Halim Perdanakusuma, Perintis TNI AU yang Gugur Setelah Tuntaskan Misinya
loading...

Nama Halim Perdanakusuma diabadikan mengantikan nama Pangkalan Udara, Cililitan, untuk menghargai dan menghormati jasa-jasa atas pengabdiannya. Foto/Wikipedia
A
A
A
JAKARTA - Kala itu penghujung akhir tahun 1939 di Eropa pecah perang dunia ke II. Sekitar bulan Mei 1940 Belanda diduduki Jerman, seketika itu juga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan wajib militer bagi rakyat Hindia Belanda.
Baca juga: 2 Jenazah Teroris Mujahidin Indonesia Timur Dievakuasi dengan Helikopter TNI AU
Peraturan ini terjadi juga di Indonesia, yang saat itu termasuk daerah jajahannya untuk menghadapi kemungkinan perang di wilayah Asia.
Seperti dikutip dari tni-au.mil.id, Rabu (14/7/2021), seorang pemuda bernama Abdul Halim Perdanakusuma yang tengah duduk di tingkat dua sekolah Mosvia (Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren), sekolah pendidikan pribumi, turut juga terkena wajib militer.
Baca juga: Wujudkan 1 Juta Vaksin Sehari, TNI AU Adakan Serbuan Vaksinasi di Satbravo 90
Sehingga Halim Perdanakusuma tidak dapat menyelesaikan pendidikan pamong praja tersebut dan wajib melaksanakan peraturan Pemerintah Hindia Belanda untuk melaksanakan milisi dan memasuki dunia militer.
Pemuda kelahiran Sampang, Madura, 18 November 1922 ini kemudian dikirim oleh Angkatan Laut Hindia Belanda untuk mengikuti pendidikan opsir (calon perwira) Torpedo di Surabaya.
Baca juga: 2 Jenazah Teroris Mujahidin Indonesia Timur Dievakuasi dengan Helikopter TNI AU
Peraturan ini terjadi juga di Indonesia, yang saat itu termasuk daerah jajahannya untuk menghadapi kemungkinan perang di wilayah Asia.
Seperti dikutip dari tni-au.mil.id, Rabu (14/7/2021), seorang pemuda bernama Abdul Halim Perdanakusuma yang tengah duduk di tingkat dua sekolah Mosvia (Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren), sekolah pendidikan pribumi, turut juga terkena wajib militer.
Baca juga: Wujudkan 1 Juta Vaksin Sehari, TNI AU Adakan Serbuan Vaksinasi di Satbravo 90
Sehingga Halim Perdanakusuma tidak dapat menyelesaikan pendidikan pamong praja tersebut dan wajib melaksanakan peraturan Pemerintah Hindia Belanda untuk melaksanakan milisi dan memasuki dunia militer.
Pemuda kelahiran Sampang, Madura, 18 November 1922 ini kemudian dikirim oleh Angkatan Laut Hindia Belanda untuk mengikuti pendidikan opsir (calon perwira) Torpedo di Surabaya.
Lihat Juga :