Satgas: Hadapi Dinamika COVID-19 dengan Waspada tanpa Takut Berlebihan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengajak masyarakat untuk merespons dinamika kasus Covid-19 dengan cermat. Meningkatkan kewaspadaan tanpa perlu takut berlebihan.
"Serta melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti," kata Wiku dalam keterangan pers yang ditayangkan secara virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)–KPCPEN, Senin (13/9/2021).
Menurutnya, pemerintah terus memantau perkembangan COVID-19 di Tanah Air dan mengevaluasi penanganannya. Hingga saat ini, Pulau Jawa dan Bali masih menjadi wilayah terbesar penyebaran virus, baik kasus positif, kematian maupun kasus aktif. Namun begitu tingkat kesembuhan di wilayah ini, juga mengalami peningkatan.
Baca juga: Studi: Orang yang Tak Divaksin 11 Kali Berpeluang Meninggal akibat Covid-19
Dilihat dari jumlah kasus positif, wilayah Jawa dan Bali menyumbang 67,76% dari total kasus nasional. Menyusul pada urutan berikutnya adalah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku-Papua di urutan terakhir dalam hal jumlah kasus positif.
"Artinya, persentase kasus positif sejalan dengan persentase kasus meninggal pada pulau-pulau di Indonesia," katanya.
Menurutnya, tingginya porsi kasus positif di Pulau Jawa dan Bali karena wilayah tersebut mendominasi populasi di Indonesia, juga terdapat Ibu Kota negara di dalamnya, sehingga aktivitas sosial ekonominya cenderung lebih padat. Meski begitu dibandingkan kasus positif pada bulan sebelumnya, maka kasus positif di Pulau Jawa dan Bali secara umum telah mengalami penurunan sebesar 74%.
Prof Wiku mengimbau kepada setiap daerah di Indonesia segera melakukan sinkronisasi data agar perkembangan COVID-19 di daerah terpantau lebih akurat. Khususnya daerah-daerah yang menyumbang kasus tertinggi, pengawasan kepatuhan protokol kesehatan utamanya pada fasilitas umum dan fasilitas sosial melalui Satgas Posko Fasilitas Publik harus ditingkatkan. Selain itu, perlu adanya penguatan Satgas Posko di tingkat desa/kelurahan untuk memastikan pencegahan COVID-19 dilakukan sajak dari tingkatan terkecil.
Baca juga: Menkes Ungkap 3.000-an Orang Positif Covid-19 Masih Jalan-jalan ke Mal
Kewaspadaan harus selalu dijaga, mengingat perkembangan virus Covid-19 masih cukup dinamis. Menurut Prof. Wiku, seperti halnya semua virus, Covid-19 memiliki sifat alami untuk mengalami perubahan terus-menerus. Virus akan terus bermutasi selama virus masih ada di tengah masyarakat, baik pada skala lokal maupun global.
"Dalam hal ini, pemerintah melalui berbagai kebijakan menyeluruh, senantiasa berusaha menekan angka kasus. Semakin rendah penularan yang terjadi, semakin kecil pula kemungkinan virus mengalami perubahan menjadi varian baru," kata Prof Wiku.
Pemerintah mengharapkan masyarakat terus menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terpapar virus COVID-19 dengan cara disiplin mengenakan masker, melakukan vaksinasi, juga menerapkan protokol kesehatan lainnya.
Wilayah geografis Indonesia yang luas dalam profil kepulauan, menuntut strategi pengendalian yang disertai kolaborasi dan sinergi kuat dari berbagai pihak. Dengan partisipasi tiap individu, dampak pandemi akan lebih terkendali.
"Serta melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti," kata Wiku dalam keterangan pers yang ditayangkan secara virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)–KPCPEN, Senin (13/9/2021).
Menurutnya, pemerintah terus memantau perkembangan COVID-19 di Tanah Air dan mengevaluasi penanganannya. Hingga saat ini, Pulau Jawa dan Bali masih menjadi wilayah terbesar penyebaran virus, baik kasus positif, kematian maupun kasus aktif. Namun begitu tingkat kesembuhan di wilayah ini, juga mengalami peningkatan.
Baca juga: Studi: Orang yang Tak Divaksin 11 Kali Berpeluang Meninggal akibat Covid-19
Dilihat dari jumlah kasus positif, wilayah Jawa dan Bali menyumbang 67,76% dari total kasus nasional. Menyusul pada urutan berikutnya adalah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku-Papua di urutan terakhir dalam hal jumlah kasus positif.
"Artinya, persentase kasus positif sejalan dengan persentase kasus meninggal pada pulau-pulau di Indonesia," katanya.
Menurutnya, tingginya porsi kasus positif di Pulau Jawa dan Bali karena wilayah tersebut mendominasi populasi di Indonesia, juga terdapat Ibu Kota negara di dalamnya, sehingga aktivitas sosial ekonominya cenderung lebih padat. Meski begitu dibandingkan kasus positif pada bulan sebelumnya, maka kasus positif di Pulau Jawa dan Bali secara umum telah mengalami penurunan sebesar 74%.
Prof Wiku mengimbau kepada setiap daerah di Indonesia segera melakukan sinkronisasi data agar perkembangan COVID-19 di daerah terpantau lebih akurat. Khususnya daerah-daerah yang menyumbang kasus tertinggi, pengawasan kepatuhan protokol kesehatan utamanya pada fasilitas umum dan fasilitas sosial melalui Satgas Posko Fasilitas Publik harus ditingkatkan. Selain itu, perlu adanya penguatan Satgas Posko di tingkat desa/kelurahan untuk memastikan pencegahan COVID-19 dilakukan sajak dari tingkatan terkecil.
Baca juga: Menkes Ungkap 3.000-an Orang Positif Covid-19 Masih Jalan-jalan ke Mal
Kewaspadaan harus selalu dijaga, mengingat perkembangan virus Covid-19 masih cukup dinamis. Menurut Prof. Wiku, seperti halnya semua virus, Covid-19 memiliki sifat alami untuk mengalami perubahan terus-menerus. Virus akan terus bermutasi selama virus masih ada di tengah masyarakat, baik pada skala lokal maupun global.
"Dalam hal ini, pemerintah melalui berbagai kebijakan menyeluruh, senantiasa berusaha menekan angka kasus. Semakin rendah penularan yang terjadi, semakin kecil pula kemungkinan virus mengalami perubahan menjadi varian baru," kata Prof Wiku.
Pemerintah mengharapkan masyarakat terus menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terpapar virus COVID-19 dengan cara disiplin mengenakan masker, melakukan vaksinasi, juga menerapkan protokol kesehatan lainnya.
Wilayah geografis Indonesia yang luas dalam profil kepulauan, menuntut strategi pengendalian yang disertai kolaborasi dan sinergi kuat dari berbagai pihak. Dengan partisipasi tiap individu, dampak pandemi akan lebih terkendali.
(abd)