Statement PB HMI-MPO Kritik Pemerintah Hanya Cari Sensasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Formatur Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI -MPO) BADKO Jawa Bagian Barat (Jabagbar), Dede Kholidin menilai statement Affandi Ismail yang mengatasnamakan PB HMI MPO terkait seruan HMI Bersama rakyat memanggil Revolusi Indonesia " Jokowi Harus Turun" adalah tindakan makar sekaligus sensasi semata.
Dede menilai, saat ini Indonesia tengah menghadapi kondisi darurat Covid-19, sehingga seharusnya mahasiswa dan pemerintah justru harus saling bersinergi serta fokus mencari solusi agar kondisi ini segera berakhir.
"Bukan mengeluarkan statement berupa propaganda yang dapat menimbulkan kericuhan baru. Kita ribut-ribut mau apa, ini Indonesia sedang darurat Covid-19. Kita sibuk-sibuk mengkritik pemerintah, pemerintah juga kan pusing sedang mencari cara bagaimana menangani Covid-19 ini," ujar Dede saat dihubungi, Kamis (1/7/21).
Baca juga: BEM UI Kritik Jokowi, PB HMI: Bagian dari Kebebasan Berpendapat
Menurutnya, mahasiswa bisa bersinergi dengan pemerintah mencari solusi terbaik dalam menangani pandemi, bukan saling mengkritik dan hanya mencari sensasi.
Dede juga menegaskan "Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO) BADKO Jawa Bagian Barat" tidak terlibat dan bertanggung jawab atas statement Affandi Ismail yang mengatasnamakan HMI MPO tersebut. Menurutnya, statement tersebut hanya untuk kepentingan pribadi Affandi dan bukan statement HMI MPO secara keseluruhan.
Pihaknya juga telah berusaha mengubungi Affandi untuk mengklarifikasi statement tersebut, namun hingga saat ini Affandi tidak memberikan respons.
"Dari kader-kader saya sempat menghubungi (Affandi), namun karena Affandi terlalu sibuk dan selalu ke luar kota, kami juga belum tahu apa alasan Affandi Ismail membuat kritikan seperti itu. Kita harus klarifikasi maksud dan alasan di belakangnya ataukah itu hanya inisiatifnya sendiri," kata Dede.
Baca juga: Ini Profile Leon Alvinda Putra, Ketua BEM UI yang juga Ketua HMI FEB UI
Menurutnya, sikap yang dikeluarkan oleh Affandi sangat liar dan berbahaya, terutama dengan mengatasnamakan mahasiswa. Statement tersebut menjurus pada sebuah propaganda dan sangat miris dengan kondisi pemerintah yang saat ini tengah berperang melawan lonjakan kasus Covid-19.
"Sangat meresahkan, seharusnya bantu pemerintah dengan solusi agar Covid-19 ini selesai. Bagaimana kondisi Indonesia kembali pulih, jika propaganda terus terjadi," tambah Dede.
Untuk itu, Dede mewakili HMI-MPO BADKO Jawa Bagian Barat mengajak kepada para mahasiswa dan para kader MHI untuk bersinergi dan fokus mendukung penanganan Covid-19. "Saya berharap ke depannya MHI bersatu kembali dan berinergi dengan pemerintah untuk mendorong kemajuan tanah air. Kita sebagai mahasiswa dan kader MHI harus turut berperan dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia," katanya.
Dengan sinergi dan solidnya seluruh kalangan massyarakat dengan pemerintah, dipastikan cita-cita Indonesia untuk maju dan bangkit dari pandemi Covid-19 bisa segera terlaksana.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
Dede menilai, saat ini Indonesia tengah menghadapi kondisi darurat Covid-19, sehingga seharusnya mahasiswa dan pemerintah justru harus saling bersinergi serta fokus mencari solusi agar kondisi ini segera berakhir.
"Bukan mengeluarkan statement berupa propaganda yang dapat menimbulkan kericuhan baru. Kita ribut-ribut mau apa, ini Indonesia sedang darurat Covid-19. Kita sibuk-sibuk mengkritik pemerintah, pemerintah juga kan pusing sedang mencari cara bagaimana menangani Covid-19 ini," ujar Dede saat dihubungi, Kamis (1/7/21).
Baca juga: BEM UI Kritik Jokowi, PB HMI: Bagian dari Kebebasan Berpendapat
Menurutnya, mahasiswa bisa bersinergi dengan pemerintah mencari solusi terbaik dalam menangani pandemi, bukan saling mengkritik dan hanya mencari sensasi.
Dede juga menegaskan "Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO) BADKO Jawa Bagian Barat" tidak terlibat dan bertanggung jawab atas statement Affandi Ismail yang mengatasnamakan HMI MPO tersebut. Menurutnya, statement tersebut hanya untuk kepentingan pribadi Affandi dan bukan statement HMI MPO secara keseluruhan.
Pihaknya juga telah berusaha mengubungi Affandi untuk mengklarifikasi statement tersebut, namun hingga saat ini Affandi tidak memberikan respons.
"Dari kader-kader saya sempat menghubungi (Affandi), namun karena Affandi terlalu sibuk dan selalu ke luar kota, kami juga belum tahu apa alasan Affandi Ismail membuat kritikan seperti itu. Kita harus klarifikasi maksud dan alasan di belakangnya ataukah itu hanya inisiatifnya sendiri," kata Dede.
Baca juga: Ini Profile Leon Alvinda Putra, Ketua BEM UI yang juga Ketua HMI FEB UI
Menurutnya, sikap yang dikeluarkan oleh Affandi sangat liar dan berbahaya, terutama dengan mengatasnamakan mahasiswa. Statement tersebut menjurus pada sebuah propaganda dan sangat miris dengan kondisi pemerintah yang saat ini tengah berperang melawan lonjakan kasus Covid-19.
"Sangat meresahkan, seharusnya bantu pemerintah dengan solusi agar Covid-19 ini selesai. Bagaimana kondisi Indonesia kembali pulih, jika propaganda terus terjadi," tambah Dede.
Untuk itu, Dede mewakili HMI-MPO BADKO Jawa Bagian Barat mengajak kepada para mahasiswa dan para kader MHI untuk bersinergi dan fokus mendukung penanganan Covid-19. "Saya berharap ke depannya MHI bersatu kembali dan berinergi dengan pemerintah untuk mendorong kemajuan tanah air. Kita sebagai mahasiswa dan kader MHI harus turut berperan dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia," katanya.
Dengan sinergi dan solidnya seluruh kalangan massyarakat dengan pemerintah, dipastikan cita-cita Indonesia untuk maju dan bangkit dari pandemi Covid-19 bisa segera terlaksana.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
(abd)