Bahas Visi Bung Karno, Megawati Kembali Singgung Trisila dan Ekasila
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung soal trisila dan ekasila dalam sarasehan nasional yang bertajuk “Anak Muda Membaca Bung Karno”. Diketahui, trisila dan ekasila ini menjadi pokok bahasan yang sempat diperdebatkan dalam Rancangan Undang-Undang tentang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
“Kan katanya Pancasila itu lima, Bung Karno bilang kalau kamu enggak mau sebut lima, peras dia menjadi tiga, nanti cari tiganya apa. Kalau kamu tidak mau mau membacanya tiga, peras jadi satu, ekasila yang dusebut gotong royong,” kata Megawati saat menjadi pembicara kunci dalam sarasehan yang digelar daring di kanal Megawati Institute, Selasa (29/6/2021).
Pertanyaanya, kata Presiden RI ke-5 ini, salah kah gotong-royong karena ada orang yang tidak suka Pancasila. Kalau dia bertanya yang mana yang sebetulnya tidak disukai, hal itu tidak bisa juga, karena sama saja seperti pokrol bambu (seseorang yang memberikan nasihat hukum tetapi tidak punya kualifikasi atau pendidikan hukum). “Saya tanya kamu itu sebetulnya nggak sukanya di mana, tolong bilang ke saya, ngga bisa juga. Jadi itu yang saya maksud pokrol bambu,” ujarnya.
Mega mempertanyakan, apa yang tidak bagus dari Pancasila. “Jadi kalian yang dari kalangan terpelajar dan pintar ini baiknya berpikir dulu. Sila pertama itu Ketuhanan yang Maha Esa, apalagi kekurangan Pancasila ini. “Lah apa yang tidak bagus di Pancasila, kalian yang pintar-pintar mikir dulu, pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, apalagi kekurangannya,” tukas Mega.
Lebih dari itu, lanjut putri Bung Karno ini, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, yang membuat beruntung adalah rakyat Indonesia mau bergotong royong, kalau tidak bisa dilihat bagaimana kondisi pandemi di India seperti apa. “Jadi goro itu, kita jalani dalam masalah Covid ya. Untung orang Indonesia itu mau bergotong royong, coba kalau ndak, kita bisa lihat India waktu kejadian kayak apa. Terus saya pikir dari sisi politik dia (India) masih mengikuti pemerintahan yang namanya seperti dari Inggris, parlementer, kita kan bukan, presidensial. Hal-hal seperti ini mengerti kah anak muda, politik itu,” tambahnya.
“Kan katanya Pancasila itu lima, Bung Karno bilang kalau kamu enggak mau sebut lima, peras dia menjadi tiga, nanti cari tiganya apa. Kalau kamu tidak mau mau membacanya tiga, peras jadi satu, ekasila yang dusebut gotong royong,” kata Megawati saat menjadi pembicara kunci dalam sarasehan yang digelar daring di kanal Megawati Institute, Selasa (29/6/2021).
Pertanyaanya, kata Presiden RI ke-5 ini, salah kah gotong-royong karena ada orang yang tidak suka Pancasila. Kalau dia bertanya yang mana yang sebetulnya tidak disukai, hal itu tidak bisa juga, karena sama saja seperti pokrol bambu (seseorang yang memberikan nasihat hukum tetapi tidak punya kualifikasi atau pendidikan hukum). “Saya tanya kamu itu sebetulnya nggak sukanya di mana, tolong bilang ke saya, ngga bisa juga. Jadi itu yang saya maksud pokrol bambu,” ujarnya.
Mega mempertanyakan, apa yang tidak bagus dari Pancasila. “Jadi kalian yang dari kalangan terpelajar dan pintar ini baiknya berpikir dulu. Sila pertama itu Ketuhanan yang Maha Esa, apalagi kekurangan Pancasila ini. “Lah apa yang tidak bagus di Pancasila, kalian yang pintar-pintar mikir dulu, pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, apalagi kekurangannya,” tukas Mega.
Lebih dari itu, lanjut putri Bung Karno ini, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, yang membuat beruntung adalah rakyat Indonesia mau bergotong royong, kalau tidak bisa dilihat bagaimana kondisi pandemi di India seperti apa. “Jadi goro itu, kita jalani dalam masalah Covid ya. Untung orang Indonesia itu mau bergotong royong, coba kalau ndak, kita bisa lihat India waktu kejadian kayak apa. Terus saya pikir dari sisi politik dia (India) masih mengikuti pemerintahan yang namanya seperti dari Inggris, parlementer, kita kan bukan, presidensial. Hal-hal seperti ini mengerti kah anak muda, politik itu,” tambahnya.
(cip)