Ato' Ismail Jabat Ketua Umum DPP Eksponen Alumni HMI Pro Jokowi-Amin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rapat Pengurus DPP Eksponen Alumni HMI Pro Jokowi-Amin menetapkan Ato' Ismail sebagai Ketua Umum dan Judilhery Justam sebagai Ketua Dewan Penasehat.
Ato', panggilan akrab Ketum baru ini, menyatakan akan menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Ia menyatakan bahwa selama kepemimpinannya akan terus mengawal pemerintahan Jokowi-Amin hingga selesai.
"Kami akan mengawal Jokowi-Amin hingga masa jabatannya berakhir," kata Ato'.
Sementara itu, Judil menyebutkan, terpilihnya pengurus baru ini merupakan bagian regenerasi di tubuh Eksponen Alumni HMI Pro Jokowi-Amin. "Biar lebih lincah gerakannya. Sehingga hasilnya bisa lebih efektif," ujarnya.
Ia mengharapkan, Eksponen Alumni HMI Pro Jokowi-Amin bisa memainkan peranannya lebih maksimal. Judil juga mengharapkan keislaman dan keIndonesiaan bisa berjalan bersamaan. Sebab, lahirnya bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan panjang para pejuang kemerdekaan. Perjuangan yang mengorbankan waktu, tenaga, harta dan jiwa. Para pejuang itu terdiri dari tokoh berbagai agama.
"Jadi jangan mempertentangkan antara agama Islam dan kebangsaan. Apalagi sampai ada Islamophobia," tuturnya.
Ato', panggilan akrab Ketum baru ini, menyatakan akan menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Ia menyatakan bahwa selama kepemimpinannya akan terus mengawal pemerintahan Jokowi-Amin hingga selesai.
"Kami akan mengawal Jokowi-Amin hingga masa jabatannya berakhir," kata Ato'.
Sementara itu, Judil menyebutkan, terpilihnya pengurus baru ini merupakan bagian regenerasi di tubuh Eksponen Alumni HMI Pro Jokowi-Amin. "Biar lebih lincah gerakannya. Sehingga hasilnya bisa lebih efektif," ujarnya.
Ia mengharapkan, Eksponen Alumni HMI Pro Jokowi-Amin bisa memainkan peranannya lebih maksimal. Judil juga mengharapkan keislaman dan keIndonesiaan bisa berjalan bersamaan. Sebab, lahirnya bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan panjang para pejuang kemerdekaan. Perjuangan yang mengorbankan waktu, tenaga, harta dan jiwa. Para pejuang itu terdiri dari tokoh berbagai agama.
"Jadi jangan mempertentangkan antara agama Islam dan kebangsaan. Apalagi sampai ada Islamophobia," tuturnya.
(abd)