Letakkan Batu Pertama Pembangunan RSAU Abdulrachman Saleh, Panglima TNI Sebut Pentingnya Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, meletakkan Batu Pertama dan Penandatanganan Prasasti Pembangunan RSAU Prof DR Abdulrachman Saleh yang bertempat di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (9/11/2021). Panglima TNI didampingi KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, dan Wakil KSAU Marsdya TNI A Gustaf Brugman,
Dalam sambutanya, Panglima TNI menyampaikan bahwa sejak awal menjabat sebagai Panglima TNI selalu mengingatkan adanya ancaman global yaitu ancaman Cyber (Cyber Threat), kedua ancaman Biologi (Bio Threat) dan ancaman kesenjangan.
"Ancaman tersebut selalu saya sampaikan pada saat Rapim TNI maupun saat memberikan seminar di hadapan mahasiswa, siswa Sesko TNI dan Sesko Angkatan," katanya.
"Pada bulan Januari 2018 kita dikejutkan dengan wabah campak yang terjadi di Kabupaten Asmat dan merenggut puluhan nyawa anak-anak dan ratusan lainnya harus dirawat dan di tahun 2019 kita kembali dikejutkan dengan virus Covid-19 yang kemudian menyebabkan pandemi di seluruh dunia," ungkap Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, pandemi tidak hanya menyebabkan ratusan orang sakit dan jutaan lainnya meninggal dunia, tetapi juga mempengaruhi seluruh sendi kehidupan umat manusia.
"Saat puncaknya yang lalu seluruh negara termasuk Indonesia, mengalami kesulitan dalam menangani pasien yang membludak. Jumlah pasien yang mengalami kondisi kritis sangat banyak," ujarnya.
"Bahkan industri kesehatan tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan alat kesehatan, oksigen, oksigen konsentrator, obat-obatan, APD, masker, vaksin dan sebagainya. Ratusan tenaga kesehatan juga meninggal dunia," tambahnya.
Di situlah, Panglima TNI sadar betapa sangat penting di bidang kesehatan untuk ketahanan nasional. "TNI juga membutuhkan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman CBRNE (Chemical, Biological, Radiological, Nuclear and Explosive)," imbuhnya.
Menurut PanglimaTNI, Rumah Sakit Infeksi merupakan salah satu ujung tombak dalam menghadapi ancaman tersebut dan ujung tombak dalam menghadapi pandemi. TNI memerlukan lebih banyak Rumah Sakit yang representatif, mampu memberikan pelayanan yang baik, ramah, responsif, cepat dan tepat kepada prajurit TNI dan keluarganya.
"Rumah Sakit TNI harus dapat menjawab kebutuhan seluruh Prajurit TNI dan keluarganya. Setiap prajurit yang bertugas harus didukung dengan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan," tegasnya.
Panglima TNI juga menyampaikan bahwa Rumah Sakit Angkatan Udara Prof DR Abdulrachman Saleh adalah salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan dan tantangan tersebut.
"Nama Prof DR Abdulrachman Saleh dipilih bukan tanpa alasan. Beliau adalah pionir dan tokoh TNI AU yang multi talenta, dokter sekaligus penerbang," ucapnya.
"Semoga semangat juangnya beliau dapat mewarnai RSAU dan menjiwai semangat pengabdian seluruh tenaga kesehatan yang ditugaskan demi bangsa dan negara tercinta," harap Panglima TNI.
Dalam sambutanya, Panglima TNI menyampaikan bahwa sejak awal menjabat sebagai Panglima TNI selalu mengingatkan adanya ancaman global yaitu ancaman Cyber (Cyber Threat), kedua ancaman Biologi (Bio Threat) dan ancaman kesenjangan.
"Ancaman tersebut selalu saya sampaikan pada saat Rapim TNI maupun saat memberikan seminar di hadapan mahasiswa, siswa Sesko TNI dan Sesko Angkatan," katanya.
"Pada bulan Januari 2018 kita dikejutkan dengan wabah campak yang terjadi di Kabupaten Asmat dan merenggut puluhan nyawa anak-anak dan ratusan lainnya harus dirawat dan di tahun 2019 kita kembali dikejutkan dengan virus Covid-19 yang kemudian menyebabkan pandemi di seluruh dunia," ungkap Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, pandemi tidak hanya menyebabkan ratusan orang sakit dan jutaan lainnya meninggal dunia, tetapi juga mempengaruhi seluruh sendi kehidupan umat manusia.
"Saat puncaknya yang lalu seluruh negara termasuk Indonesia, mengalami kesulitan dalam menangani pasien yang membludak. Jumlah pasien yang mengalami kondisi kritis sangat banyak," ujarnya.
"Bahkan industri kesehatan tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan alat kesehatan, oksigen, oksigen konsentrator, obat-obatan, APD, masker, vaksin dan sebagainya. Ratusan tenaga kesehatan juga meninggal dunia," tambahnya.
Di situlah, Panglima TNI sadar betapa sangat penting di bidang kesehatan untuk ketahanan nasional. "TNI juga membutuhkan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman CBRNE (Chemical, Biological, Radiological, Nuclear and Explosive)," imbuhnya.
Menurut PanglimaTNI, Rumah Sakit Infeksi merupakan salah satu ujung tombak dalam menghadapi ancaman tersebut dan ujung tombak dalam menghadapi pandemi. TNI memerlukan lebih banyak Rumah Sakit yang representatif, mampu memberikan pelayanan yang baik, ramah, responsif, cepat dan tepat kepada prajurit TNI dan keluarganya.
"Rumah Sakit TNI harus dapat menjawab kebutuhan seluruh Prajurit TNI dan keluarganya. Setiap prajurit yang bertugas harus didukung dengan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan," tegasnya.
Panglima TNI juga menyampaikan bahwa Rumah Sakit Angkatan Udara Prof DR Abdulrachman Saleh adalah salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan dan tantangan tersebut.
"Nama Prof DR Abdulrachman Saleh dipilih bukan tanpa alasan. Beliau adalah pionir dan tokoh TNI AU yang multi talenta, dokter sekaligus penerbang," ucapnya.
"Semoga semangat juangnya beliau dapat mewarnai RSAU dan menjiwai semangat pengabdian seluruh tenaga kesehatan yang ditugaskan demi bangsa dan negara tercinta," harap Panglima TNI.
(maf)