Wujudkan Nagari Ramah Harimau, BKSDA Sumbar Bentuk Tim Pagari di Agam

Kamis, 28 Oktober 2021 - 21:26 WIB
loading...
Wujudkan Nagari Ramah...
Peserta mengikuti pelatihan dan pembentukan Tim Patroli Anak Nagari yang disingkat Pagari di nagari Baringin, kecamatan Palembayan, kabupaten Agam, Sumatera Barat. foto/BKSDA Sumbar
A A A
SOLOK SELATAN - Konflik dengan harimau Sumatera , mendorong Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA ) Sumatera Barat bekerja sama dengan Yayasan SINTAS Indonesia melakukan pelatihan dan pembentukan Tim Patroli Anak Nagari yang disingkat Pagari di nagari Baringin, kecamatan Palembayan, kabupaten Agam, Sumatera Barat .

baca juga: Jual Kulit dan Tengkorak Harimau Sumatera Rp70 Juta, 2 Warga Aceh Tengah Ditangkap

Kegiatan ini juga sebagai upaya pelibatan secara aktif masyarakat yang berdomisili di nagari rawan terjadinya konflik satwa harimau Sumatera dalam kegiatan penanganan dan deteksi dini, dan juga mencegah tindak pidana terhadap satwa harimau Sumatera yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Ardi Andono mengatakan, pihaknya sengaja menginisiasi Nagari Ramah Harimau yang bertujuan untuk menciptakan nagari yang bersahabat dan berkontribusi dalam pelestarian harimau Sumatera.

“Diharapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya Tim Patroli Berbasis Masyarakat yang akan diberi nama Patroli Anak Nagari (Pagari) di wilayah rawan konflik satwa untuk pencegahan potensi konflik dengan merespon laporan kejadian secara cepat dan tepat," kata Ardi dalam siaran persnya yang diterima, Kamis (28/10/2021).

baca juga: Kasus Perdagangan Tulang Harimau di Pasaman Barat Siap Disidangkan

Tindak lanjut dari kegiatan ini akan diadakan pertemuan rutin antara BKSDA Sumatera Barat dengan Pagari minimal satu kali sebulan, untuk menjalin kerja sama dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pagari dalam penanganan konflik manusia dan satwa.

“Sehingga diharapkan nagari dapat melaksanakan deteksi dini dan penanganan awal secara mandiri kejadian konflik satwa di wilayah nagarinya,” tukas Ardi.

Selain itu, BKSDA berharap dengan adanya pelatihan dan pembentukan patrol ini akan terwujud nagari Ramah Harimau, yang artinya dapat mandiri dalam penanganan konflik Harimau Sumatera di wilayah nagarinya. Konflik yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang luar biasa dari kedua pihak, yakni alam dengan Harimau Sumatera, dan manusia tentunya.

baca juga: Meski Konflik 3 Harimau di Solok Dinyatakan Tuntas, BKSDA Sumbar Tetap Pasang Kamera Trap

Pelatihan pembentukan berlangsung selama tiga hari, dari 26 sampai dengan 28 Oktober 2021 yang diikuti oleh delapan orang warga yang dipilih dan ditunjuk nagari Baringin.

Adapun materi pelatihan yang disampaikan di antaranya Kebijakan Konservasi Harimau Sumatera, Bioekologi, Pengamanan Hutan dan Perlindungan Satwa Liar, Navigasi, Penggunaan Camera Trap dan Penanganan Konflik Satwa Liar. Narasumber dan Instruktur berasal dari Balai KSDA Sumatera Barat dan Yayasan SINTAS Indonesia.

Sekretaris Nagari Baringin, Fakhrudin menyampaikan ucapan terima kasih atas ditunjuknya nagari Baringin sebagai pilot project atau percontohan pelibatan masyarakat dalam upaya penanganan konflik dan perlindungan satwa liar oleh BKSDA Sumatera Barat.

baca juga: Ini Tempat Terakhir di Dunia, di Mana Gajah, Badak, Orangutan dan Harimau Hidup Bersama

Dia berharap BKSDA besama Yayasan SINTAS Indonesia tetap melakukan pembinaan dan bimbingan kepada tim yang telah dibentuk dan dikukuhkan itu. Dalam kesempatan itu juga diserahkan peralatan perongan dan peralatan tim Pagari guna mendukung kegiatan Pagari ke depannya.
(ymn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)