Penguatan Hutan Tropis Dinilai Penting untuk Pengendalian Perubahan Iklim

Jum'at, 12 November 2021 - 14:41 WIB
loading...
Penguatan Hutan Tropis...
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Tiga negara yang dikenal sebagai pemilik hutan tropis terbesar di dunia, telah menggelar pertemuan trilateral guna menjalin kerja sama strategis dan sinergis. Kerja sama mencakup sejumlah hal, baik dalam pengelolaan hutan , dan hal lainnya dalam upaya pengendalian perubahan iklim.



"Pertemuan telah digelar di Sekretariat Delegasi Republik Indonesia di arena COP 26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, awal pekan ini. Banyak potensi kolaborasi yang bisa dilakukan Indonesia, Brazil, dan Kongo," ujar Alue Dohong.

Alue Dohong menjelaskan, dalam pertemuan trilateral tersebut kita mengemukakan gagasan dan pandangan tentang pentingnya kerja sama ini. Selain itu untuk mengidentifikasi kira-kira area kerja sama apa saja yang dapat dilakukan oleh ketiga negara secara bersama-sama (trilateral) atau secara bilateral.

Menteri Lingkungan Brazil dan Republik Demokratik Kongo juga menyampaikan pandangan serta gagasan mengenai kerja sama ini.

Pada saat pertemuan, tiga negara mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya kerja sama dalam kerangka memperkuat pengaruh tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di duni ini dalam negosiasi iklim di COP26 UNFCCC.

"Kemudian disepakati perlunya melakukan inisitif kolaboratif melalui pembentukan kelompok-kelompok kerja (Working Groups) yang solid berdasarkan kesamaan kepentingan (mutual common interests) dan prinsip saling mengisi kebutuhan (filling the gap)," ucapnya.

"Diharapkan kerja sama ini makin memperkuat posisi 3 negara di arena negosiasi pengendalian iklim global seperti di COP 26 UNFCCC, sehingga dapat bersama memperjuangkan solusi yang paling efektif dan tepat. Termasuk mendorong peningkatan pendanaan yang berbasis hasil," tambahnya.

Sementara Republik Demokratik Kongo, ingin banyak belajar dari Indonesia dan Brazil. Sehingga meminta dukungan dan bimbingan tehnis dari Indonesia dan Brazil dalam program REDD+, pengelolaan hutan secara berkelanjutan, termasuk gambut.

Ketiga negara juga membicarakan terkait program keanekaragaman hayati dan bioprospeksi serta rehabilitasi dan konservasi mangrove.

"Setelah pertemuan tersebut, Menteri Brazil, Republik Demokratik Kongo dan Saya menugaskan masing-masing pejabat perwakilan untuk membahas tindak lanjut teknis terkait area kerja sama potensial yang dapat dilakukan ke depan baik dalam kerangka kerja sama bilateral maupun trilateral," ungkap Alue Dohong.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2061 seconds (0.1#10.140)