Gara-gara Artikel PKI, Tagar #boikotwikipedia Heboh di Medsos

Kamis, 04 Juni 2020 - 16:19 WIB
loading...
Gara-gara Artikel PKI, Tagar #boikotwikipedia Heboh di Medsos
Tanda pagar #boikotwikipedia ramai di jagat media sosial Twitter. Pangkal masalahnya, terkait penulisan sejarah peristiwa 1965-1966 dan PKI. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Tanda pagar #boikotwikipedia ramai di jagat media sosial Twitter. Pangkal masalahnya, terkait penulisan sejarah peristiwa 1965-1966 dan Partai Komunis Indonesia (PKI) .

Wikipedia menulis tentang pembantaian 1965-1966. Dalam keterangannya, Wikipedia menulis peristiwa itu menyasar orang-orang yang dituduh komunis di Indonesia.

Di atas tulisan tersebut dipajang foto mantan Presiden Soeharto dengan tulisan diduga kuat sebagai dalang di balik pembantaian 1965-1966.

Artikel langsung mengundang reaksi para netizen. Saat dilihat SINDOnews pada Kamis (4/6/2020), Wikipedia telah mengubah tulisan dan menghilangkan foto Soeharto. Keterangan terbaru menyatakan, “Tragedi kemanusiaan itu berawal dari konflik internal dalam tubuh Angkatan Darat yang muncul sebagai akibat kesenjangan perikehidupan antara tentara prajurit dengan perwira.”

Roy Suryo mengapresiasi respons cepat untuk mengubah keterangan yang mengundang perdebatan itu. “Namun saran saya tetap sebaiknya sejarahwan kredibel ikut menuliskan detail kembali,” katanya, Kamis (4/6/2020). (Baca juga: Ketua Gugus Tugas Targetkan Tes Covid Capai 30.000 Orang Per Hari)

Wikipedia merupakan situs terbuka yang membuat siapa pun bisa menulis, mengisi, atau mengedit sebuah artikel tentang apa pun. Beberapa akun ikut menyuarakan itu dalam #boikotwikipedia. “#boikotwikipedia woi lu semua belum tau, tu Wikipedia bisa lu sunting dan ubah sesuka hati lu pada,” cuit akun @FarizIIM.

Ardhi Wijayanto lewat akun @ardhiesta menyatakan user bebas nulis artikel karena itu tidak semua yang ada di wikipedia dapat dipertanggungjawabkan. “Biasanya Wikipedia memberikan label ke artikel yang kualitasnya jelek, misalnya, karena kura sitasi sebagai sumber referensi,” katanya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0817 seconds (0.1#10.140)