Doni Monardo Tegaskan Penempatan Aparat Bukan untuk Menakut-takuti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 , Doni Monardo menegaskan kehadiran aparat TNI/Polri di titik-titik keramaian bukan untuk menimbukan ketakutan bagi masyarakat.
Seperti diketahu pemerintah telah menerjukan 340 aparat TNI/Polri di 1.800 objek keramaian. “Kehadiran TNI dan Polri di tempat-tempat publik bukan untuk menimbulkan kekhawatiran. Bukan Untuk menimbulkan ketakutan. Tetapi semata-mata membantu masyarakat satu sama lainnya, mengingatkan satu sama lainnya agar masyarakat betul-betul taat dan patuh kepada protokol kesehatan,” tutur Doni seusai rapat teerbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (27/5/2020).
Dia tidak membantah kemungkinan adanya ketegangan antara aparat keamanan dengan masyarakat. Namun dia mengatakan aparat di lapangan akan mengutamakan pendekatan persuaif dan komunikatif.
“Potensi-potensi ini kemungkinan besar akan timbul. Tetapi tadi Panglima TNI mengatakan lebih menekankan kepada pendekatan persuasif, pendekatan komunikatif. Termasuk juga dari aparat kepolisian dan juga lebih kita mengharapkan masyarakat itu memiliki disliplin pribadi yang lebih tinggi,” ungkapnya(Baca Juga: Persiapan New Normal, Jokowi Siagakan TNI/Polri di 4 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota)
Doni menuturkan jika ada masyarakat yang tetap nekat setelah diperingatkan maka aparat TNI/Polri menyerahkan kepada petugas keamanan di tempat tersebut.
“Ketika masyarakat yang tadi katakan ngeyel atau tidak mau maka aparat keamanan akan menyerahkan kepada security. Security apakah itu di tempat di pasar atau di tempat-tempat tertentu. Jadi kita sangat yakin optimis bahwa ketegangan mudah-mudahan tidak terjadi,” ujarnya.
Seperti diketahu pemerintah telah menerjukan 340 aparat TNI/Polri di 1.800 objek keramaian. “Kehadiran TNI dan Polri di tempat-tempat publik bukan untuk menimbulkan kekhawatiran. Bukan Untuk menimbulkan ketakutan. Tetapi semata-mata membantu masyarakat satu sama lainnya, mengingatkan satu sama lainnya agar masyarakat betul-betul taat dan patuh kepada protokol kesehatan,” tutur Doni seusai rapat teerbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (27/5/2020).
Dia tidak membantah kemungkinan adanya ketegangan antara aparat keamanan dengan masyarakat. Namun dia mengatakan aparat di lapangan akan mengutamakan pendekatan persuaif dan komunikatif.
“Potensi-potensi ini kemungkinan besar akan timbul. Tetapi tadi Panglima TNI mengatakan lebih menekankan kepada pendekatan persuasif, pendekatan komunikatif. Termasuk juga dari aparat kepolisian dan juga lebih kita mengharapkan masyarakat itu memiliki disliplin pribadi yang lebih tinggi,” ungkapnya(Baca Juga: Persiapan New Normal, Jokowi Siagakan TNI/Polri di 4 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota)
Doni menuturkan jika ada masyarakat yang tetap nekat setelah diperingatkan maka aparat TNI/Polri menyerahkan kepada petugas keamanan di tempat tersebut.
“Ketika masyarakat yang tadi katakan ngeyel atau tidak mau maka aparat keamanan akan menyerahkan kepada security. Security apakah itu di tempat di pasar atau di tempat-tempat tertentu. Jadi kita sangat yakin optimis bahwa ketegangan mudah-mudahan tidak terjadi,” ujarnya.
(dam)