Sandiaga Uno Dorong UMKM Kembangkan Usaha Jamu di Era New Normal

Senin, 01 Juni 2020 - 18:20 WIB
loading...
Sandiaga Uno Dorong UMKM Kembangkan Usaha Jamu di Era New Normal
Pengusaha nasional Sandiaga Salahudin Uno melihat ada banyak peluang investasi yang bisa dikembangkan di era new normal, terutama industri yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengusaha nasional Sandiaga Salahudin Uno meyakini Indonesia mampu bangkit dan memasuki new normal pascapandemi Covid-19. Sandi melihat ada banyak peluang investasi yang bisa dikembangkan di era new normal, terutama industri yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan.

Untuk sektor tersebut, Sandi menilai usaha jamu memiliki prospek yang bagus dan sangat menarik dilakukan. Pasalnya, produk ini berbasis lokal dengan bahan baku tersedia di dalam negeri. Lebih dari itu, terbukti bisa meningkatkan imunitas tubuh. "Jamu ini saya pikir penting untuk lebih diperhatikan dan diseriusi," kata Sandiaga dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (1/6/2020). (Baca juga: Gandeng Pebisnis Muda, Sandi Donasikan Lelang Brand Lokal untuk Covid-19)

Menurut Sandi, investasi di bidang retail dan sumber daya alam saat ini sedang menurun akibat kebijakan pembatasan sosial guna memangkas penyebaran virus Corona. Misalnya minyak dan gas yang terus mengalami penurunan permintaan. Disisi lain, menurut pendiri PT Saratoga Investama Sedaya ini besarnya prospek bisnis jamu tidak terlepas dari perubahan gaya hidup masyarakat ketika memasuki era new normal. Sebab gaya hidup sehat akan menjadi prioritas masyarakat. ”Pola penanganan kesehatan pun berubah, dari rehabilitative-kuratif menjadi promotif-preventif. Sehingga bisnis yang terkait upaya pencegahan (dari penyakit) akan tumbuh, seperti masker, vitamin, termasuk jamu,” ujarnya. (Baca juga: Sandiaga Uno Paparkan Peluang Investasi di Balik Pandemi Corona)

Sandi mengaku kecewa melihat Indonesia masih impor obat-obatan, termasuk vitamin. Padahal menurutnya jamu tidak kalah baik khasiatnya dengan produk impor. "Kok kita nggak pernah belajar dari bisnis, kita kayak nggak mampu ciptakan solusi. Masa vitamin aja impor. Kenapa nggak kembangkan industri jamu?" kata Sandi.

Dia menjelaskan jamu adalah antibiotik dan antioksidan alami yang terbaik. Bukan itu saja, bahan-bahan jamu pun tersebar luas dan mudah didapatkan di Indonesia, mulai dari temulawak sampai kunyit. "Kita ada temulawak, jahe, kunyit, ini saya kemarin belajar bikin jamu. Nah jamu ini the best antibiotic dan antioksidan di alam Indonesia sendiri. Kenapa nggak kita riset bagus, dan kita buat sendiri," katanya.

Sandi juga mendorong investor tidak hanya berpikir soal angka, keuntungan, dan pencapaian saja, melainkan juga kelangsungan dunia usaha dalam negeri harus diperhitungkan karena dunia usaha pun bisa membantu membangun negeri sendiri. Menurutnya dengan investasi bisa menciptakan lapangan kerja. Lalu yang paling penting, investasi juga bisa mendorong masifnya produksi dalam negeri, terlebih Indonesia masih banyak bergantung pada bahan impor.

"Bisa ciptakan lapangan kerja juga. Lalu ingat, kita masih banyak produk bergantung ke pasar luar negeri. Kesempatan ada, maka kita harus investasi, kuatkan sisi produksi, pangan, dan industri sehingga kalau ada krisis kita bisa kuat dan sanggup menahan gejolak," jelas Sandi.

Sandi meyakini industri jamu bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi nasional. Jamu merupakan bagian dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa. Pengembangan industri jamu akan berdampak signifikan pada ekonomi lokal ketimbang suplemen atau vitamin pabrikan yang sebagian masih harus diimpor. Bahan jamu juga gampang dikembangkan, bisa dilakukan di mana-mana, seperti di pekarangan rumah.

Jamu diyakini bisa dikembangkan menjadi produk andalan ekonomi nasional yang dapat diekspor ke berbagai negara. Mantan Calon Wakil Presiden 2019 ini memprediksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan mengalami lonjakan omzet dengan berbisnis jamu. Dia bahkan mencontohkan seorang kolega UMKM yang omzet empon-emponnya melonjak dari biasanya Rp20 juta per bulan menjadi Rp100 juta saat pandemi. ”Kemudian saya kenal Pak Budi, pengusaha susu jahe di Jakarta Selatan, omzetnya juga naik 3-4 kali lipat,” jelasnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1258 seconds (0.1#10.140)