Gambar Kumpulan Kritik untuk Polri Jadi Juara Pertama Bhayangkara Mural Festival 2021

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 18:10 WIB
loading...
Gambar Kumpulan Kritik untuk Polri Jadi Juara Pertama Bhayangkara Mural Festival 2021
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyerahkan hadiah dan piala kepada pemenang Bhayangkara Mural Festival 2021. Foto: MNC/Carlos Roy Fajarta
A A A
JAKARTA - Sebuah mural yang berisi berbagai kritik terhadap Polri menjadi juara pertama Bhayangkara Mural Festival 2021 - Piala Kapolri. Laode Umar (29) seniman asal Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tersebut menerima Piala Kapolri yang diserahkan langsung Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/10/2021).

Dalam karya mural nomor 77, Laode Umar (29) merangkum fenomena pelanggaran dan perilaku buruk polisi yang mencederai insitusi Polri. "Konsepnya kritik ke Polri. Banyak penegak hukum kita sekarang disorot masyarakat tentang pungli dan penyalahgunaan wewenang," ujar Laode Umar.

Ia menyebutkan meskipun banyak anggota Polri yang baik namun berbagai kasus negatif yang viral di media sosial dan disorot publik menjadi perhatian masyarakat lebih terekspos. "Memang ada yang baik, tapi pada umumnya masih lebih banyak Negatif sehingga merugikan institusi Polri tersebut sendiri. Harapan saya agar polisi jangan anti kritik. Ketika ada mural kritikan jangan langsung dihapus tapi jadi bahan instrospeksi dan evaluasi.



Laode Umar menjelaskan berbagai makna obyek dalam mural yang ia buat. "Monalisa terkenal sebagai karya seni Davinci. Dia ditangkap polisi artinya membungkam kebebasan para seniman," jelas Laode Umar.

Ada pula objek sebuah razia polisi yang mengambarkan kontrasnya perlakuan terhadap masyarakat biasa dengan pejabat. Seorang bisa dilepas melenggang pejabat meskipun melanggar. Namun masyarakat biasa langsung diberhentikan dan ditindak.

"Ada juga sosok pria hitam yang menandakan oknum polisi menyeramkan sehingga membuat masyarakat takut lapor ke polisi," tuturnya.

"Bunga bangkai itu ketika citra positif keadilan selalu disuarakan tapi dengan adanya berbagai kasus yang viral berbagai maka baunya akan tercium. Objek CCTV artinya oknum polisi sering mencari-cari kesalahan masyarakat," terangnya.



"Patung keadilan dengan tangan menyakiti masyarakat. Tangan memegang uang. Berpihak pada yang punya uang dan pengaruh. Sedangkan gambar ring sebagai analogi kasus anggota polisi melakukan smack down terhadap mahasiswa pendemo di Kabupaten Tangerang," katanya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, dalam proses pemilihan juara, pihak juri bekerja secara independen. "Juara satunya adalah yang berani mengkritisi polri dan kritik itu tentu kami terima. Ini adalah aspirasi harapan masyarakat tentang perbaikan Polri ke depannya. Sekali lagi terima kasih atas peran serta seluruh rekan-rekan dan jaga kami untuk bisa menjadi Polri yang lebih baik, polri yang lebih dekat dan dicintai masyarakat," kata Listyo Sigit.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9372 seconds (0.1#10.140)