Puan Maharani Digadang-gadang Jadi Capres, Begini Tanggapan Pengamat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peneliti bidang Sosial dan Politik Political Economy adn Policy Study (PEPS), Reza Maulana menilai bila Ketua DPR RI, Puan Maharani memiliki kekuatan politik yang kuat untuk menjadi calon presiden (Capres) 2024 mendatang.
Dia pun tak melihat masalah genre dalam kepemimpinan ini, pasalnya Indonesia sendiri telah lebih dahulu dipimpin oleh wanita, seperti RA Kartini, Cut Nyak Dhien, hingga sang ibunda, Megawati Soekarno Putri.
"Sementara di luar Indonesia ada pula Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, dan Perdana Menteri Selandia baru, Jacinda Ardern," ujar Reza dalam siaran persnya, Jumat (20/8/2021).
Tanpa bermaksud mengkesampingkan politisi wanita lainnya, Reza mengungkapkan bila Puan memiliki peran penting dalam dinamika politik dan dianggap sebagai model dari politisi perempuan di Indonesia, sejumlah terobosan-terobosan telah dilakukan oleh juga cucu kandung dari Bapak Bangsa Indonesia.
Reza menilai Puan sendiri diuntungkan dan lahir dari keluarga politik. Dengan demikian, Reza menyakini Puan memiliki budaya politik yang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari karir dia yang melesat dari menjadi organisasi kepemudaan di tahun 2006 dan menjadi anggota DPR tiga tahun setelahnya.
"Karir politiknya tergolong mulus dan cepat menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya dengan kerja keras. Berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri kerap dinobatkan kepadanya, di antaranya Guinness World Record pemrakarsa pagelaran Wayang Kulit dengan kelir terpanjang pada Tahun 2013," jelas Reza.
Sekalipun dalam perkembanganya banyak politisi laki laki, namun Puan selalu tidak pernah merasa tersisih apalagi inferior. Sebaliknya, dia justru semakin matang dan piawai memainkan peran politiknya. Termasuk saat 2014, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Pemilihan Umum Partai dan partainya berhasil memenangkan pemilu dengan hasil yang sangat memuaskan.
Dengan alasan itu pula, Jokowi memasukkannya dalam kabinet kerja sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia untuk periode 2014-2019 dan menjadi perempuan pertama dan termuda yang pernah menjabat sebagai menteri koordinator.
Saat itu, Puan gencar mewujudkan ide dan gagasannya dengan mempromosikan budaya Indonesia yang bergotong royong, menjaga keutuhan tenun kebangsaan dalam Bhineka Tunggal Ika, serta mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu dibungkus dalam satu gerakan nasional yang disebut revolusi mental yang masih diteruskan oleh Jokowi hingga saat ini.
Tak hanya itu, ia membangun koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terhadap Kementerian/Lembaga yang berada di bawah garis tanggung jawabnya. Puan memfokuskan diri pada ruang lingkup pendidikan untuk masyarakat sebagai proses pemberdayaan untuk membangun manusia dan kebudayaan Indonesia.
Di sisi lain, lanjut Reza, Puan telah memberikan sentuhan yang berbeda dalam memandang tantangan-tantangan bangsa. Dengan pengalaman authentic yang pernah dialaminya sendiri, atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan etika kepedulian (ethic of care).
Di sinilah pentingnya kehadiran perempuan berdaya untuk memperlihatkan kekuatan pikiran-pikiran yang hanya bersumber dari pengalaman otentik perempuan.
Selain itu menilik dari garis keturunan yang merupakan cucu proklamator kemerdekaan dan anak kandung dari presiden perempuan pertama Indonesia, Puan seolah memang terlahir untuk menjadi pemimpin perempuan masa depan.
Meski demikian, kehadiran Puan dalam dunia politik tak jarang menimbulkan gejolak, kritikan-kritikan yang cukup tajam seringkali dialamatkan padanya dijawab dengan kinerja dan prestasi.
"Kita tidak bisa menutup mata dari keberhasilan kepemimpinan beliau, mulai dari menjadi pengurus DPP KNPI, partai politik, hingga lembaga tinggi negara seperti Kementerian Koordinator dan DPR-RI," tambahnya.
Termasuk mewujudkan revolusi mental, Puan berupaya mewujudkan Indonesia Maju dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), optimisme mewujudkan karakter manusia Indonesia yang baru, berkebudayaan serta berkualitas tinggi menyebar ke seluruh negeri, menyentuh berbagai lapisan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.
Termasuk saat menjalankan Revolusi Mental, selain mencontohkan melalui gaya berkeluarga. Puan meluncurkan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk mendukung kesejahteraan keluarga di Indonesia. Program tersebut terus berkembang hingga saat ini dengan membawa semangat revolusi mental sebagai arus utama perubahan.
Sementara secara politik, Puan sendiri bisa disandingkan dengan beberapa tokoh politik senior lainnya. Ini terlihat saat dirinya membawa PDIP memenangkan pemilu 2019 lalu dan Capres Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dipemilihan itu, Puan dipilih sebagai Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional bersama Jusuf Kalla, Tri Sutrisno, dan sederet politisi senior lainya. Dengan sepak terjang tokoh perempuan ini, selain menginsipirasi. Puan menjadi role model politisi perempuan di Indonesia yang tidak hanya berhasil di legislatif tetapi juga berprestasi di tingkat eksekutif.
