Survei LSI: Belum Ada Capres Premium Punya Elektabilitas di Atas 25%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 , sejumlah nama tokoh mulai dikaitkan akan menjadi calon presiden (Capres ). Sayangnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melihat belum ada satu sosok pun yang bisa menjadi Capres premium.
"Belum ada capres premium. Jadi dua tahun lebih menjelang pilpres belum ada capres yang kita kategorikan premium," ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi dalam paparan surveinya, Kamis (17/6/2021).
Capres premium yang dimaksud dalam hal ini adalah capres yang memiliki elektabilitas berada di angka di atas 25%. Angka 25% ini diambil dengan kemungkinan Pilpres 2024 ini paling banyak diikuti oleh empat Capres.
Merujuk hasil survei lembaganya terhadap sembilan nama tokoh, Adjie menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih unggul dengan 23,5%. "Yang paling mendekati hanya Prabowo Subianto di angka 23,5 persen," katanya.
Survei ini menggunakan sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar 2,9%. pengambilan survei ini dilakukan pada 27 Mei-4 Juni 2021 di 34 provinsi dengan metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun, untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden.
"Belum ada capres premium. Jadi dua tahun lebih menjelang pilpres belum ada capres yang kita kategorikan premium," ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi dalam paparan surveinya, Kamis (17/6/2021).
Capres premium yang dimaksud dalam hal ini adalah capres yang memiliki elektabilitas berada di angka di atas 25%. Angka 25% ini diambil dengan kemungkinan Pilpres 2024 ini paling banyak diikuti oleh empat Capres.
Merujuk hasil survei lembaganya terhadap sembilan nama tokoh, Adjie menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih unggul dengan 23,5%. "Yang paling mendekati hanya Prabowo Subianto di angka 23,5 persen," katanya.
Survei ini menggunakan sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar 2,9%. pengambilan survei ini dilakukan pada 27 Mei-4 Juni 2021 di 34 provinsi dengan metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun, untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden.
(kri)