Gus Muhaimin: Pesantren dan Madin adalah Penentu Kemajuan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa pesantren dan madrasah diniyah adalah penentu kemajuan bangsa Indonesia.
"kalau pesantren maju, kalau Madrasah Diniyah maju, kalau guru-guru Diniyah maju, saya yakin di situ kemajuan Indonesia bisa kita rasakan," kata Gus Muhaimin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, saat memberikan sambutan di acara Puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah di Jakarta, Minggu (24/10/2021).
Untuk meyakinkan hal ini, kata Gus Muhaimin, tidak mudah karena para penganut teori pembangunan modernis selalu melihat bahwa pesantren tidak memiliki relevansi dan kontribusi pada pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
Baca juga: Gelar Apel Hari Santri, PWNU Jakarta Santuni 200 Yatim Piatu Terdampak Covid-19
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah memberikan hikmah untuk menyadarkan semua kalangan untuk tidak sombong pada teori-teori pembangunan modernis yang hanya berbasis kuantitatif bukan kualitatif, jangka panjang berdaya tahan kuat, seperti halnya yang di pesantren dengan karakter kemandiriannya.
Untuk diketahui, acara yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah (FKDT) berlangsung, Jumat-Minggu (22-24/10/2021) dan dihadiri 32 dari 34 Pengurus wilayah yang sudah terbentuk di seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, Puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah pada hari ini dihadiri 32 Pengurus Wilayah (Provinsi) seluruh Indonesia. Kalau toh ada 2 provinsi yang tidak bisa hadir dikarenakan kendala teknis penerbangan," kata Ketua Umum DPP FKDT Lukman Hakim.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Ribuan Napi Bersholawat di Balik Jeruji Besi
"kalau pesantren maju, kalau Madrasah Diniyah maju, kalau guru-guru Diniyah maju, saya yakin di situ kemajuan Indonesia bisa kita rasakan," kata Gus Muhaimin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, saat memberikan sambutan di acara Puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah di Jakarta, Minggu (24/10/2021).
Untuk meyakinkan hal ini, kata Gus Muhaimin, tidak mudah karena para penganut teori pembangunan modernis selalu melihat bahwa pesantren tidak memiliki relevansi dan kontribusi pada pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
Baca juga: Gelar Apel Hari Santri, PWNU Jakarta Santuni 200 Yatim Piatu Terdampak Covid-19
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah memberikan hikmah untuk menyadarkan semua kalangan untuk tidak sombong pada teori-teori pembangunan modernis yang hanya berbasis kuantitatif bukan kualitatif, jangka panjang berdaya tahan kuat, seperti halnya yang di pesantren dengan karakter kemandiriannya.
Untuk diketahui, acara yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah (FKDT) berlangsung, Jumat-Minggu (22-24/10/2021) dan dihadiri 32 dari 34 Pengurus wilayah yang sudah terbentuk di seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, Puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah pada hari ini dihadiri 32 Pengurus Wilayah (Provinsi) seluruh Indonesia. Kalau toh ada 2 provinsi yang tidak bisa hadir dikarenakan kendala teknis penerbangan," kata Ketua Umum DPP FKDT Lukman Hakim.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Ribuan Napi Bersholawat di Balik Jeruji Besi
(abd)