Meski Ada AHY, Demokrat Tetap Buka Ruang Kandidat Lain di Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebutkan bagi Demokrat , membicarakan Pilpres tahun 2024 saat ini dirasa kurang pas. Pandemi sepertinya sudah melandai, kata Herzaky, tapi krisis ekonomi masih belum berlalu.
Menurut Herzaky, hanya rakyat sepertinya sudah tidak sabar ingin ada perubahan. Karena itu, wajar bermunculan aspirasi di sana-sini, yang membicarakan berbagai nama putra-putri terbaik bangsa, yang digadang-gadang sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
Herzaky mengatakan, banyak nama yang bermunculan, termasuk nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai satu-satunya tokoh nasional nonpejabat publik yang bertengger di papan atas capres di survei SMRC dan berbagai survei lainnya dalam setahun terakhir ini.
Lalu Herzaky melanjutkan, ada nama-nama deretan pejabat publik baik menteri maupun gubernur, tentu patut diapresiasi positif. Karena menunjukkan, bangsa ini tidak kekurangan stok pemimpin nasional.
"Namun, yang lebih penting bagi Demokrat adalah ruang kontestasi yang terbuka untuk putra-putri terbaik bangsa. Bukan malah mempersempit ruang kontestasi dan memaksakan rakyat dihadapkan kembali pada dua calon saja. Seakan-akan bangsa ini kekurangan calon pemimpin nasional," kata Herzaky.
Menurut Herzaky, polarisasi yang mengental akibat hanya dua capres di 2014 dan 2019, masih menyisakan luka mendalam di tengah masyarakat.
Mungkin menurutnya, elite dengan mudahnya berdamai, bersalaman dan tertawa bersama, tapi di akar rumput luka akibat polarisasi ini terlanjut tertoreh. Ia berujar pengalaman pahit dua pilpres terakhir ini tentu jangan sampai kita ulang kembali di Pilpres 2024.
"Biarkanlah setiap putra-putri terbaik bangsa saat ini, menunjukkan kinerja dan pengabdiannya untuk rakyat. Baik melalui jabatannya sebagai pejabat publik, maupun untuk yang mengabdi melalui jalur pimpinan partai politik seperti Ketum AHY. Rakyat yang akan menilai, mana yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat, dan mana yang mengejar efek elektabilitas serta kepentingan kelompoknya saja," ujar Herzaky.
"Janganlah menghambat, atau memotong-motong gerak putra-putri terbaik bangsa ini dalam menunjukkan kinerja terbaiknya. Karena ada pihak-pihak yang tak siap menghadapi kontestasi terbuka dengan banyak putra-putri terbaik bangsa," imbuhnya.
Menurut Herzaky, hanya rakyat sepertinya sudah tidak sabar ingin ada perubahan. Karena itu, wajar bermunculan aspirasi di sana-sini, yang membicarakan berbagai nama putra-putri terbaik bangsa, yang digadang-gadang sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
Herzaky mengatakan, banyak nama yang bermunculan, termasuk nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai satu-satunya tokoh nasional nonpejabat publik yang bertengger di papan atas capres di survei SMRC dan berbagai survei lainnya dalam setahun terakhir ini.
Lalu Herzaky melanjutkan, ada nama-nama deretan pejabat publik baik menteri maupun gubernur, tentu patut diapresiasi positif. Karena menunjukkan, bangsa ini tidak kekurangan stok pemimpin nasional.
"Namun, yang lebih penting bagi Demokrat adalah ruang kontestasi yang terbuka untuk putra-putri terbaik bangsa. Bukan malah mempersempit ruang kontestasi dan memaksakan rakyat dihadapkan kembali pada dua calon saja. Seakan-akan bangsa ini kekurangan calon pemimpin nasional," kata Herzaky.
Menurut Herzaky, polarisasi yang mengental akibat hanya dua capres di 2014 dan 2019, masih menyisakan luka mendalam di tengah masyarakat.
Mungkin menurutnya, elite dengan mudahnya berdamai, bersalaman dan tertawa bersama, tapi di akar rumput luka akibat polarisasi ini terlanjut tertoreh. Ia berujar pengalaman pahit dua pilpres terakhir ini tentu jangan sampai kita ulang kembali di Pilpres 2024.
"Biarkanlah setiap putra-putri terbaik bangsa saat ini, menunjukkan kinerja dan pengabdiannya untuk rakyat. Baik melalui jabatannya sebagai pejabat publik, maupun untuk yang mengabdi melalui jalur pimpinan partai politik seperti Ketum AHY. Rakyat yang akan menilai, mana yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat, dan mana yang mengejar efek elektabilitas serta kepentingan kelompoknya saja," ujar Herzaky.
"Janganlah menghambat, atau memotong-motong gerak putra-putri terbaik bangsa ini dalam menunjukkan kinerja terbaiknya. Karena ada pihak-pihak yang tak siap menghadapi kontestasi terbuka dengan banyak putra-putri terbaik bangsa," imbuhnya.
(maf)