Komisi III DPR Tanya Strategi BNPT Soal Dampak Kebangkitan Taliban di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar terkait evaluasi kinerja, penindakan dan pengungkapan kasus, serta strategi dan program BNPT. Persoalan mengenai Taliban di Afghanistan menjadi salah satu isu yang menjadi sorotan.
Seperti disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR yang juga pimpinan rapat, Ahmad Sahroni yang menyoroti fenomena Taliban ini. Dirinya kemudian mempertanyakan terkait strategi yang dilakukan BNPT agar kelompok-kelompok ekstremis tidak berkembang di Indonesia.
"Ini terkait fenomena kembalinya Taliban di Afghanistan, saya tidak ingin di Indonesia ada kelompok kecil yang terinspirasi oleh tindakan mereka. Nah untuk itu, pencegahan apa yang BNPT lakukan dalam menyikapi isu ini?," tanya Sahroni dalam RDP di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Karena, menurut politikus Partai Nasdem ini, sangat mungkin kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan ini memberikan dampak kepada oknum maupun simpatisannya yang ada di Indonesia. "Karena sangat mungkin kembalinya Taliban itu ada efeknya pada oknum maupumn simpatisannya yang ada di Indonesia. Jadi, bagaimana strategi pencegahan BNPT agar kelompok simpatisan ini tidak hidup dan bisa kita tahan?,” tanya Sahroni pada Boy.
Senada, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman juga menyoroti soal Taliban dan Afghanistan ini. Dirinya ingin mengetahui secara rinci bagaimana hubungan Taliban dengan terorisme yang ada di Indonesia. "Soal Afghanistan dan Taliban kita ingin lebih detail lagi antara relasi Taliban dengan anasir-anasir terorisme yang di Indonesia saat ini. Potensinya seperti apa dalam hitubgan beberapa tahun ke depan mengenai apa yang terjadi di Afghanistan," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Adang Daradjatun juga ingin Boy lebih menjelaskan rinci mengenai aspirasi kelompok radikal atas Taliban ini. "Saya sama dengan pimpinan, untuk lebih mendalami, bagaimana menghadapi masalah-masalah aspirasi kelompok atas kejadian di Taliban," tanya mantan Wakapolri ini.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala BNPT Boy Rafli Amar menjawab bahwa saat ini BNPT tengah menyiapkan "Vaksin" untuk membendung ekstremisme. Adapun vaksinnya adalah nilai-nilai kebangsaan sebagai bentuk langkah pencegahan penyebaran virus radikalisme intoleran dan radikalisme terorisme.
"Kalau kami analogikan sebagai virus radikalisme maka kami mencoba merumuskan "vaksinnya yaitu, pertama BNPT banyak ikut melakukan penguatan terhadap nilai-nilai kebangsaan. Kami juga melakukan edukasi terkait ideologi Pancasila. Kemudian yang kedua, kami juga bekerja sama untuk melakukan moderasi beragama karena dalam hal ini sebenarnya kita sudah punya modal yang kuat, dan kita juga punya tokoh-tokoh ulama besar," papar mantan Kadiv Humas Polri ini.
Seperti disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR yang juga pimpinan rapat, Ahmad Sahroni yang menyoroti fenomena Taliban ini. Dirinya kemudian mempertanyakan terkait strategi yang dilakukan BNPT agar kelompok-kelompok ekstremis tidak berkembang di Indonesia.
"Ini terkait fenomena kembalinya Taliban di Afghanistan, saya tidak ingin di Indonesia ada kelompok kecil yang terinspirasi oleh tindakan mereka. Nah untuk itu, pencegahan apa yang BNPT lakukan dalam menyikapi isu ini?," tanya Sahroni dalam RDP di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Karena, menurut politikus Partai Nasdem ini, sangat mungkin kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan ini memberikan dampak kepada oknum maupun simpatisannya yang ada di Indonesia. "Karena sangat mungkin kembalinya Taliban itu ada efeknya pada oknum maupumn simpatisannya yang ada di Indonesia. Jadi, bagaimana strategi pencegahan BNPT agar kelompok simpatisan ini tidak hidup dan bisa kita tahan?,” tanya Sahroni pada Boy.
Senada, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman juga menyoroti soal Taliban dan Afghanistan ini. Dirinya ingin mengetahui secara rinci bagaimana hubungan Taliban dengan terorisme yang ada di Indonesia. "Soal Afghanistan dan Taliban kita ingin lebih detail lagi antara relasi Taliban dengan anasir-anasir terorisme yang di Indonesia saat ini. Potensinya seperti apa dalam hitubgan beberapa tahun ke depan mengenai apa yang terjadi di Afghanistan," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Adang Daradjatun juga ingin Boy lebih menjelaskan rinci mengenai aspirasi kelompok radikal atas Taliban ini. "Saya sama dengan pimpinan, untuk lebih mendalami, bagaimana menghadapi masalah-masalah aspirasi kelompok atas kejadian di Taliban," tanya mantan Wakapolri ini.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala BNPT Boy Rafli Amar menjawab bahwa saat ini BNPT tengah menyiapkan "Vaksin" untuk membendung ekstremisme. Adapun vaksinnya adalah nilai-nilai kebangsaan sebagai bentuk langkah pencegahan penyebaran virus radikalisme intoleran dan radikalisme terorisme.
"Kalau kami analogikan sebagai virus radikalisme maka kami mencoba merumuskan "vaksinnya yaitu, pertama BNPT banyak ikut melakukan penguatan terhadap nilai-nilai kebangsaan. Kami juga melakukan edukasi terkait ideologi Pancasila. Kemudian yang kedua, kami juga bekerja sama untuk melakukan moderasi beragama karena dalam hal ini sebenarnya kita sudah punya modal yang kuat, dan kita juga punya tokoh-tokoh ulama besar," papar mantan Kadiv Humas Polri ini.
(cip)