Lima Strategi Wali Kota Malang Hadapi COVID-19

Selasa, 06 Juli 2021 - 17:32 WIB
loading...
Lima Strategi Wali Kota...
Wali Kota Malang Sutiaji saat pemaparan dalam Indonesia Visionary Leader Season VIII Tahun 2021 yang digelar oleh MNC Portal Indonesia secara virtual, Selasa (6/7/2021). Foto/Tangkapan Layar
A A A
JAKARTA - Wali Kota Malang Sutiaji menyiapkan lima langkah strategi dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang hingga kini masih menjadi ancaman bagi warganya. Data hingga 4 Juli 2021 tercatat ada 7.166 warga Kota Malang yang terkonfirmasi positif sehingga berimbas kepada berbagai sektor kehidupan di masyarakat.

Lima strategi penangangan COVID-19 itu mencakup Malpro (Malang beli produk lokal), Malber (Malang berbagi), Malherb (Malang herbal), Maldis (Malang digital servis) dan Malba (Malang bahagia). Melalui strategi itu dampak akibat COVID-19 di Kota Malang bisa diminimalisasi, bahkan pendapatan Kota Malang di tahun 2020 yang awalnya diprediksi turun hingga 50% ternyata hanya turun 18,9%.

"Melalui lima strategi itu kami coba mengembangkan UMKM lokal secara online, membantu warga yang membutuhkan bantuan sosial, mengembangkan urban farming untuk imunitas, memberi program wifi gratis di 551 RW, dan menguatkan edukasi serta prokes di masyarakat," kata Sutiaji saat pemaparan dalam Indonesia Visionary Leader Season VIII Tahun 2021 yang digelar oleh MNC Portal Indonesia secara virtual, Selasa (6/7/2021).



Menurut dia, meski ada refocusing anggaran dan fokus pembangunan kepada penanganan COVID-19 namun pembangunan infrastruktur di wilayahnya tetap berjalan kendati tidak maksimal. Seperti pembangunan Jembatan Kedungkandang, Islamic Center, Wisata Heritage Kayutangan, dan perkantoran terpadu. Sehingga, hal tersebut dapat mendukung pemulihan ekonomi di masyarakat.

Itu pula yang membuat meski Kota Malang identik dengan kota wisata, tapi tidak terlalu terpuruk meski sektor wisata sangat terimbas besar dengan adanya COVID-19. Sebab terus mewujudkan kota yang berdaya saing melalui pengembangan star up di bidang teknologi dan melatih UMKM berbasis pemasaran online melalui market place.

“Kami melakukan survei dan dari 26 pasar yang ada sekitar 16 pasar para pedagangnya terbiasa memasarkan secara online. Itu yang membuat mereka kuat dan tetap stabil meski dalam suasana pandemi COVID-19, mengingat pasar makanan siap saji selalu ada pembelinya," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, Malang sebagai miniatur dunia dan Indonesia karena ada 134 mahasiswa dari berbagai negara yang kuliah di malang serta mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia, masyarakatnya disiplin dalam menjaga prokes. Itu yang menjadikan kebersamaan dan keberagaman menjadi sangat kuat dalam mencegah COVID-19 di tengah plurarisme.

"Kita kan juga identik dengan 'salam satu jiwa', Arema. Itu yang kita junjung tinggi dengan melibatkan masyarakat dalam berbagai kebijakan yang diambil, termasuk dalam urusan penanganan COVID-19," pungkasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1984 seconds (0.1#10.140)