Kasus Covid-19 Meningkat, Epidemiolog UI: Masih Teringat Bayangan Banyak Orang Antre RS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 pascalibur panjang Lebaran menyebabkan tingkat keterisian rumah sakit di sejumlah daerah mengalami lonjakan. Bahkan, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet pun terpaksa menambah kapasitas tempat tidurnya.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengungkapkan hanya membutuhkan waktu enam bulan drama RS kolaps di Januari 2021 terulang kembali pada Juni 2021 ini akibat lonjakan kasus Covid-19 pascaliburan panjang.
Di akun Twitternya, Pandu mengunggah gambar tentang kedarurat pelayanan kesehatan. "Gambar di pertengahan Januari 2021. Drama terulang kembali Juni 2021. Hanya 6 bulan, masih teringat bayangan tentang banyak orang yang antre RS dan antre pemakaman. Kita perlu mawas diri untuk fokus pada upaya kendalikan pandemi dengan strategis, butuh Renstra Nasional," ungkap Pandu lewat media sosial pribadinya, Kamis (17/6/2021).
Pandu mengatakan, lonjakan kasus yang sangat tinggi dipengaruhi oleh perilaku manusia dan karakteristik virus yang sudah bermutasi. Apalagi, saat ini virus baru Covid-19 varian Delta telah menyebar di beberapa wilayah Indonesia. "Lonjakan yg sangat tinggi dipengaruhi oleh perilaku manusia dan karakteristik virus yang sudah bermutasi."
Pandu juga mengingatkan bahwa mutasi virus berpotensi berdaya tular yang sangat tinggi serta meningkatkan risiko Covid-19 berat dan mematikan. "SarsCov2 akan terus bermutasi, potensial menjadi lebih berdaya tular tinggi dan meningkatkan risiko covid berat dan mematikan," tegasnya.
Kata Pandu, upaya yang bisa dilakukan salah satunya dengan vaksinasi. Dia mengatakan semua jenis vaksin masih dapat melindungi dari varian Covid-19. "Semua jenis vaksinasi masih dapat melindungi. Orang sudah divaksinasi tetap lebih rendah risiko untuk alami kematian. Segera Vaksinasi."
Menurut Pandu, sejarah bisa berulang, gelombang kedua pandemi di Indonesia potensial lebih tinggi dan akan lebih mematikan. "Hanya satu paket intervensi pilihan: genjot Vaksinasi, lakukan Tes-Lacak-Isolasi yang optimal, dan pengetatan kegiatan penduduk. Harus bisa!" tegas Pandu.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengungkapkan hanya membutuhkan waktu enam bulan drama RS kolaps di Januari 2021 terulang kembali pada Juni 2021 ini akibat lonjakan kasus Covid-19 pascaliburan panjang.
Di akun Twitternya, Pandu mengunggah gambar tentang kedarurat pelayanan kesehatan. "Gambar di pertengahan Januari 2021. Drama terulang kembali Juni 2021. Hanya 6 bulan, masih teringat bayangan tentang banyak orang yang antre RS dan antre pemakaman. Kita perlu mawas diri untuk fokus pada upaya kendalikan pandemi dengan strategis, butuh Renstra Nasional," ungkap Pandu lewat media sosial pribadinya, Kamis (17/6/2021).
Pandu mengatakan, lonjakan kasus yang sangat tinggi dipengaruhi oleh perilaku manusia dan karakteristik virus yang sudah bermutasi. Apalagi, saat ini virus baru Covid-19 varian Delta telah menyebar di beberapa wilayah Indonesia. "Lonjakan yg sangat tinggi dipengaruhi oleh perilaku manusia dan karakteristik virus yang sudah bermutasi."
Pandu juga mengingatkan bahwa mutasi virus berpotensi berdaya tular yang sangat tinggi serta meningkatkan risiko Covid-19 berat dan mematikan. "SarsCov2 akan terus bermutasi, potensial menjadi lebih berdaya tular tinggi dan meningkatkan risiko covid berat dan mematikan," tegasnya.
Kata Pandu, upaya yang bisa dilakukan salah satunya dengan vaksinasi. Dia mengatakan semua jenis vaksin masih dapat melindungi dari varian Covid-19. "Semua jenis vaksinasi masih dapat melindungi. Orang sudah divaksinasi tetap lebih rendah risiko untuk alami kematian. Segera Vaksinasi."
Menurut Pandu, sejarah bisa berulang, gelombang kedua pandemi di Indonesia potensial lebih tinggi dan akan lebih mematikan. "Hanya satu paket intervensi pilihan: genjot Vaksinasi, lakukan Tes-Lacak-Isolasi yang optimal, dan pengetatan kegiatan penduduk. Harus bisa!" tegas Pandu.
(zik)