Kompetisi Tiktok #CeritaSalingBantu sebagai Kolaborasi Hadapi Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 ini merupakan kejadian yang luar biasa yang harus disikapi juga secara luar biasa, salah satunya dengan kolaborasi. Semangat kolaborasi dan gotong royong ini telah ada sejak bangsa ini berdiri.
"Dulu perjuangan bangsa ini menggunakan bambu runcing, saat ini bambu runcing itu berupa gadget untuk melakukan perjuangan bersama untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik dan melawan musuh bersama yaitu pandemi Covid-19 dan mengatasi hoaks atau disinformasi," ujar Tenaga Ahli Menkominfo Donny BU saat peluncuran kompetisi Tiktok #CeritaSalingBantu.
Dia menambahkan, hoaks jangan dianggap remeh karena bisa menggagalkan program penanganan Covid-19, menggagalkan vaksinasi, menggagalkan protokol kesehatan, dan ekonomi tidak pulih. Dia bersyukur dengan kolaborasi ini mendapatkan dukungan penuh dari Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Prof. Nizam, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Prof. Fatma Lestari untuk membantu melakukan komunikasi digital memberi edukasi kepada masyarakat.
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki 202 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 70 persen warga negara Indonesia. Itu sama dengan target herd immunity yang ingin dicapai dalam vaksinasi masyarakat Indonesia. Jika jumlah tersebut diperjuangkan agar taat prokes, mau divaksin ketika vaksin siap, dan melawan hoaks.
"Salah satunya dengan kampanye menarik menggunakan tiktok atau media sosial lagi, mudah mudahan Indonesia bisa bangkit dan pulih," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Nizam yakin jika semua peduli, sadar, selalu menjaga protokol kesehatan maka bangsa ini bisa mengatasi pandemi.
"Kita mengajak insan Dikti untuk berkarya nyata dalam bentuk kreasi yang bisa menginspirasi kita semua untuk bersama mengatasi pandemi sehingga kita bisa keluar dari kondisi yang tidak mengenakan saat ini," ujarnya.
Prof. Fatma mengatakan, kolaborasi dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) dengan melibatkan Kemendikbud, Kominfo, merupakan kolaborasi multidisiplin yang amat baik. Khusus terkait pandemi Covid-19. Apalagi pandemi ini memiliki tantangan yang luar biasa besar.
"Karena baru pendeminya, dengan situasi berkembang dan tantangan semakin tinggi," ucapnya.
Dia juga menyambut baik kompetisi bekerja sama dengan tiktok ini. Menurutnya, dahulu saat pandemi flu Spanyol cara komunikasi risikonya dengan wayang, kalau sekarang dengan tiktok. Tentu disesuaikan dengan masa dan zamannya. Jadi ini sebuah cara dan strategi mengkomunikasikan risiko pandemi.
"Dulu perjuangan bangsa ini menggunakan bambu runcing, saat ini bambu runcing itu berupa gadget untuk melakukan perjuangan bersama untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik dan melawan musuh bersama yaitu pandemi Covid-19 dan mengatasi hoaks atau disinformasi," ujar Tenaga Ahli Menkominfo Donny BU saat peluncuran kompetisi Tiktok #CeritaSalingBantu.
Dia menambahkan, hoaks jangan dianggap remeh karena bisa menggagalkan program penanganan Covid-19, menggagalkan vaksinasi, menggagalkan protokol kesehatan, dan ekonomi tidak pulih. Dia bersyukur dengan kolaborasi ini mendapatkan dukungan penuh dari Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Prof. Nizam, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Prof. Fatma Lestari untuk membantu melakukan komunikasi digital memberi edukasi kepada masyarakat.
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki 202 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 70 persen warga negara Indonesia. Itu sama dengan target herd immunity yang ingin dicapai dalam vaksinasi masyarakat Indonesia. Jika jumlah tersebut diperjuangkan agar taat prokes, mau divaksin ketika vaksin siap, dan melawan hoaks.
"Salah satunya dengan kampanye menarik menggunakan tiktok atau media sosial lagi, mudah mudahan Indonesia bisa bangkit dan pulih," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Nizam yakin jika semua peduli, sadar, selalu menjaga protokol kesehatan maka bangsa ini bisa mengatasi pandemi.
"Kita mengajak insan Dikti untuk berkarya nyata dalam bentuk kreasi yang bisa menginspirasi kita semua untuk bersama mengatasi pandemi sehingga kita bisa keluar dari kondisi yang tidak mengenakan saat ini," ujarnya.
Prof. Fatma mengatakan, kolaborasi dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) dengan melibatkan Kemendikbud, Kominfo, merupakan kolaborasi multidisiplin yang amat baik. Khusus terkait pandemi Covid-19. Apalagi pandemi ini memiliki tantangan yang luar biasa besar.
"Karena baru pendeminya, dengan situasi berkembang dan tantangan semakin tinggi," ucapnya.
Dia juga menyambut baik kompetisi bekerja sama dengan tiktok ini. Menurutnya, dahulu saat pandemi flu Spanyol cara komunikasi risikonya dengan wayang, kalau sekarang dengan tiktok. Tentu disesuaikan dengan masa dan zamannya. Jadi ini sebuah cara dan strategi mengkomunikasikan risiko pandemi.