Turunkan Prevalensi Stunting, Kemkominfo Ajak Generasi Muda Mulai Gaya Hidup Sehat

Rabu, 07 Juli 2021 - 17:21 WIB
loading...
Turunkan Prevalensi...
Kemkominfo menggelar forum Kepoin Genbest di berbagai daerah prioritas stunting, salah satunya Trenggalek, Jawa Timur.
A A A
JAKARTA - Gaya hidup sehat tidak seharusnya menjadi tren belaka, tetapi perlu dijadikan kebiasaan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali generasi muda. Hal ini dikarenakan para anak muda Indonesia saat ini lah yang akan melahirkan generasi masa depan bebas stunting.

“Di tahun 2030 mendatang, Indonesia akan memasuki fase bonus demografi. Potensi tersebut akan menjadi sia-sia apabila sumber daya manusia mengalami stunting,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Wiryanta dalam forum 'Kepoin Genbest' Trenggalek virtual, Selasa (6/7/2021).

Seperti diketahui, prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia 2019 sebesar 27,67 persen. Angka ini masih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan oleh WHO, yakni 20 persen.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo pun telah menetapkan target pada 2024 agar angka prevalensi stunting di Indonesia bisa turun menjadi 14 persen. Oleh karena itu, menurut Wiryanta, untuk mencapai target tersebut Kemkominfo menyelenggarakan forum 'Kepoin Genbest' di berbagai daerah prioritas stunting, salah satunya di Trenggalek, Jawa Timur.
Turunkan Prevalensi Stunting, Kemkominfo Ajak Generasi Muda Mulai Gaya Hidup Sehat

Pihaknya menyasar para remaja dan ibu muda agar dapat memahami dan peduli terhadap isu stunting sejak dini.

“Para remaja ini nantinya menjadi calon orang tua di masa depan. Jika kesehatan dan gizi mereka tidak dijaga sejak sekarang, maka akan berdampak buruk di masa mendatang,” ucapnya.

Plt Deputi Bidang ADPIN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Listyawardani pun mengimbau agar remaja putri dan ibu muda mulai memperhatikan gaya hidup sejak dini. Gaya hidup yang tidak sehat menurutnya sangat memengaruhi kondisi tubuh dan memicu terjadinya stunting bagi anak.

“Perhatikan gaya hidup mulai sekarang. Kalau masih muda, susah konsentrasi, mudah pegal-pegal, itu berarti gaya hidupnya yang salah. Penyebabnya bisa dari segi makanan, aktivitas, merokok, malas berolahraga, atau dari segi kebersihan dan sanitasi,“ katanya.

Oleh karena itu, Dwi menyarankan agar remaja putri dan ibu muda mulai membiasakan diri minimal 30 menit melakukan olahraga ringan seperti aerobik dan jogging. Lakukan lima kali dalam seminggu untuk menunjang gaya hidup sehat, terutama di masa pandemi Covid-19.

Selain itu, praktisi kesehatan dr Clarin Hayes mengingatkan bahwa para remaja sebagai penerus bangsa harus memiliki kesadaran terhadap isu stunting. Dia pun menghimbau agar generasi muda mulai memperhatikan kesehatan sejak dini, tidak hanya sehat mental tetapi juga sehat secara fisik.

“Sebagai generasi muda kita harus menjaga nutrisi dari sekarang, agar nantinya kita dapat melahirkan generasi-generasi yang berkualitas tentunya untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.

Saat ini, banyak dijumpai fenomena remaja putri yang melakukan diet dengan mengesampingkan kesehatan. Clarin menambahkan, diet yang benar adalah diet tanpa harus mengorbankan aspek kesehatan.

“Khusus remaja putri yang ingin memiliki bentuk tubuh proporsional tetap harus memperhatikan asupan gizi, jangan sembarangan mengurangi porsi makan, dan yang paling utama adalah berolahraga secara rutin. Bentuk tubuh yang ideal akan didapat dengan cara tersebut tanpa harus membahayakan kondisi tubuh,” ujanya. (CM)
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)