Potensi Tsunami Selatan Jawa Sampai Jakarta? BMKG: Skenario Terburuk, Belum Tentu Terjadi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belakangan ini ramai beredar kabar di media sosial tentang potensi tsunami dari dampak gempa megathrust di selatan Jawa akan berdampak sampai Jakarta. Merespons hal itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa ini merupakan skenario terburuk.
Dia pun mengatakan bahwa skenario tersebut untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana tsunami.
"Terkait kajian potensi tsunami dampak gempa megathrust di selatan Jawa yang berdampak hingga Jakarta dengan skenario terburuk untuk tujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat patut diapresiasi,” tegas Daryono dalam keterangannya, Sabtu (21/8/2021).
Daryono juga menegaskan bahwa kajian potensi bahaya tersebut menggunakan skenario terburuk untuk rujukan mitigasi jika terjadi bencana. Sehingga, skenario terburuk itu pun belum tentu akan terjadi.
"Kajian potensi bahaya dengan menggunakan skenario terburuk penting untuk rujukan mitigasi, jadi kita ambil pahitnya agar kita lebih siap, meski kapan terjadinya tidak ada yang tahu, bahkan bisa jadi skenario terburuk tersebut belum tentu terjadi,” tegas Daryono.
Selain itu, Daryono mengatakan bahwa BMKG telah menyusun peta bahaya tsunami di seluruh pantai yang rawan tsunami.
"Dalam mendukung upaya mitigasi konkret, BMKG menyusun peta bahaya tsunami seluruh pantai rawan tsunami. Untuk Pulau Jawa, sudah dibuat sebanyak 41 peta, dengan rincian: 5 peta di Banten, 5 peta di Jabar, 17 peta di Jateng, 3 peta di DIY, dan 11 peta di Jatim,” jelas Daryono.
Dia pun mengatakan bahwa skenario tersebut untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana tsunami.
"Terkait kajian potensi tsunami dampak gempa megathrust di selatan Jawa yang berdampak hingga Jakarta dengan skenario terburuk untuk tujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat patut diapresiasi,” tegas Daryono dalam keterangannya, Sabtu (21/8/2021).
Baca Juga
Daryono juga menegaskan bahwa kajian potensi bahaya tersebut menggunakan skenario terburuk untuk rujukan mitigasi jika terjadi bencana. Sehingga, skenario terburuk itu pun belum tentu akan terjadi.
"Kajian potensi bahaya dengan menggunakan skenario terburuk penting untuk rujukan mitigasi, jadi kita ambil pahitnya agar kita lebih siap, meski kapan terjadinya tidak ada yang tahu, bahkan bisa jadi skenario terburuk tersebut belum tentu terjadi,” tegas Daryono.
Selain itu, Daryono mengatakan bahwa BMKG telah menyusun peta bahaya tsunami di seluruh pantai yang rawan tsunami.
"Dalam mendukung upaya mitigasi konkret, BMKG menyusun peta bahaya tsunami seluruh pantai rawan tsunami. Untuk Pulau Jawa, sudah dibuat sebanyak 41 peta, dengan rincian: 5 peta di Banten, 5 peta di Jabar, 17 peta di Jateng, 3 peta di DIY, dan 11 peta di Jatim,” jelas Daryono.
(zik)