BNPT Ungkap Jamaah Islamiyah Salahgunakan Kotak Amal untuk Rekrut Milenial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengungkapkan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) menyalahgunakan kotak-kotak amal untuk merekrut generasi muda atau milenial. BNPT melihat adanya upaya Jamaah Islamiyah (JI) masih melakukan berbagai kegiatan perekrutan dengan nama baru.
"Pada lingkup nasional, kita lihat upaya-upaya perekrutan dari kelompok lama yang dinyatakan sebagai organisasi terlarang di dalam negeri yaitu Jamaah Al Islamiyah, terus dilakukan penangkapan oleh aparat penegak hukum, hal ini Polri melalui Densus 88," kata Boy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR , Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
"(JI) Menjadi kelompok yang masih terus melakukan upaya dengan melakukan kegiatan-kegiatan dengan nama-nama baru, Sam Organizer, One Care, Abu Ahmad Foundation di mana mereka pihak yang menyalahgunakan kotak-kotak amal yang pada dasarnya ingin menghimpun generasi muda untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan mereka," sambungnya.
Begitu juga dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), mantan Kadiv Humas Polri ini melanjutkan, sepanjang 2021 JAD menunjukkan aktivitas yang signifikan. Jelang perayaan HUT ke-76 RI yang lalu, BNPT telah memberikan masukan kepada aparat penegak hukum untuk mengupayakan dan mengaktifkan langkah-langkah dalam mencegah.
"Dan kita tahu telah banyak dilakukan, tokoh-tokoh JAD berhasil diamankan pada tahap mereka dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya perencanaan," terangnya.
Kemudian, sambung Boy, untuk Mujahidin Indonesia Timur (MIT), saat ini Satgas Madago Raya masih menyisakan target yaitu Ahmad Ali Kalora, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Suhardin, Ahmad Ghazali alias Ahmad Panjang, Al Ihwarisman alias Askar alias Pak Guru alias Jafar alias Jaid, dan Nue alias Galuh Muklas.
"Berdasarkan informasi, mereka masih di Pegunungan Sausu Kabupaten Tarimo, dan 27 diduga posisi MIT ini tercover di Desa Kilo, Poso Pesisir. Saat ini Satgas Madagoraya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok-kelompok yang ada tersebut," terang Boy.
"Pada lingkup nasional, kita lihat upaya-upaya perekrutan dari kelompok lama yang dinyatakan sebagai organisasi terlarang di dalam negeri yaitu Jamaah Al Islamiyah, terus dilakukan penangkapan oleh aparat penegak hukum, hal ini Polri melalui Densus 88," kata Boy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR , Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
"(JI) Menjadi kelompok yang masih terus melakukan upaya dengan melakukan kegiatan-kegiatan dengan nama-nama baru, Sam Organizer, One Care, Abu Ahmad Foundation di mana mereka pihak yang menyalahgunakan kotak-kotak amal yang pada dasarnya ingin menghimpun generasi muda untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan mereka," sambungnya.
Begitu juga dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), mantan Kadiv Humas Polri ini melanjutkan, sepanjang 2021 JAD menunjukkan aktivitas yang signifikan. Jelang perayaan HUT ke-76 RI yang lalu, BNPT telah memberikan masukan kepada aparat penegak hukum untuk mengupayakan dan mengaktifkan langkah-langkah dalam mencegah.
"Dan kita tahu telah banyak dilakukan, tokoh-tokoh JAD berhasil diamankan pada tahap mereka dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya perencanaan," terangnya.
Kemudian, sambung Boy, untuk Mujahidin Indonesia Timur (MIT), saat ini Satgas Madago Raya masih menyisakan target yaitu Ahmad Ali Kalora, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Suhardin, Ahmad Ghazali alias Ahmad Panjang, Al Ihwarisman alias Askar alias Pak Guru alias Jafar alias Jaid, dan Nue alias Galuh Muklas.
"Berdasarkan informasi, mereka masih di Pegunungan Sausu Kabupaten Tarimo, dan 27 diduga posisi MIT ini tercover di Desa Kilo, Poso Pesisir. Saat ini Satgas Madagoraya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok-kelompok yang ada tersebut," terang Boy.
(rca)