan berpihak pada kepentingan rakyat. Saat ini kata Firman, seluruh kader Golkar terus bergerak mensosialisasikan visi misi partai dan ketua umum Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.

"Kalau masyarakat menentukan pilihannya ke Golkar dan Airlangga nantinya berarti masyarakat sudah bisa menilai dari sekian partai yang ada, ternyata Golkar yang mungkin dianggap memperjuangkan aspirasi mereka," ujarnya.

Firman menilai, masyarakat termasuk warga Jabar sudah semakin cerdas. Sikap dan perilaku politik dari tokoh-tokoh mereka dukung, menjadi pertimbangan pilihan politik.

Ia mengatakan, dalam menentukan pilihannya di era keterbukaan, masyarakat lebih senang pada tokoh-tokoh yang konsisten dengan sikap politik.

"Kemudian memilih tokoh yang memang dalam politik itu menjaga etika hubungan antara pendukung dan yang didukung," ujarmya.

Ia menambahkan, posisi-posisi psikologis dan inkonsisten calon pemimpin dapat mempengaruhi ketidakpercayaan pendukungnnya. Hal ini disebabkan keputusan politik tokoh politik tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan pendukungnnya.

Ia berharap, suara-suara pemilih yang dulu memilih ke Golkar akan kembali memilih partai tersebut. Ia mengingatkan Prabowo Subianto dulunya merupakan kader Golkar yang keluar dan mendirikan Partai Gerindra.

"Banyak orang-orang Golkar yang mengikuti jejak Pak Prabowo ke Gerindra. Kalau ada yang kecewa saat ini sama sikap beliau, itu hak masyarakat," ujarnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1105 seconds (0.1#10.140)