KSAD Dudung Abdurachman Diwarisi Mega Paludarium oleh Jenderal TNI Andika Perkasa, Apa Itu?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) setelah melaksanakan serah terima jabatan (sertijab) dengan Jenderal TNI Andika Perkasa di Tribun Lantai Dasar Gedung E Mabesad, Jakarta Pusat, Jumat (19/11/2021) sore.
Dengan memegang tongkat komando sebagai orang nomor satu di matra darat, Dudung kini mewarisi berbagai terobosan dan karya yang dilakukan Andika Perkasa. Salah satunya mega paludarium di Mabesad.
Mengenal Mega Paludarium
Selama tiga tahun menjabat sebagai orang nomor satu di AD terhitung sejak 22 November 2018 hingga 17 November 2021, Jenderal Andika melakukan berbagai gebrakan dan perubahan di TNI AD. Tidak hanya terkait keprajuritan, tetapi juga bangunan fisik.
Salah satu yang sangat menonjol yakni Gedung Mabesad. Di tangan Andika, kantor pusat AD itu menjadi sangat cantik. Sejumlah ruangan diperindah dengan fasilitas terbaik bak hotel bintang lima.
Andika juga merenovasi patung Jenderal Besar Sudirman di Mabesad menjadi lebih bagus. Berbagai ornamen ditambahkan. Begitu pula lapangan tempat upacara yang tampak hijau dan taman-taman asri. Ada lagi area fitness yang menjadi salah satu fasilitas top Mabesad. Maklum, mantan Danpaspampres itu rajin menjaga kebugaran dengan berolaharaga fitness. Namun tak banyak orang menyadari, Jenderal Andika juga mewariskan benda berharga lain yaitu mega paludarium. Apa itu? Paludarium berasal dari bahasa latin yakni palus (rawa-rawa) dan arium (wadah/tempat).
Istilah umum bagi orang kebanyakan (meski tidak tepat) yaitu akuarium besar. Mengutip tanktested, paludarium merupakan habitat buatan yang memiliki unsur akuatik dan terrestrial. Paludarium harus memiliki luas lahan dan volume air yang signifikan
Definisi lain paludarium yakni vivarium (tempat buatan yang dibentuk menyerupai habitat asli pada ekosistem, baik darat, air ataupun darat) yang menggabungkan unsur air dan darat di dalam wadah atau ruangan tertutup. Paludarium di Mabesad berukuran sangat besar sehingga disebut mega paludarium.
Gagasan membuat paludarium datang dari KSAD. Proyek itu digarap spesialis paludarium yakni Dama Refiyuda. Jenderal Andika pernah mengajak selebritis Irfan Hakim untuk menunjukkan megah dan hebatnya paludarium di Mabesad tersebut.
“Gaess ini yang hebat ya, Pak KSAD kita ini benar-benar detail memperhatikan secara, sedikit demi sedikit apa pun yang ada di sini (paludarium) dari batu, tanaman dan lainya,” kata Irfan Hakim dikutip dari videonya di akun YouTube, Jumat (19/11/2021).
Andika tertawa merespons ucapan Irfan. Menurut dia, paludarium dibangun atas dasar kolaborasi dengan Dama. Jenderal infanteri yang meniti karier dari Kopassus ini mengaku dirinya menginginkan konsep agar proyek ini menyatu dengan wajah Mabesad secara keseluruhan.
“Dari awal saya bilang sama Mas Dama. Kan tadinya ini sudah ada, bukan buat baru, tapi biasa lah yang buat tukang, jadi enggak bagus, enggak nyambung gitu lho. Dengan backdrop gedung ini (Mabesad), dengan lingkungannya enggak nyambung,” tuturnya.
Dia lantas menunjukkan sejumlah batu yang terpasang di taman-taman Mabesad. Paludarium, kata dia, dihadirkan agar selaras dengan lanskap yang ada sebagai suatu kesatuan.
Dengan memegang tongkat komando sebagai orang nomor satu di matra darat, Dudung kini mewarisi berbagai terobosan dan karya yang dilakukan Andika Perkasa. Salah satunya mega paludarium di Mabesad.
Mengenal Mega Paludarium
Selama tiga tahun menjabat sebagai orang nomor satu di AD terhitung sejak 22 November 2018 hingga 17 November 2021, Jenderal Andika melakukan berbagai gebrakan dan perubahan di TNI AD. Tidak hanya terkait keprajuritan, tetapi juga bangunan fisik.
Salah satu yang sangat menonjol yakni Gedung Mabesad. Di tangan Andika, kantor pusat AD itu menjadi sangat cantik. Sejumlah ruangan diperindah dengan fasilitas terbaik bak hotel bintang lima.
Andika juga merenovasi patung Jenderal Besar Sudirman di Mabesad menjadi lebih bagus. Berbagai ornamen ditambahkan. Begitu pula lapangan tempat upacara yang tampak hijau dan taman-taman asri. Ada lagi area fitness yang menjadi salah satu fasilitas top Mabesad. Maklum, mantan Danpaspampres itu rajin menjaga kebugaran dengan berolaharaga fitness. Namun tak banyak orang menyadari, Jenderal Andika juga mewariskan benda berharga lain yaitu mega paludarium. Apa itu? Paludarium berasal dari bahasa latin yakni palus (rawa-rawa) dan arium (wadah/tempat).
Istilah umum bagi orang kebanyakan (meski tidak tepat) yaitu akuarium besar. Mengutip tanktested, paludarium merupakan habitat buatan yang memiliki unsur akuatik dan terrestrial. Paludarium harus memiliki luas lahan dan volume air yang signifikan
Definisi lain paludarium yakni vivarium (tempat buatan yang dibentuk menyerupai habitat asli pada ekosistem, baik darat, air ataupun darat) yang menggabungkan unsur air dan darat di dalam wadah atau ruangan tertutup. Paludarium di Mabesad berukuran sangat besar sehingga disebut mega paludarium.
Gagasan membuat paludarium datang dari KSAD. Proyek itu digarap spesialis paludarium yakni Dama Refiyuda. Jenderal Andika pernah mengajak selebritis Irfan Hakim untuk menunjukkan megah dan hebatnya paludarium di Mabesad tersebut.
“Gaess ini yang hebat ya, Pak KSAD kita ini benar-benar detail memperhatikan secara, sedikit demi sedikit apa pun yang ada di sini (paludarium) dari batu, tanaman dan lainya,” kata Irfan Hakim dikutip dari videonya di akun YouTube, Jumat (19/11/2021).
Andika tertawa merespons ucapan Irfan. Menurut dia, paludarium dibangun atas dasar kolaborasi dengan Dama. Jenderal infanteri yang meniti karier dari Kopassus ini mengaku dirinya menginginkan konsep agar proyek ini menyatu dengan wajah Mabesad secara keseluruhan.
“Dari awal saya bilang sama Mas Dama. Kan tadinya ini sudah ada, bukan buat baru, tapi biasa lah yang buat tukang, jadi enggak bagus, enggak nyambung gitu lho. Dengan backdrop gedung ini (Mabesad), dengan lingkungannya enggak nyambung,” tuturnya.
Dia lantas menunjukkan sejumlah batu yang terpasang di taman-taman Mabesad. Paludarium, kata dia, dihadirkan agar selaras dengan lanskap yang ada sebagai suatu kesatuan.
(cip)