Relawan Deklarasi Anies dan Ganjar, Siapa Paling Berpeluang Digandeng Parpol?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dukungan untuk bakal calon kandidat Pilpres 2024 mulai bermunculan. Kelompok masyarakat yang menamakan diri Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju menjadi kandidat Pilpres 2024.
Deklarasi itu digelar di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (20/10/2021). Sebelumnya, sekelompok masyarakat menamakan diri Sahabat Ganjar mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju ke Pilpres 2024 pada Minggu (20/6/2021). Lalu, siapa yang paling berpeluang digandeng partai politik (parpol) ?
“Dua-duanya sama-sama belum ada kepastian diusung partai politik. Namun partai politik tetap akan mengusung yang kira-kira bakal menang dan menjual, baik Ganjar maupun Anies sama-sama tetap punya peluang diusung partai politik,” kata Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada SINDOnews, Kamis (21/10/2021).
Pangi menilai yang memiliki peluang kans lebih besar untuk menang akan mendapatkan tiket maju ke Pilpres 2024 dari parpol. “Terutama partai yang belum punya jagoan dalam pilpres. Kalau partai yang sudah final mengusung ketua umumnya menjadi capres seperti Prabowo Subianto, maka ada peluang sebagai cawapres digandeng kedua tokoh ini,” tuturnya.
Menurut dia, parpol akan mengalkulasi secara matematika politik. Dia menambahkan, parpol akan selalu membaca tren kenaikan elektabilitas dan pertumbuhan elektoral tokoh yang akan diusung.
“Partai bakal mengusung capres yang kira-kira bakal menang, enggak mungkin mengusung capres yang enggak menjual. Pertanyaannya lebih menjual dan lebih berpeluang menang Ganjar atau Anies, maka partai akan meminangnya diusung bertarung,” imbuhnya.
Dia juga menilai parpol akan berhati-hati untuk mendeklarasikan Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo. Sebab, masa jabatan Anies sebagai gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada 2022, sedangkan Ganjar akan berakhir pada 2023.
“Apakah mereka kuat dan punya daya tahan maintenance elektabilitasnya, apakah tetap lampu elektoralnya moncer atau justru redup karena tidak lagi menjabat sebagai kepala daerah, partai politik setidaknya bakal menguji dulu,” kata Pangi.
Maka itu, dia menyimpulkan tidak terlalu penting elektabilitas yang tinggi, karena hanya akan menjadi hiasan media massa. “Kalau kemudian otoritas tiket tidak dapat, tetap otoritas kendaraan partai pengusung tergantung elite ketua umum partai politik. Boleh jadi, jauh lebih sulit mereka memenangkan hati ketua umum partai yang punya remote control tiket partai capres ketimbang memenangkan hati rakyat lewat pemilu,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai yang paling berpeluang digandeng parpol adalah yang memiliki elektabilitas tinggi hingga mendekati pendaftaran capres dan cawapres di KPU. “Karena dia yang memiliki elektabilitas tinggilah yang punya peluang menang. Dan di situlah partai-partai akan datang,” kata Ujang kepada SINDOnews dihubungi terpisah.
Deklarasi itu digelar di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (20/10/2021). Sebelumnya, sekelompok masyarakat menamakan diri Sahabat Ganjar mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju ke Pilpres 2024 pada Minggu (20/6/2021). Lalu, siapa yang paling berpeluang digandeng partai politik (parpol) ?
“Dua-duanya sama-sama belum ada kepastian diusung partai politik. Namun partai politik tetap akan mengusung yang kira-kira bakal menang dan menjual, baik Ganjar maupun Anies sama-sama tetap punya peluang diusung partai politik,” kata Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada SINDOnews, Kamis (21/10/2021).
Pangi menilai yang memiliki peluang kans lebih besar untuk menang akan mendapatkan tiket maju ke Pilpres 2024 dari parpol. “Terutama partai yang belum punya jagoan dalam pilpres. Kalau partai yang sudah final mengusung ketua umumnya menjadi capres seperti Prabowo Subianto, maka ada peluang sebagai cawapres digandeng kedua tokoh ini,” tuturnya.
Menurut dia, parpol akan mengalkulasi secara matematika politik. Dia menambahkan, parpol akan selalu membaca tren kenaikan elektabilitas dan pertumbuhan elektoral tokoh yang akan diusung.
“Partai bakal mengusung capres yang kira-kira bakal menang, enggak mungkin mengusung capres yang enggak menjual. Pertanyaannya lebih menjual dan lebih berpeluang menang Ganjar atau Anies, maka partai akan meminangnya diusung bertarung,” imbuhnya.
Dia juga menilai parpol akan berhati-hati untuk mendeklarasikan Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo. Sebab, masa jabatan Anies sebagai gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada 2022, sedangkan Ganjar akan berakhir pada 2023.
“Apakah mereka kuat dan punya daya tahan maintenance elektabilitasnya, apakah tetap lampu elektoralnya moncer atau justru redup karena tidak lagi menjabat sebagai kepala daerah, partai politik setidaknya bakal menguji dulu,” kata Pangi.
Maka itu, dia menyimpulkan tidak terlalu penting elektabilitas yang tinggi, karena hanya akan menjadi hiasan media massa. “Kalau kemudian otoritas tiket tidak dapat, tetap otoritas kendaraan partai pengusung tergantung elite ketua umum partai politik. Boleh jadi, jauh lebih sulit mereka memenangkan hati ketua umum partai yang punya remote control tiket partai capres ketimbang memenangkan hati rakyat lewat pemilu,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai yang paling berpeluang digandeng parpol adalah yang memiliki elektabilitas tinggi hingga mendekati pendaftaran capres dan cawapres di KPU. “Karena dia yang memiliki elektabilitas tinggilah yang punya peluang menang. Dan di situlah partai-partai akan datang,” kata Ujang kepada SINDOnews dihubungi terpisah.
(rca)