Megawati: Polisi Terbaik Hanya Kapolri Jenderal Hoegeng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) Megawati Soekarnoputri menyebutkan polisi terbaik hanya Kapolri Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso. Hoegeng merupakan sosok Kapolri yang bisa menjadi panutan bagi anggota kepolisian.
Hal itu disampaikan Megawati Soekarnoputri saat memberi pembekalan kepada para peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Pertama (Sespimma), Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Menengah (Sespimmen), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri secara virtual.
Megawati mengaku, mengenal dua mantan Kapolri yakni, Jenderal Pol Hoegeng dan Awaloedin Djamin. Bahkan, dirinya menaruh hormat kepada dua tokoh Polri tersebut. "Saya kenal dengan Pak Hoegeng dan berteman dengan puteri-nya. Pak Hoegeng is the best. That's the real Polri. Orangnya merakyat. Dia naik sepeda. Sedangkan, Kapolri Awaloedin, dia profesor," ujar Megawati Soekarnoputri, Selasa (19/10/2021).
Oleh karena itu, putri Proklamator RI Bung Karno itu meminta setiap anggota Polri bertanya pada dirinya masing-masing bagaimana menjalankan fungsi sesuai amanahnya. Bahkan, Megawati mengharapkan fungsi sebagai pengayom masyarakat sudah ada dalam benak masing-masing ketika sebelum masuk Polri.
"Sudah bertekad bahwa saya sebagai Polri nantinya menjadi abdi negara, menundukkan semua kepentingan pribadi. Saya ingin Polri, yang selain tangguh dan elegan, yang memeluk rakyat, dicintai anak-anak dan ibu-ibu. Jangan mikir rutinitas atau karir saja. Tetapi punya semangat karena Polri penjaga Bhayangkara negara," kata Megawati.
Megawati mengaku sering berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ideologi Pancasila bisa dipraktikkan pada seluruh warga negara. "Saya berbicara kepada Bapak Presiden, Pancasila sekarang harus dikumandangkan kembali. Karena tidak hanya bagaimana Pancasila diingat sebagai bagian dari memori kita, tapi harus merasuk dalam hati nurani kita sebagai warga bangsa," jelas Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengingatkan founding fathers telah menetapkan pilihan negeri ini adalah berdasarkan Pancasila. Sehingga diminta para peserta didik untuk selalu punya dedikasi dan memegang ideologi Pancasila. "Jadi harus punya dedikasi. Saya adalah warga negara Pancasilais. Kalian disuruh menangani radikalisme, terorisme," ucap Megawati kepada 555 peserta yang hadir di acara tersebut.
Megawati juga mengingatkan para peserta kelak untuk selalu turun ke bawah dan melihat realita di lapangan dalam menjalankan tugas-tugas sebagai anggota Polri. "Mereka yang akan menjadi pemimpin nasional di kemudian hari, harus, harus, harus memikirkan hal ini. Jangan melihat sosok tubuh kalian karena sekolahan akan naik pangkat menjadi tidak familiar dengan rakyat," tambahnya.
Megawati pun meminta peserta didik sekolah pimpinan itu untuk selalu memiliki getaran dan semangat yang tak kunjung padam. "Saya sebagai putri Bung Karno, fighting spirit saya tidak pernah hilang, dedikasi saya kepada bangsa dan negara tidak pernah hilang. Keinginan saya Indonesia menjadi negara yang besar. Itu sebabnya lagu kebangsaan kita disebut Indonesia Raya," kata Megawati.
Terakhir, Megawati meminta kepada seluruh anggota Polri untuk mengingat fungsi dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara. Megawati sebagai salah satu penggagas pemisahan Polri dari ABRI pada era Reformasi itu tidak ingin Korps Bhayangkara memikirkan kepentingan pribadi dan hanya mengejar karir.
Hal itu disampaikan Megawati Soekarnoputri saat memberi pembekalan kepada para peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Pertama (Sespimma), Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Menengah (Sespimmen), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri secara virtual.
Megawati mengaku, mengenal dua mantan Kapolri yakni, Jenderal Pol Hoegeng dan Awaloedin Djamin. Bahkan, dirinya menaruh hormat kepada dua tokoh Polri tersebut. "Saya kenal dengan Pak Hoegeng dan berteman dengan puteri-nya. Pak Hoegeng is the best. That's the real Polri. Orangnya merakyat. Dia naik sepeda. Sedangkan, Kapolri Awaloedin, dia profesor," ujar Megawati Soekarnoputri, Selasa (19/10/2021).
Baca Juga
Oleh karena itu, putri Proklamator RI Bung Karno itu meminta setiap anggota Polri bertanya pada dirinya masing-masing bagaimana menjalankan fungsi sesuai amanahnya. Bahkan, Megawati mengharapkan fungsi sebagai pengayom masyarakat sudah ada dalam benak masing-masing ketika sebelum masuk Polri.
"Sudah bertekad bahwa saya sebagai Polri nantinya menjadi abdi negara, menundukkan semua kepentingan pribadi. Saya ingin Polri, yang selain tangguh dan elegan, yang memeluk rakyat, dicintai anak-anak dan ibu-ibu. Jangan mikir rutinitas atau karir saja. Tetapi punya semangat karena Polri penjaga Bhayangkara negara," kata Megawati.
Baca Juga
Megawati mengaku sering berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ideologi Pancasila bisa dipraktikkan pada seluruh warga negara. "Saya berbicara kepada Bapak Presiden, Pancasila sekarang harus dikumandangkan kembali. Karena tidak hanya bagaimana Pancasila diingat sebagai bagian dari memori kita, tapi harus merasuk dalam hati nurani kita sebagai warga bangsa," jelas Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengingatkan founding fathers telah menetapkan pilihan negeri ini adalah berdasarkan Pancasila. Sehingga diminta para peserta didik untuk selalu punya dedikasi dan memegang ideologi Pancasila. "Jadi harus punya dedikasi. Saya adalah warga negara Pancasilais. Kalian disuruh menangani radikalisme, terorisme," ucap Megawati kepada 555 peserta yang hadir di acara tersebut.
Megawati juga mengingatkan para peserta kelak untuk selalu turun ke bawah dan melihat realita di lapangan dalam menjalankan tugas-tugas sebagai anggota Polri. "Mereka yang akan menjadi pemimpin nasional di kemudian hari, harus, harus, harus memikirkan hal ini. Jangan melihat sosok tubuh kalian karena sekolahan akan naik pangkat menjadi tidak familiar dengan rakyat," tambahnya.
Megawati pun meminta peserta didik sekolah pimpinan itu untuk selalu memiliki getaran dan semangat yang tak kunjung padam. "Saya sebagai putri Bung Karno, fighting spirit saya tidak pernah hilang, dedikasi saya kepada bangsa dan negara tidak pernah hilang. Keinginan saya Indonesia menjadi negara yang besar. Itu sebabnya lagu kebangsaan kita disebut Indonesia Raya," kata Megawati.
Terakhir, Megawati meminta kepada seluruh anggota Polri untuk mengingat fungsi dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara. Megawati sebagai salah satu penggagas pemisahan Polri dari ABRI pada era Reformasi itu tidak ingin Korps Bhayangkara memikirkan kepentingan pribadi dan hanya mengejar karir.
(cip)