Kisah Jenderal Kostrad Lulusan Belanda yang Singkirkan 3 Senior Jadi Kasad
loading...
A
A
A
Rudini akhirnya mewujudkan impian menjadi tentara. Pada masa pendidikan itu, dia sempat masuk korps perhubungan, meski kemudian dipindah ke infanteri.
Ketika kembali ke Tanah Air, berbagai penugasan dijalaninya. Rekam jejak militernya banyak dihabiskan di Korps Baret Hijau Kostrad. Di masa-masa awal kariernya, dia terlibat dalam operasi penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
Lulus dari Kursus Lanjutan Perwira di Bandung, dia dipercaya sebagai Komandan Batalyon (Danyon) 401/Banteng Raiders. Pada 1968, batalyon ini menjadi satuan organik Kostrad.
Rudini juga pernah menjabat Kepala Staf dan Komandan Brigade Infanteri Linud 18/Kostrad, Kepala Staf dan Panglima Komando Tempur Lintas Udara, Kas Kostrad dan Pangdam XIII/Merdeka.
Kariernya makin mencorong dengan dipercaya sebagai orang nomor satu di Pasukan Cakra alias Pangkostrad, jabatan strategis yang pernah dipegang Soeharto. Rekam jejak cemerlang inilah yang membawanya sebagai Kasad.
Selepas dari militer, Rudini menjabat sebagai menteri dalam negeri. Setelahnya dia menjadi ketua Lembaga Pemilihan Umum (kini KPU). Rudini meninggal dunia di Jakarta pada 21 Januari 2006.
Ketika kembali ke Tanah Air, berbagai penugasan dijalaninya. Rekam jejak militernya banyak dihabiskan di Korps Baret Hijau Kostrad. Di masa-masa awal kariernya, dia terlibat dalam operasi penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
Lulus dari Kursus Lanjutan Perwira di Bandung, dia dipercaya sebagai Komandan Batalyon (Danyon) 401/Banteng Raiders. Pada 1968, batalyon ini menjadi satuan organik Kostrad.
Rudini juga pernah menjabat Kepala Staf dan Komandan Brigade Infanteri Linud 18/Kostrad, Kepala Staf dan Panglima Komando Tempur Lintas Udara, Kas Kostrad dan Pangdam XIII/Merdeka.
Kariernya makin mencorong dengan dipercaya sebagai orang nomor satu di Pasukan Cakra alias Pangkostrad, jabatan strategis yang pernah dipegang Soeharto. Rekam jejak cemerlang inilah yang membawanya sebagai Kasad.
Selepas dari militer, Rudini menjabat sebagai menteri dalam negeri. Setelahnya dia menjadi ketua Lembaga Pemilihan Umum (kini KPU). Rudini meninggal dunia di Jakarta pada 21 Januari 2006.
(poe)