Kemenag Sudah Diusulkan Muhammad Yamin di Sidang BPUPKI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bahwa Kemenag adalah hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU) disebut Yusril Ihza Mahendra tidak punya landasan sejarah. Sebagai orang yang belajar hukum tata negara, Yusril mengungkapkan sejarah bagaimana awal mula Kemenag tercetus.
”Bagi saya yang mempelajari hukum tatanegara dan sejarah ketatanegaraan RI, keberadaan Kementerian Agama itu bukanlah 'hadiah' dari siapapun. Keberadaan Kementerian Agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila yang kita sepakati bersama,” cuit Yusril lewat akun Twitter miliknya, Senin (25/20/2021) malam.
Yusril menerangkan bahwa Pancasila adalah jalan tengah antara konsep negara agama dengan negara sekuler. Bahkan keberadaan Kemenag sudah muncul sebagai usulan sebelum proklamasi dan bukan dari tokoh Islam.
”Pancasila adalah jalan tengah antara negara ‘berdasarkan Islam’ dgn negara sekular yang ‘memisahkan urusan keagamaan dgn urusan kenegaraan’ seperti dikatakan Prof Supomo dalam sidang BPUPKI. Keberadaan Kementerian Agama telah diusulkan oleh Muhammad Yamin dalam sidang BPUPKI,” tulis Yusril.
Negara berdasarkan Pancasila, lanjut Yusil, menjadikan ajaran-ajaran agama sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam membangun bangsa dan negara. Karena itu, negara berkewajiban melayani dan memfasilitasi kepentingan umat beragama dalam melaksanakan ajaran agamanya.
”Karena itulah saya mengatakan bahwa keberadaan Kementerian Agama bukanlah hadiah buat siapa-siapa. Keberadaan Kementerian Agama dengan tugas utama menangani menyelenggarakan dan memfasilitasi urusan agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila,” ujar ketua umum Partai Bulan Bintang ini.
Menurut Yusril, konsep bernegara seperti ini merupakan khas Indonesia yang berurat-berakar dari pengalaman sejarah berabad-abad lamanya. Salah satu wujud ciri khas itu adalah keberadaan Kementerian Agama.
”Menteri Agama seyogiyanya fokus menangani dan memecahkan berbagai problema keagamaan di negara kita. Omongan soal Kementerian Agama adalah hadiah buat umat Islam seluruhnya atau hadiah khusus bagi NU saja tidak ada gunanya. Omongan seperti itu hanya bikin gaduh, membuang energi dan tidak menguntungkan siapa pun,” tulis Yusril.
”Bagi saya yang mempelajari hukum tatanegara dan sejarah ketatanegaraan RI, keberadaan Kementerian Agama itu bukanlah 'hadiah' dari siapapun. Keberadaan Kementerian Agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila yang kita sepakati bersama,” cuit Yusril lewat akun Twitter miliknya, Senin (25/20/2021) malam.
Yusril menerangkan bahwa Pancasila adalah jalan tengah antara konsep negara agama dengan negara sekuler. Bahkan keberadaan Kemenag sudah muncul sebagai usulan sebelum proklamasi dan bukan dari tokoh Islam.
”Pancasila adalah jalan tengah antara negara ‘berdasarkan Islam’ dgn negara sekular yang ‘memisahkan urusan keagamaan dgn urusan kenegaraan’ seperti dikatakan Prof Supomo dalam sidang BPUPKI. Keberadaan Kementerian Agama telah diusulkan oleh Muhammad Yamin dalam sidang BPUPKI,” tulis Yusril.
Negara berdasarkan Pancasila, lanjut Yusil, menjadikan ajaran-ajaran agama sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam membangun bangsa dan negara. Karena itu, negara berkewajiban melayani dan memfasilitasi kepentingan umat beragama dalam melaksanakan ajaran agamanya.
”Karena itulah saya mengatakan bahwa keberadaan Kementerian Agama bukanlah hadiah buat siapa-siapa. Keberadaan Kementerian Agama dengan tugas utama menangani menyelenggarakan dan memfasilitasi urusan agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila,” ujar ketua umum Partai Bulan Bintang ini.
Menurut Yusril, konsep bernegara seperti ini merupakan khas Indonesia yang berurat-berakar dari pengalaman sejarah berabad-abad lamanya. Salah satu wujud ciri khas itu adalah keberadaan Kementerian Agama.
”Menteri Agama seyogiyanya fokus menangani dan memecahkan berbagai problema keagamaan di negara kita. Omongan soal Kementerian Agama adalah hadiah buat umat Islam seluruhnya atau hadiah khusus bagi NU saja tidak ada gunanya. Omongan seperti itu hanya bikin gaduh, membuang energi dan tidak menguntungkan siapa pun,” tulis Yusril.
(muh)