Selalu Dipakai Nama Jalan, Ini Torehan Prestasi Jenderal TNI Gatot Subroto
loading...
A
A
A
Kemudian di tahun 1953, ketika terjadi kerusuhan di istana negara akibat tuntutan rakyat atas pembubaran parlemen ditolak, Gatot Subroto yang dituduh sebagai dalang kerusuhan tersebut langsung mengundurkan diri dari jabatannya sekaligus dari dinas militer.
Ia pun mengundurkan diri dari dinas militer, tetapi tiga tahun kemudian diaktifkan kembali sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakil KSAD) pada tahun 1956.
Melalui tangannya, ia berhasil melumpuhkan pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia-Perdjuangan Rakjat Semesta (PRRI/Permesta) yang ada di Sumatra dan Sulawesi Utara.
Pada 11 Juni 1962, Gatot Subroto meninggal di usia 54 tahun, setelah menderita serangan penyakit jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Dia dimakamkan di desa Mulyoharjo, Ungaran, Jawa Tengah,
Ia adalah penggagas akan perlunya sebuah akademi militer gabungan (Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut) untuk membina para perwira muda. Gagasan tersebut diwujudkan dengan pembentukan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tahun 1965.
Ia pun mengundurkan diri dari dinas militer, tetapi tiga tahun kemudian diaktifkan kembali sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakil KSAD) pada tahun 1956.
Melalui tangannya, ia berhasil melumpuhkan pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia-Perdjuangan Rakjat Semesta (PRRI/Permesta) yang ada di Sumatra dan Sulawesi Utara.
Pada 11 Juni 1962, Gatot Subroto meninggal di usia 54 tahun, setelah menderita serangan penyakit jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Dia dimakamkan di desa Mulyoharjo, Ungaran, Jawa Tengah,
Ia adalah penggagas akan perlunya sebuah akademi militer gabungan (Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut) untuk membina para perwira muda. Gagasan tersebut diwujudkan dengan pembentukan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tahun 1965.
(maf)