Atasi Stunting, BKKBN Gandeng Kementan Tingkatkan Asupan Gizi

Rabu, 01 September 2021 - 20:36 WIB
loading...
Atasi Stunting, BKKBN...
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat audiensi dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Selasa (31/8/2021). FOTO/DOK.HUMAS BKKBN
A A A
JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) menggandeng Kementerian Pertanian dalam upaya percepatan penurunan stunting . Kolaborasi ini dilakukan dengan peningkatan asupan gizi terkait ketahanan pangan dan gizi.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, penyebab risiko stunting terbilang multifaktor, tapi yang utama adalah kekurangan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan.

"Hari pertama kehidupan (HPK), sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik," kata Hasto dalam audiensi dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Berhasil Tekan Stunting, Enam Bidan Inspiratif Raih Penghargaan

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukan 17,7 persen bayi di bawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi. Bayi yang mengalami gizi buruk tercatat sebesar 3,9 persen mengalami gizi buruk dan 13,8 persen menderita gizi kurang.

"Ada irisan kegiatan Kementan dengan Kampung KB, seperti UPPKA yang dulunya UPPKS. BKKBN bisa kerja sama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), lalu dengan membangun rumah pangan lestari, ada ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan kita juga membangun ketahanan keluarga, kemandirian keluarga, karena keluarga berkualitas tentunya keluarga yang tentram, mandiri dan sejahtera," kata Hasto.

Ditegaskan, BKKBN juga memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) berbasis pangan lokal. Ini berkaitan erat dengan program lumbung pangan, sosialisasi pangan berdasarkan gizi, rumah pangan lestari, penyuluhan pertanian yang dilakukan Kementan. Program lain bisa berkolaborasi dengan Kampung KB terutama penyuluhan, bina keluarga, poktan atau kelompok kegiatan di BKKBN, penyusunan menu seimbang untuk mengatasi stunting dan juga pembinaan bagi akseptor aktif dan baru.

Baca juga: Pemda Gandeng TP PKK Atasi Masalah Stunting melalui Rembuk Stunting

Yasin Limpo menyambut baik kolaborasi ini. "Stunting menjadi ancaman untuk penyiapan SDM
Indonesia untuk bersaing ke depannya," katanya.

Yasin Limpo berharap segera dilakukan pemetaan dimulai dari daerah merah dan kuning dengan presentase anak stunting tinggi. Hasil pemetaan ini agar dapat dijadikan landasan penyusunan strategi percepatan penurunan stunting di Indonesia.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1762 seconds (0.1#10.140)