"Sejarah akan mencatat bahwa, dinamika politik Indonesia modern telah memberikan tempat kepada perempuan yang secara terus menerus mengkampanyekan nilai-nilai luhur Pancasila dan berkebudayaan Indonesia," tutupnya.
Dia pun tak melihat masalah genre dalam kepemimpinan ini, pasalnya Indonesia sendiri telah lebih dahulu dipimpin oleh wanita, seperti RA Kartini, Cut Nyak Dhien, hingga sang ibunda, Megawati Soekarno Putri.
"Sementara di luar Indonesia ada pula Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, dan Perdana Menteri Selandia baru, Jacinda Ardern," ujar Reza dalam siaran persnya, Jumat (20/8/2021).
Tanpa bermaksud mengkesampingkan politisi wanita lainnya, Reza mengungkapkan bila Puan memiliki peran penting dalam dinamika politik dan dianggap sebagai model dari politisi perempuan di Indonesia, sejumlah terobosan-terobosan telah dilakukan oleh juga cucu kandung dari Bapak Bangsa Indonesia.
Reza menilai Puan sendiri diuntungkan dan lahir dari keluarga politik. Dengan demikian, Reza menyakini Puan memiliki budaya politik yang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari karir dia yang melesat dari menjadi organisasi kepemudaan di tahun 2006 dan menjadi anggota DPR tiga tahun setelahnya.
"Karir politiknya tergolong mulus dan cepat menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya dengan kerja keras. Berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri kerap dinobatkan kepadanya, di antaranya Guinness World Record pemrakarsa pagelaran Wayang Kulit dengan kelir terpanjang pada Tahun 2013," jelas Reza.
Sekalipun dalam perkembanganya banyak politisi laki laki, namun Puan selalu tidak pernah merasa tersisih apalagi inferior. Sebaliknya, dia justru semakin matang dan piawai memainkan peran politiknya. Termasuk saat 2014, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Pemilihan Umum Partai dan partainya berhasil memenangkan pemilu dengan hasil yang sangat memuaskan.
Dengan alasan itu pula, Jokowi memasukkannya dalam kabinet kerja sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia untuk periode 2014-2019 dan menjadi perempuan pertama dan termuda yang pernah menjabat sebagai menteri koordinator.
Saat itu, Puan gencar mewujudkan ide dan gagasannya dengan mempromosikan budaya Indonesia yang bergotong royong, menjaga keutuhan tenun kebangsaan dalam Bhineka Tunggal Ika, serta mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu dibungkus dalam satu gerakan nasional yang disebut revolusi mental yang masih diteruskan oleh Jokowi hingga saat ini.
Tak hanya itu, ia membangun koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terhadap Kementerian/Lembaga yang berada di bawah garis tanggung jawabnya. Puan memfokuskan diri pada ruang lingkup pendidikan untuk masyarakat sebagai proses pemberdayaan untuk membangun manusia dan kebudayaan Indonesia.
Di sisi lain, lanjut Reza, Puan telah memberikan sentuhan yang berbeda dalam memandang tantangan-tantangan bangsa. Dengan pengalaman authentic yang pernah dialaminya sendiri, atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan etika kepedulian (ethic of care).
Di sinilah pentingnya kehadiran perempuan berdaya untuk memperlihatkan kekuatan pikiran-pikiran yang hanya bersumber dari pengalaman otentik perempuan.
Selain itu menilik dari garis keturunan yang merupakan cucu proklamator kemerdekaan dan anak kandung dari presiden perempuan pertama Indonesia, Puan seolah memang terlahir untuk menjadi pemimpin perempuan masa depan.
Meski demikian, kehadiran Puan dalam dunia politik tak jarang menimbulkan gejolak, kritikan-kritikan yang cukup tajam seringkali dialamatkan padanya dijawab dengan kinerja dan prestasi.
"Kita tidak bisa menutup mata dari keberhasilan kepemimpinan beliau, mulai dari menjadi pengurus DPP KNPI, partai politik, hingga lembaga tinggi negara seperti Kementerian Koordinator dan DPR-RI," tambahnya.
Termasuk mewujudkan revolusi mental, Puan berupaya mewujudkan Indonesia Maju dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), optimisme mewujudkan karakter manusia Indonesia yang baru, berkebudayaan serta berkualitas tinggi menyebar ke seluruh negeri, menyentuh berbagai lapisan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.
Termasuk saat menjalankan Revolusi Mental, selain mencontohkan melalui gaya berkeluarga. Puan meluncurkan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk mendukung kesejahteraan keluarga di Indonesia. Program tersebut terus berkembang hingga saat ini dengan membawa semangat revolusi mental sebagai arus utama perubahan.
Sementara secara politik, Puan sendiri bisa disandingkan dengan beberapa tokoh politik senior lainnya. Ini terlihat saat dirinya membawa PDIP memenangkan pemilu 2019 lalu dan Capres Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dipemilihan itu, Puan dipilih sebagai Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional bersama Jusuf Kalla, Tri Sutrisno, dan sederet politisi senior lainya. Dengan sepak terjang tokoh perempuan ini, selain menginsipirasi. Puan menjadi role model politisi perempuan di Indonesia yang tidak hanya berhasil di legislatif tetapi juga berprestasi di tingkat eksekutif.
"Sejarah akan mencatat bahwa, dinamika politik Indonesia modern telah memberikan tempat kepada perempuan yang secara terus menerus mengkampanyekan nilai-nilai luhur Pancasila dan berkebudayaan Indonesia," tutupnya.
(kri)